Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Review Film Don't Look Up: Mentertawai Cara Kepala Negara Menangkal Bencana
30 Desember 2021 20:08 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Film Don't Look Up adalah cara sutradara Adam Mckay menyutradarai full cast ensemble seperti Leonardo DiCaprio dan Jennifer Lawrence untuk mentertawai (jika tidak ingin dikatakan memparodikan) cara berbagai negara menangkal bencana besar.
ADVERTISEMENT
Dari awal hingga akhir film, penonton dijejali situasi-situasi yang terasa surreal namun sejatinya sungguh-sungguh real. Don't Look Up secara apik memotret betapa tidak kompetennya pemerintah ketika bencana datang di saat kepentingan-kepentingan politik dan finansial menghadang.
Kami sendiri menganggap film ini sebagai dua hal. Hal pertama, Don't Look Up adalah Dr. Strangelove: How I Learned To Stop Worrying and Love The Bomb-nya Abad 21. Feelnya begitu mirip di mana problem penangkalan bencana diperlihatkan dengan Amerika sebagai peraganya. Bedanya, ketika film Dr. Strangelove memperlihatkan Amerika tidak becus menangkal ancaman nuklir, Don't Look Up bicara soal Amerika versus komet.
Hal kedua, Don't Look Up adalah kebalikan total dari Armageddon. Pada film garapan Michael Bay itu, Amerika dengan segala kekuatan dan sumber dayanya mengirim a band of misfits untuk menghancurkan asteroid yang akan menghajar bumi. Amerika tampil begitu heroik di situ sementara di Don't Look Up mereka tampil bak badut.
Memiliki durasi kurang lebih 2,5 jam, kisah Don't Look Up dibuka dari keberhasilan kandidat PhD Kate DiBiasky (Jennifer Lawrence) menemukan komet baru via teropong Subaru. Temuan itu otomatis langsung ia tunjukkan kepada professornya, Randall Mindy (Leonardo DiCaprio), yang langsung menggelar pesta untuk merayakan penemuan Kate. Randall bahkan menamai komet itu "DiBiasky".
ADVERTISEMENT
Pesta tidak berlangsung lama. Ketika Randall menghitung lintasan komet 'DiBiasky', ia mendapati fakta mengerikan. Berdasarkan perhitungannya, DiBiasky bukannya akan melintasi bumi, tetapi menghajar bumi. Panik, Randall dan Kate langsung menghubungi NASA dan Gedung Putih, mendorong mereka segera mengambil sikap karena DiBiasky akan menghantam bumi dalam 6 bulan.
Reaksi NASA dan Pemerintah Amerika di luar dugaan Randall dan Kate. Bukannya panik soal datangnya komet raksasa, Pemerintah Amerika malah sibuk memikirkan pemilu. Tidak berhenti di situ, Presiden Orlean (Meryl Streep) dan putranya, Chief of Staff Jason Orlean (Johan Hill) pun menganggap Randall dan Kate lebay. Gara-garanya, menurut mereka, skenario kiamat sudah terlalu sering mereka dengar dan nyatanya bumi "baik-baik" saja.
Tidak terima dengan sikap Amerika, Randall dan Kate mencoba membawa isu kiamat tersebut ke talk show televisi. Harapannya, publik akan melek dan mendesak Presiden Orlean bersikap. Unsuprisingly, upaya mereka mental. Publik tak begitu peduli dengan isu kiamat yang dibawa Randall dan Kate. Mereka lebih peduli putusnya hubungan pop star Riley Bina (Ariana Grande) dengan kekasihnya. Suram.
ADVERTISEMENT
Situasi kain rumit ketika Amerika lebih memilih untuk mendengarkan taipan Peter Isherwell (Mark Rylance), pemilik perusahaan teknologi BASH Inc. Bermodal kekayaan melimpah dan tim riset pribadi, Isherwell menyakini ada "keuntungan" yang bisa diambil Amerika dari komet DiBiasky. Di titik tersebut, segala upaya Randall dan Kate tak lagi digubris Pemerintah Amerika.
Seperti yang dikatakan di awal, segala elemen yang hadir di Don't Look Up adalah potret cara pemerintahan berbagai negara menangkal bencana. Gilanya, potret yang diberikan cukup akurat dan possible, bahkan dengan segala hal absurd yang ditambahkan oleh Adam McKay. Sial bagi Amerika, mereka kembali menjadi peraga walaupun gak bisa dipungkiri bahwa banyak hal gila terjadi di sana beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Para peneliti yang hendak mengajukan riset semiotika atas film ini, they will have a really good time. Tidak sulit mengaitkan peristiwa di Don't Look Up dengan apa yang terjadi di kenyataan, bahkan ketika disempitkan ke Amerika saja. Sebagai contoh, ketika Randall memperingatkan Presiden Orlean untuk segera merespon kedatangan komet DiBiasky, sang Presiden malah sibuk memikirkan elektabilitasnya dan mengesampingkan ancaman yang ada.
