Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Review Film Last Night in Soho: Paket Lengkap dari Edgar Wright
3 November 2021 8:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Setelah bertahun-tahun membuat film komedi dan mengeksplorasi berbagai macam genre, akhirnya Edgar Wright membuat film horor-thriller berjudul Last Night in Soho dengan mengajak Anya Taylor-Joy dan Thomasin McKenzie di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Memiliki plot yang sangat unik, Ellie (Thomasin McKenzie) membawa kita ke Soho pada tahun 60an lewat sesosok Andie (Anya Taylor-Joy) yang entah bagaimana secara spiritual saling terkoneksi satu sama lain.
Meski dibawa ke arah horor-thriller, Edgar Wright tetap menyelipkan dialog-dialog komedi yang dibungkus dengan satire. Misalnya, seperti bagaimana obrolan ringan antara Ellie dengan teman sekamarnya seakan-akan menyinggung anak muda zaman sekarang yang berusaha untuk berkompetisi bahwa hidupnya paling malang di antara yang lain supaya mendapatkan perhatian dari orang sekitar.
Bisa dibilang, keseluruhan cerita ini merupakan sebuah social commentary terhadap anak-anak muda yang sangat berusaha untuk menjadi orang lain untuk bisa mengejar harapan dan mimpinya.
Storytelling film ini dibawakan sedikit mirip dengan Cruella, ditambah dengan penggunaan kota London pada tahun 1960an. Tulisan Edgar Wright terbilang sangat bagus terlihat dari bagaimana sepanjang film kita benar-benar dibuat menduga-duga apakah Ellie berhalusinasi atau memang dihantui secara supranatural?
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, apapun pilihan yang diambil, film ini berhasil membawa kita merasakan apa yang Ellie rasakan, desperately need help.
Sinematografi yang sangat Edgar Wright sekali ini tetap terlihat sangat berkelas meski diaplikasikan ke dalam film horor. Salah satunya ketika adegan berdansa berganti-ganti peran antara Ellie dengan Sandie yang dilakukan dengan one take.
Edgar Wright terlihat banyak mengadaptasi Suspiria sebagai referensi visual utamanya. Ia juga membawa beberapa elemen Repulsion-nya Roman Polanski ke dalam film ini. Tidak heran, meskipun berada di level supranatural, ketegangan-ketegangan yang dibawakan berada di level psikologis.
Pemilihan soundtrack di dalam film ini sangatlah khas dan tepat, seperti yang dilakukan Edgar Wright pada film Baby Driver atau Scott Pilgrim vs. the World.
ADVERTISEMENT
Last Night in Soho bisa jadi alternatif untuk menonton film horor-thriller dengan gaya Edgar Wright di dalamnya.