Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Review Film Sonic The Hedgehog 2: Faster, Better, dan Stronger
3 April 2022 10:54 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch - Film Sonic The Hedgehog 2 adalah peningkatan signillllfikan dari prekuelnya. Meski masih membawa semangat "film keluarga" sebagai tone-nya, film ini melakukan pengembangan lebih jauh terhadap karakter Sonic serta dunianya yang mulai memasukkan banyak referensi dari kisah gamenya. Bagi penggemar setia game Sonic The Hedgehog, you're in for a treat.
Masih disutradarai Jeff Fowler, Sonic The Hedgehog 2 mengambil setting waktu tak lama setelah film pertamanya. Sejak berhasil mengalahkan Dr. Robotnik (Jim Carrey) dan melemparnya ke dunia penuh jamur, Sonic (Ben Schwartz) menikmati hidupnya sebagai pahlawan baru di Amerika. Tiap malam ia keliling kota dengan kecepatan supernya untuk menghentikan segala kejahatan yang ada.
ADVERTISEMENT
Situasi tersebut tak bertahan lama. Gara-garanya, Robotnik berhasil menemukan cara untuk kembali ke bumi demi membalas apa yang Sonic lakukan padanya. Ia pun tak sendirian, tetapi ditemani Knuckles (Idris Elba), prajurit terakhir klan Echidna yang memburu Sonic cilik di film pertama. Knuckles menyakini Sonic dan ibu asuhnya, Longclaw, telah menghabisi klannya yang tak pernah kembali sejak memburu mereka berdua.
Tak berhenti di situ, Knuckles juga hakul yakin Sonic tahu di mana lokasi Master Emerald, ekuivalen dari Infinity Gauntlet-nya MCU, yang menampung tujuh Chaos Emerald. Dalam perang besar di masa lampau, klan Longclaw merebut Master Emerald dari klan Knuckles yang menggunakannya untuk berperang. Knuckles khawatir permata tersebut jatuh ke tangan yang salah jika bukan ia yang menjaganya.
ADVERTISEMENT
Dengan Robotnik mendapat kompatriot baru dalam wujud Knuckles, ia menjadi makin sulit dikalahkan. Sonic terpaksa melawan mereka berdua sendirian hingga muncul bantuan dari rubah luar angkasa bernama Tails (Collen O'Shannusy). Kejar-kejaran antara Sonic, Tails, Knuckles, dan Robotnik pun dimulai.
Jika kalian familiar dengan kisah gamenya, bisa dilihat dari sinopsinya bahwa Sonic The Hedgehog 2 lebih berani mengambil berbagai hal dari source materialnya. Dibanding Sonic pertama yang lebih menekankan pada pengembangan karakter, film Sonic The Hedgehog 2 adalah world-building.
Sutradara Jeff Fowler mencoba memperluas dunia Sonic di filmnya dengan memasukkan berbagai karakter, lokasi, serta elemen kisah gamenya. Hasilnya adalah film yang di satu sisi terasa faithful dan ekspansif, di sisi lain terasa cukup berbeda dibanding gamenya.
ADVERTISEMENT
Perlu digarisbawahi, Jeff Fowler tidak asal main comot elemen dari gamenya. Ia hanya mengambil elemen-elemen yang dirasa bisa menyatu dengan kisah serta dunia yang ia buat di mana mengacu pada dunia nyata . Di game, Sonic cs hidup di dunia sepenuhnya fiktif sehingga lebih ada fleksibilitas bagi storytellernya dalam mengambil direksi-direksi yang edan. Fowler tidak memiliki "kemewahan" tersebut, namun ia sukses membuat atmosfer film ini mirip gamenya dari karakter hingga setting laga yang menguji kemampuan Sonic cs.
Kemiripan tersebut tentu terbantu juga oleh akting Ben Schwartz, Idris Elba, Collen O'Shanussy, dan Jim Carrey. Mereka memperkuat nuansa game Sonic di film ini. Khusus tiga nama pertama, mereka memerankan karakter mereka persis seperti bagaimana Sonic, Knuckles, dan Tails dideskripsikan di gamenya.
