Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Review Film Encanto: Coming of Age yang Latina dan Magical
24 November 2021 12:03 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta – Disney belum kehilangan sentuhan magisnya ketika menggarap film animasi. Tahun demi tahun mereka berhasil merilis film-film animasi berkualitas di sela-sela banjir film dari ip-ip raksasa seperti Marvel dan Star Wars. Tahun ini, sudah ada tiga animasi yang mereka rilis mulai dari Raya, Luca, dan yang terbaru adalah Encanto.
ADVERTISEMENT
Seperti kebanyakan film Disney Animation akhir-akhir ini, Encanto masih mengangkat tema pencarian jati diri dan coming of age. Namun, kali ini, kisah tersebut mengambil setting Kolombia yang belum pernah disentuh Disney sebelumnya. Film animasi serupa dengan setting paling mendekati Encanto adalah Coco yang rilis di tahun 2017 dan bersetting di Meksiko.
Film Encanto disampaikan dari sudut pandang gadis berusia 15 tahun bernama Mirabel (Stephanie Beatriz). Menjadi bagian dari klan magis Madrigal, Mirabel dan keluarganya hidup tersembunyi di pedalaman pegunungan Madrigal. Di sana, mereka tinggal di sebuah rumah magis yang dibuat khusus untuk meladeni segala “keunikan” penghuninya. Salah satu contohnya adalah Adik dari Mirabel, Isabela (Diane Guerrero), yang mampu menumbuhkan bunga di manapun ia mau. Contoh lain adalah sepupu Mirabel, Camilo (Rhenzy Feliz), yang memiliki kemampuan mengubah wujudnya menjadi siapapun.
ADVERTISEMENT
Kemampuan-kemampuan unik itu dikisahkan akan termanifestasi ketika anggota keluarga Madrigal menyentuh angka 5 tahun. Anehnya, Mirabel tak kunjung memiliki kekuatan unik hingga usianya yang ke-15. Perbedaannya dibanding anggota keluarga lainnya membuat Mirabel kerap dianggap anomali, bahkan diremehkan terlepas dirinya yang ria gembira saja tanpa kekuatan super.
Segalanya berubah di hari pengungkapan kekuatan sepupunya, Antonio (Ravi-Cabot Conyers). Mirabel mendapati magis rumah keluarga Madrigal perlahan menghilang, padahal hal itu penting untuk menjaga kekuatan penghuninya. Dirinya mencoba memperingatkan anggota keluarga yang lain, namun lagi-lagi diremehkan karena dianggap berbeda dari mereka. Frustrasi, Mirabel memutuskan untuk mencari jalan keluarnya sendiri berdasarkan petunjuk-petunjuk peninggalan sepupunya, Bruno (John Leguizamo) yang menghilang sejak meramal masa depan keluarga Madrigal.
Dari sisi animasi, production quality Walt Disney Animation Studios tidak perlu diragukan lagi. Mengusung semangat “the art challenges the technology and technology inspires the art”, studio Disney terus membenahi dan mengembangkan kualitas animasinya mengikuti kemajuan teknologi. Hasilnya tak hanya animasi yang vibrant dan colorful di layar, tetapi juga terasa hidup dan joyful dalam mengiring kisah-kisah magis Encanto.
ADVERTISEMENT
Kekuatan sesungguhnya dari Encanto, yang amat sangat patut diperhatikan, sebenarnya musikalitasnya. Ditangani langsung oleh salah satu masternya, Lin Manuel Miranda, Encanto sukses membuat kami (figuratively) berdansa sepanjang film. Openingnya yang magis dan sublime adalah salah satu highlight-nya, sangat khas karya Lin Manuel Miranda yang belum lama ini menggarap film dengan musik-musik yang catchy dan snappy di In the Heights.
Encanto juga memberikan kesempatan pada jajaran cast-nya untuk unjuk suara. Beatriz, yang tampil ecletic memerankan Mirabel, pun alumni In the Heights. Ketika tidak bernyanyi, jajaran cast Encanto tak lupa memberikan performance yang charming. Sebagai contoh John Leguizamo selaku pemeran Bruno bisa mengkombinasikan humor, charm, dan kepedihan mengingat dirinya adalah anggota keluarga Madrigal yang terbuang, dianggap pembawa sial karena premonisi-premonisi pesimistisnya.
ADVERTISEMENT
Sisi audio visual yang stellar itu akan percuma jika Encanto tidak memiliki kisah yang sama engaging-nya. Untungnya, Disney masih konsisten menghadirkan kisah yang tidak hanya menghibur, tetapi juga membetot emosi. Di balik setting magical dan Latina-nya, Encanto adalah kisah coming of age dan family relationship yang realistis dan relatable. Banyak remaja pasti pernah merasakan apa yang Mirabel rasakan, perasaan “terbuang”.
Sepanjang film, hati akan diobok-obok lewat perjuangan Mirabel melawan keterasingan itu, membuktikan bahwa ia masih bagian dari keluarga Madrigal. Ia peduli terhadap keselamatan anggota keluarganya terlepas apa yang telah mereka lakukan ke dirinya. Adapun pesan yang hendak ditekankan adalah untuk menjadi bagian dari sebuah komunitas atau keluarga, kita tidak harus selalu pas dengan ekspektasi yang dipasang. Masing-masing dari diri kita, dalam hal ini diwakili Mirabel, itu spesial walau tanpa kekuatan super sekalipun.
ADVERTISEMENT
Overall, Encanto berhasil menyihir kami lewat audio, visual, dan narasinya yang joyful, charming, namun sesekali bisa heart-wrenching. Di bawah tangan dingin sutradara Byron Howard dan Jared Bush, diiringi sentuhan-sentuhan musical Lin Manuel Miranda, Encanto hadir sebagai drama keluarga dan coming age yang patut ditonton para remaja. Setting dan budaya Kolombia-nya, tak bisa dipungkiri, adalah nilai tambah tersendiri.
ASTRI, ISTMAN