Review Film Broker: Kisah Human Trafficking Tapi Heartwarming

Konten Media Partner
15 Juni 2022 13:02 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Film Korea dari Festival Film Cannes mengenai tindak kriminal dan kasih sayang, di mana beberapa orang disatukan menjadi "keluarga" yang mencari rumah untuk bayi terlantar.

ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Awareness terhadap Film Korea mulai naik sejak tayangnya Parasite tahun 2019 lalu. Untuk tahun 2022 ini, siap-siap mendapat lebih banyak film Korea berkualitas. Salah satunya adalah Broker yang lucunya justru digarap oleh sutradara Jepang, Hirokazu Kore-eda.
Poster film Broker.
Tidak ada yang membuat film tentang keluarga seperti Hirokazu Kore-eda, baik itu keluarga biologis atau kelompok sementara yang disatukan oleh keadaan dan kebutuhan. Empat tahun setelah menang penghargaan Palme d'Or di Cannes Film Festival lewat film Shoplifters, tentang sekelompok pencuri kecil-kecilan, Kore-eda kembali dengan film tentang orang-orang yang melanggar hukum karena tersingkirkan (dihakimi) oleh masyarakat.
Still dari film Broker.
Premis cerita film ini sebenarnya sangat simple, disampaikan dari sudut pandang Sang-hyeon (Song Kang-ho). Sang-hyeon adalah pemilik binatu dan sukarelawan di gereja tempat temannya, Dong-soo (Gang Dong-won), bekerja. Namun, diam-diam, keduanya menjalankan bisnis ilegal: human trafficking.
ADVERTISEMENT
Mereka, secara spesifik, memperdagangkan bayi yang ditelantarkan di gereja mereka. Modus operandinya, mereka mengambil bayi dari kotak bayi gereja, menghapus rekaman CCTV, dan kemudian menjualnya di pasar gelap adopsi,.
Awalnya "bisnis" itu berjalan lancar bagi Sang-hyeon dan Dong-soo, Namun, segalanya berubah ketika seorang ibu muda, So-young (IU), menangkap basah keduanya hendak menjual bayi yang ia telantarkan. Tak ingin bayinya dijual dan diadopsi oleh orang tua sembarangan, So-young memutuskan menemani Sang-hyeon dan Dong-soo mencari orang tua untuk anaknya. Di saat bersamaan, tanpa disadari ketiganya, dua detektif bernama Soo-jin (Bae Doona) dan Lee (Lee Joo-young) mengincar mereka untuk menghentikan praktik perdagangan bayi.
Sekilas, dari premisnya, Broker akan menjadi film yang melodramatis. Kenyataannya berbeda 180 derajat. Broker adalah road trip movie yang heartwarming dan wholesome, walaupun bisa terasa sentimentil juga. Dari kisahnya, penonton akan belajar banyak hal mulai dari soal parenting hingga isu penelantaran bayi.
Sutradara Hirokazu Kore-eda.
Kore-eda mencoba menunjukkan sisi lain dari penelantaran dan perdagangan bayi. Seperti perdebatan pro-choice dan pro-life yang tengah berlangsung di Amerika, ada alasan, motivasi, trauma di balik hal-hal tersebut yang terkadang terlalu cepat dihakimi oleh publik.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, Kore-eda menampilkan Sang-hyeon dan Dong-soo bukan sebagai penjahat kelas teri. Meski apa yang mereka lakukan salah secara hukum, aksi mereka dilandasi kekhawatiran anak-anak yang ditelantarkan berakhir di broken family. Keuntungan finansial hanyalah bonus bagi mereka yang sehari-harinya bertahan hidup dengan pemasukan seadanya dari pelayanan gereja dan binatu.