ADVERTISEMENT
Ben Schawartz, misalnya, sukses memerankan Sonic sebagai tokoh yang laid-back, adventurous, dan unstopable berkat rekam jejak komedinya yang panjang. Idris Elba, dengan pembawaannya yang tough, berhasil menampilkan Knuckles sebagai prajurit yang straight-forward dan no-non sense, persis seperti penampilan awalnya di game. Sementara Collen O'Shanussy membawakan karakter Tails sebagaimana ia mengisi suaranya selama ini di game.
Bagaimana dengan Jim Carrey? Jim Carrey being Jim Carrey. Dia membawakan Robotnik dengan gayanya sendiri yang gila. Hal ini tidak mengejutkan karena Fowler sudah memberinya kebebasan sejak film pertama. Walau begitu, perlu ditegaskan bahwa pembawaan Carrey yang gila sukses menjadikan karakter Robotnik yang nyentrik menjadi lebih hidup dibandingkan versi gamenya.
Film ini bukannya tanpa kekurangan. Salah satu kekurangan ada pada plot yang melibatkan orang tua asuh baru Sonic, Tom (James Marsden) dan Maddie (Tika Sumpter). Peran mereka terasa seperti tempelan. Dibandingkan film pertama di mana mereka berperan aktif sebagai 'rekan' dari Sonic saat melawan Robotnik, peran mereka di-downgrade menjadi penggembira saja. Mereka bahkan nyaris hilang sepanjang final battle walau bisa dimaklumi karena fokus hendak diarahkan ke Sonic, Knuckles, Tails, dan Robotnik.
Penceritaan film ini juga terkadang bisa terasa lamban yang lagi lagi karena masuknya plot Tom cs. Andai film ini tidak tanggung-tanggung mengesampingkan karakter Tom dan sepenuhnya fokus ke Sonic cs, film ini bisa lebih mirip lagi dengan game Sonic The Hedgehog 3 yang menjadi referensi utamanya.
ADVERTISEMENT
Sonic Cinematic Universe?
Di saat publisher yang mencoba-coba model cinematic universe kian sedikit, Paramount Pictures selaku publisher Sonic sepertinya masih yakin model itu tidak "eksklusif" di Disney saja. Selain menggunakannya di franchise Transformers, tampak jelas mereka juga mencoba menggunakannya di film Sonic The Hedgehog 2.
Sejak film pertama, kisah Sonic di layar lebar sudah penuh setup akan direksi-direksi yang bisa diambil di kemudian hari. Film Sonic pertama, misalnya, menaruh setup untuk kisah Chaos Emerald dan Knuckles dengan memperlihatkan perburuan Longclaw dan Sonic oleh klan Echidna.
Film Sonic kedua melakukan hal serupa, namun tidak sekedar setup ke sekuelnya, tetapi juga kisah-kisah yang bisa dijadikan film terpisah. Film Knuckles, yang pernah 'solo karir' di game berjudul Knuckles Chaotix, adalah salah satu setup yang kentara (but subtle).
Di awal film ia diperlihatkan muncul dari sebuah lokasi yang tak tampak wujudnya. Di gamenya, ia tinggal di sebuah pulau bernama Floating Island yang ternyata penuh akan misteri. Jika Paramount Pictures di kemudian hari memutuskan untuk mengeksplor kisah Knuckles, Sonic The Hedgehog 2 sudah menyiapkan fondasinya.
ADVERTISEMENT
Di game, tidak sedikit karakter-karakter Sonic yang memiliki project solo karir. Jika Paramount Pictures mau, mereka bisa memakai model MCU di mana film-film solo karakter Sonic mengarah ke event Sonic Heroes. Sonic Heroes adalah event game yang menyatukanlhkan seluruh karakter dari franchise ini dari Sonic sendiri hingga rival abadinya, Shadow The Hedgehog. Post Credit Scene Sonic The Hedgehog 2 pun memberikan indikasi tersebut yang langsung disambut teriakan penonton ketika kami mengikuti press screeningnya.
All in all, mengutip lagu Daft Punk, film Sonic The Hedgehog 2 adalah film Sonic yang Harder, Faster, Better, Stronger. Sutradara Jeff Fowler tidak hanya berhasil memadukan beberapa elemen penting dari gamenya ke dunia yang ia bangun, tetapi juga meningkatkan banyak hal yang sudah didevelop di film pertama. Hasilnya, seperti dikatakan di awal, film yang memiliki spirit gamenya baik dalam hal karakter, setting, maupun cerita (ini yang terpenting), tetapi juga memiliki pendekatannya sendiri.
ADVERTISEMENT