Konten Media Partner

Review Film 'SIN', Drama Romantis yang Ceritanya Kurang Tergali

14 Oktober 2019 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Film SIN (Foto: Falcon Pictures)
zoom-in-whitePerbesar
Film SIN (Foto: Falcon Pictures)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Film SIN menjadi salah satu film Indonesia terbaru yang tayang di bioskop sejak 10 Oktober lalu yang diangkat dari novel berjudul sama, karya Faradita yang rilis pada 2017 lalu.
ADVERTISEMENT
Diangkat dari sebuah novel yang cukup tebal, menjadi kelebihan sekaligus kelemahan dari film yang dibintangi oleh Mawar Eva De Jongh dan Bryan Domani ini.
Kelebihannya, adegan romantis antara Metta (Mawar Eva De Jongh) dan Raga (Bryan Domani) bisa digambarkan dengan cukup banyak dan menjadi kekuatan film ini.
Karena diangkat dari novel pula, maka konflik utama film ini cukup kuat, di mana akhirnya terungkap fakta bahwa Metta adalah adik dari Raga.
Mawar Eva De Jongh dan Bryan Domani (Foto: Falcon Pictures)
Sayangnya, konflik yang cukup kuat tersebut kurang tergali latar belakangnya dan membuat penyelesaian konflik dalam film ini terasa kurang mengena.
Durasi yang hanya 1 jam 40 menit membuat beberapa karakter yang punya peran dalam penyelesaian konflik, tidak tergali background story-nya.
ADVERTISEMENT
Setidaknya motif dari beberapa tokoh dalam adegan-adengan terakhir yang akan menuju penutup film, tidak digambarkan dengan baik dan terkesan tiba-tiba hadir di ending sebagai penyelesai konflik utama.
Memang, plot twist yang disajikan cukup tidak tertebak, namun kurangnya pendalaman pada karakter yang ada dalam plot twist tersebut membuat plot twist yang ada kurang membuat penonton kaget dan tercengang.
Selain pendalaman karakter yang kurang, satu hal yang cukup mengganggu dalam film SIN ini adalah akting dari Hans de Kraker yang tidak cukup bagus, ditambah lagi dengan kendala bahasa yang dimiliki.
Aktor Jeremy Thomas juga kurang mendapat porsi yang banyak, dan hubungannya dengan karakter lain juga tidak digambarkan dengan cukup, sehingga membuat perannya dalam cerita kurang berdampak.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari beberapa kekurangan tersebut, film SIN masih bisa dinikmati sebagai hiburan, terutama bagi pencinta drama romantis yang ingin menghabiskan waktu bersama kekasih, teman, atau sahabat.
Penulis: Abdurrahman Ranala