Contoh lain adalah alasan So-young menelantarkan anaknya. Ia paham bahwa menelantarkan anak akan memposisikan dirinya sebagai ibu yang tak bertanggung jawab. Namun, sejak awal, ia memang tidak ingin (dan belum siap) menjadi ibu. Anak yang lahir dari rahimnya,Woo-sung, adalah dampak dari masalah yang ia hadapi. Kasus So-young tidak sesimple "Don't have a baby if you're going to abandon it" yang disampaikan para detektif kepada dirinya.
ADVERTISEMENT
Nah, para detektif menjadi representasi publik di film ini. Mereka ditampilkan Kore-eda sebagai perwujudan apa yang dianggap common sense dan bermoral di masyarakat. Development karakter mereka, yang salah satunya diiringi lagu Wise Up (Aimee Mann), adalah upaya Kore-eda menunjukkan bahwa pemikiran yang kaku pun bisa diubah jika memang ada upaya berempati dan berpikiran terbuka
Semua momen dan dinamika tersebut muncul secara alami dengan gaya khas Kore-eda. Tak hanya penuh sentuhan manis dan lembut, tetapi juga punya spontantinatas emosional yang bisa terasa formulaic di tangan sutradara yang kurang berpengalaman.
Salah satu momen stand out di film ini adalah saat para karakter utama naik kincir ria. Di momen itu, So-young dan Dong-soo sharing akan masalah mereka masing-masing sekaligus mempertimbangkan kemungkinan bahwa mereka lah yang bisa memberikan Woo-sung masa depan lebih baik. Di tangan Kore-eda, momen itu menjadi sangat heartwarming dan memberi pencerahan ke para tokoh Broker.
IU/Lee Ji-eun yang terkenal di dunia K-Pop berhasil memberikan performance yang sangat baik.
Karakter-karakter di film ini sadar tidak ada penghapus ajaib untuk menghilangkan segala kesalahan dan masalah mereka secara mudah. Tapi, mereka tahu bahwa selalu ada kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa diambil, tak terkecuali soal masalah parenting. Akhir dari film ini adalah sebuah pesan soal kemurahan hati, keyakinan, optimisme, serta fakta bahwa parenting bukanlah proses yang menutup diri dari segala pengaruh internal maupun eksternal.
ADVERTISEMENT
Study tersebut tidak mungkin akan seefektif itu tanpa acting yang baik. Song Kang-ho, yang memenangkan aktor terbaik untuk film ini di Festival Film Cannes, jelas yang paling stand out dengan aktingnya yang kebapakan. Walau begitu, akting aktor-aktris lainnya tak bisa diremehkan.
Gang Dong-won (Temptation of Wolves), Bae Doona (Kingdom), bahkan IU/Lee Ji-eun yang sudah terkenal di dunia K-pop, tampil apik . Masing-masing memberikan acting yang eksplosif layaknya highlight-highlight Best Actor/ Acteress di Academy Awards. Mereka sukses memerankan karakter yang kompleks lewat penekanan ekspresi, intonasi, dan gerak tubuh.
Sang aktor veteran Song Kang-ho layak memenangkan penghargaan Aktor Terbaik di Festival Film Cannes.
Last but not least, perlu disampaikan bahwa film ini pun dibuat dengan penuh cinta di departemen teknis. Broker mendapat manfaat dari alur yang mengalir dari pengeditan Kore-eda, dilengkapi soundtrack melodi oleh Jung Jae-il yang membentang dari akustik hingga orkestra. Selain itu, visual sederhana dari sinematografer berbakat Hong Kyung-pyo (Parasite, Snowpiercer) — benar-benar memberikan vibe spesifik untuk setiap scene.
ADVERTISEMENT
Akhir kata, Broker adalah film yang dijamin akan membuat kamu akan merasa wholesome dan mungkin sedikit mewek di akhir film. Kore-eda telah membuat sebuah karya ensemble yang apik dari awal hingga akhir, dimulai dengan lambat, ditarik dengan lembut lewat kisah road trip, lalu diakhiri dengan konklusi yang memuaskan.
Broker mulai tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini, 15 Juni 2022.
Isaac William Jefferson Mandagie
.