Hal tersebut mirip dengan respon mantan Presiden Amerika Donald Trump ketika merespon pandemi COVID-19. Hadir di saat dia bersiap untuk Pilpres Amerika 2020, Donald Trump menyepelekan segala hal tentang COVID-19 demi menjaga dukungan kelompok konservatif. Maklum, kelompok konservatif didominasi mereka yang tak percaya COVID-19 atau bahkan fungsi masker.
Contoh lain, saat Randall memperingatkan bahwa usia Bumi hanya tinggal enam bulan menjelang kedatangan komet Dibiasky, Presiden Orlean menganggapnya lebay. Ia bahkan mempertanyakan kajian ilmiah Randall yang gilanya sudah menjalani peer-review. Hal itu, lagi-lagi, mirip Trump yang tidak mempercayai Global Warming, bahkan ketika hal tersebut memicu kebakaran besar di Amerika.
ADVERTISEMENT
Dari cara penggambarannya, jelas Presiden Orlean menjadi representasi dari Donald Trump. Pola pikirnya yang simple-minded dan short-sighted menggambarkan betul gaya pemerintahan presiden satu periode itu. Orlean pun, seperti Trump, tak ragu memelintir fakta ketika hal tersebut tak berpihak kepadanya.
Parodi tokoh-tokoh ring 1 Amerika tak berhenti di Orlean. Jason Orlean jelas-jelas representasi dari Jared Kushner, menantu Trump yang ia tempatkan di pemerintahan sebagai Chief Senior Advisor. Randall, yang kerap diacuhkan, adalah representasi dari Anthony Fauci yang merupakan penasihat Amerika selama pandemi COVID-19.
Peter Isherwell tak bisa dipungkiri adalah avatar para tech bros yang merasa diri mereka tidak tersentuh pemerintah seperti Jeff Bezos dan Elon Musk. Walau terlihat culun, Isherwell begitu pede dengan unproven tactics-nya untuk menyelamatkan bumi hanya karena merasa bisa, bukan karena sudah dikaji bersama-sama. Seperi Musk dan Bezos, ego Isherwell setinggi langit dengan ia menjadi pusatnya.
ADVERTISEMENT
Segala kemiripan yang ada tak pelak membuat Don't Look Up terkadang bisa terasa sangat horror. Kami jadi merasa bahwa misalkan peristiwa serupa terjadi di realita, kami akan sama-sama apesnya dengan warga dunia di Don't Look Up. Semoga saja para pemimpin dunia menonton film ini dan memandangnya bukan sebagai upaya mengolok-olok, tetapi otokritik.
Dalam "mentertawai" penanganan bencana, sutradara Adam McKay mengandalkan banyak sekali bintang tenar dalam jajaran castnya. Leonardo DiCaprio, Jennifer Lawrence, Meryl Streep, Jonah Hill, Mark Rylance, dan Ariana Grande baru beberapa di antaranya. Selain nama-nama tersebut masih ada Cate Blanchett, Timothee Chalamet, Chris Evans, Himesh Patel, Kid Cudi, Ron Pearlman, dan masih banyak lagi.
Sayangnya, banyak dari selebritas tersebut tidak dimanfaatkan betul kehadiran dan kemampuannya. Sebagian besar hanya numpang tampil dengan role yang tidak begitu signifikan. Namun, di satu sisi, jika peran mereka dimaksimalkan, Don't Look Up akan jadi terlampau panjang. Dengan peran yang serba nanggung saja, film ini sudah memakan waktu 2,5 jam yang jujur terasa terlalu lama. Ada kalanya kami merasa Adam McKay sengaja memanjang-manjangkan kisah film ini.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kekurangannya tersebut, Don't Look Up tetaplah film yang wajib ditonton. Segala kemiripannya dengan dunia nyata gak bisa dianggap enteng. One day, mungkin kita akan menghadapi bencana yang sama berbahayanya dengan komet Dibiasky. Jika itu terjadi, harapannya para kepala negara tak berpikir dengan dengkul, tetapi dengan logika dan hati. Jujur saja, kami pesimistis.