Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Review Film Ivanna: Ketika Sutradara Slasher Mengupgrade Danur Universe
19 Juli 2022 12:59 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Jika harus menyebutkan apa film franchise asal Indonesia yang bisa menandingi prodk Hollywood, maka kami tak akan ragu untuk memilih franchise Danur . Setelah film Danur yang rilis tahun 2017, franchise tersebut sudah menelurkan dua sekuel dan tiga spin-off yang semanya diambil dari materi novel-novel Risa Saraswati. Tak bisa dipungkiri, karya Risa yang kaya akan berbagai karakter-karakter hantu memang potensial dikembangkan menjadi semesta sinematik tersendiri.
ADVERTISEMENT
Upaya ekspansi semesta Danur sempat terhambat karena pandemi. Nah, karena sekarang pandemi relatif terkendali, franchise Danur kembali bangkit lewat spin-off baru. Dengan judul film Ivanna , spin-off tersebut menawarkan sesuatu yang beda dari film Danur universe lainnya.
Formula Baru Franchise Danur
Pada suatu hari, keasyikan kami dalam mengamati keributan di linimasa media sosial terhenti ketika melihat salah satu akun kanal hiburan film menayangkan sebuah trailer film horor terbaru. Sebelumnya, kami tidak begitu tertarik dengan cuplikan filmnya. Segalanya berubah ketika kami membaca bagian keterangannya. Ada satu bagian yang membuat kami terhenyak, bagian itu adalah "disutradarai oleh Kimo Stamboel".
Satu nama tersebut cukup menumbuhkan gairah untuk mencoba produk terbaru semesta Danur. Meskipun franchise Danur selama ini tergolong sukses secara finansial, harus diakui keberhasilannya berkat formula film yang generik (ala MCU, uhuk, uhuk!). Ceritanya kerap tentang seorang anak yang bisa melihat hantu dan menjadi teman mereka kemudian melawan hantu yang lebih jahat. Tambahkan jump scare hingga, maka jadilah produk semesta Danur.
Adanya nama Kimo Stamboel membuat kami penasaran soal apa yang akan ia perbuat ke franchise Danur lewat film Ivanna.
ADVERTISEMENT
Setelah perilisan film Rumah Dara yang dianggap sebagai tonggak film slasher Indonesia modern bersama kolaboratornya, Timo Tjahjanto, genre slasher seakan menjadi trademark Kimo. Setelah berpisah usai menggarap film aksi Headshot, Kimo Stamboel mulai mengarahkan film yang lebih bisa diterima oleh pasar mainstream. Meski sempat dianggap kehilangan sentuhan di film solo pertamanya, Dreadout, ciri khasnya kembali muncul di film Ratu Ilmu Hitam (RIH).
Bagaimana dengan Ivanna? Untungnya ciri khas itu bertahan. Kimo Stamboel menunjukkan betapa potensialnya franchise Danur beberapa tahun mendatang jika mendapat direksi yang lebih segar.
Ivanna= Danur Rasa Rumah Dara
Sekelompok orang (bisa diisi dengan sebuah keluarga atau teman-teman) datang ke sebuah rumah misterius yang menyimpan rahasia kelam. Karena rasa penasaran yang dimiliki para karakternya, mereka memutuskan untuk menelusuri isi rumah itu lebih jauh. Apa yang terjadi selanjutnya adalah pertumpahan darah antara mereka dengan sosok misterius (bisa manusia atau roh jahat). Tambahkan adegan tubuh terpotong-potong, darah muncrat di sana-sini, serta ending di mana orang yang selamat pergi dengan bersimbah darah.
ADVERTISEMENT
Terasa familiar?
Jika kalian sering menonton film-film horor, maka cerita tersebut bisa anda temukan di beberapa film slasher klasik seperti Evil Dead dan The Texas Chainsaw Massacre hingga produk modern seperti The Cabin in the Woods. Di Indonesia, terdapat beberapa judul yang mengangkat cerita serupa seperti Rumah Dara dan Ratu Ilmu Hitam. Seperti disebutkan di awal, kedua judul tersebut disutradarai oleh Kimo Stamboel.
Ivanna imengangkat cerita serupa yakni kisah dua saudara, Ambar (Caitlin Halderman) dan Dika (Jovarel Callum), yang pindah ke panti jompo pimpinan Agus (Shandy William) dan pacarnya Rina (Taskya Namya). Panti jompo tersebut dihuni tiga lansia: Nenek Ani (Yati Surachman), Kakek Farid (Yayu Unru), serta Oma Ida (Rina Hassim) yang kedatangan cucunya, Arthur (Junior Roberts).
ADVERTISEMENT
Sejak masuk ke panti jompo itu, Ambar dan Dika sudah merasakan hal yang tidak beres. Ketegangan memuncak setelah mereka menemukan patung tanoa kepala di ruang bawah tanah panti. Dari situ, teror demi teror dimulai yang mengarah pada rahasia hidup Ivanna van Dijk (Sonia Alyssa), gadis Belanda yang dipenggal oleh tentara Jepang.
Ah ya, karena Ivanna bagian dari semesta Danur yang berisi orang-orang berkekuatan paranormal, maka yang memegang tongkat estafet kemampuan khusus tersebut adalah Ambar. Ialah yang akan menguak rahasia dibalik panti jompo dan kisah Ivanna van Dijk.
Hal yang paling berubah dari Ivanna dibandingkan film Danur lainnya adalah perpindahan dari Supernatural Horror ke Slasher. Berbeda dengan film Danur lainnya yang mengandalkan jumpscare, Ivanna lebih banyak mengumbar darah dan potongan tubuh. Ivanna membuat teror yang ditimbulkan oleh hantunya lebih menakutkan karena memiliki kemampuan untuk mengancam hidup tokoh-tokohnya secara physical dan visceral, sedangkan hantu-hantu di Danur tugasnya lebih banyak mengagetkan penonton.
ADVERTISEMENT
Teror Ivanna sedikit banyak dibantu pergerakan kamera dan efek khusus dari Kimo untuk menggambarkan dunia yang berbeda lewat mata Ambar. Adegan slasher, misalnya, didukung oleh pencahayaan film yang secara terang-terangan menunjukkan darah dan potongan tubuh ala Rumah Dara. Harus diakui, terkadang gaya gore yang ditampilkan terasa over-the-top yang pasti akan memuaskan para penggemar film Kimo dan Timo.
Tak pelak bisa dikatakan Ivanna adalah sebuah upgrade untuk seri Danur dan filmografi Kimo Stamboel selepas berpisah dari Timo. Kimo dapat membawa seri Danur ke arah baru dibandingkan tampil generik seperti di lima produk sebelumnya. Kami harap para produser akan datang membawa kertas kontrak bagi Kimo untuk menyutradarai seri Danur selanjutnya.
LUTHFI ADNAN
ADVERTISEMENT