Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten Media Partner
Review Film Unbearable Weight of Massive Talent: Film yang Nicolas Cage Banget
20 April 2022 17:02 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Nicolas Cage memerankan Nicolas Cage di film yang Nicolas Cage banget adalah deskripsi yang paling pas untuk film The Unbearable Weight of Massive Talent. Di film garapan Tom Gormican ini, Nicolas Cage dengan segenap hati meng-embrace citra (asumsi) nyentrik dia di publik untuk kemudian menghadirkan komedi meta (self-aware) yang suskes membuat kami tertawa terpingkal-pingkal sepanjang film.
Ini bukan pertama kalinya Nicolas Cage bermain di film Meta. Dia sudah berpengalaman sebelumnya lewat film Adaptation di mana ia memerankan penulis naskah Charlie Kauffman. Lewat film itu, Charlie Kauffman, yang memang penulis sungguhan, menceritakan kesulitannya mengadaptasi buku The Orchid Thief ke film yang akhirnya mengambil jalan pintas membuat film tentang kesulitannya mengadaptasi The Orchid Thief ke film. Pusing kan?
ADVERTISEMENT
The Unbearable Weight of Massive Talent bermain di ranah yang sama, namun dengan plot yang lebih sederhana, straight forward, dan komikal.
Kisah film ini dimulai dengan menampilkan periode-periode suram Nicolas Cage (yang sungguhan terjadi) ketika ia mulai menghilang dari lampu sorot Hollywood dan lebih banyak bermain di b-movies ataupun direct to video. Padahal, di tahun 90-2000an, anggota keluarga Coppola itu bermain di banyak film bermutu dari Raising Arizona, Face Off, Con Air, The Rock, Wicker Man, National Treasure, dan masih banyak lagi.
Citra nyentrik Nicolas Cage di publik tidak membantunya untuk mendapatkan film. Meski masih memiliki banyak penggemar, dia tak lagi dianggap memiliki nilai tambah untuk mengundang penonton ke film-filmnya.
Situasi domestik Nicolas Cage tak kalah suram. Selain memiliki hutang menumpuk, yang juga sungguhan terjadi dan baru berhasil dilunasinya baru-baru ini, Nicolas Cage juga tak dihargai keluarganya. Putrinya (Lily Sheen) dan mantan istrinya (Sharon Horgan) tidak ingin berhubungan dengannya, muak dengan ego Cage yang setinggi langit tiap kali berinteraksi dengan mereka.
ADVERTISEMENT
Layaknya Rick Dalton di Once a Upon a Time in Hollywood (2019), Nicolas Cage yang putus asa akan situasinya memutuskan untuk keluar dari dunia akting sepenuhnya alias pensiun. Namun, sebelum bisa benar-benar pensiun, ada last act yang harus ia perankan dulu dengan bayaran US$1 Juta.
Last act itu adalah hadir sebagai dirinya sendiri dalam pesta ulang tahun miliarder Spanyol, Javi Guttierrez (Pedro Pascal), yang merupakan fanboynya. Saking fanboynya, Javi sampai membuat museum Nicolas Cage di rumahnya, lengkap dengan manekin sang aktor. Terharu melihat antusiasme Javi, Nicolas Cage memperlakukan Javi seperti sahabatnya sendiri. Apalagi, dirinya bakal dibayar jutaan.
Proyek pensiun yang dikira Nicolas Cage bakal mudah ternyata tidak seperti yang ia bayangkan. Seperti film The Interview, dirinya mendadak direkrut CIA untuk menginvestigasi Javi. Javi diyakini dalang di balik organisasi kriminal pelaku penculikan putri Presiden Catalonia. Nicolas Cage pun harus memilih antara membantu kepentingan CIA atau meneruskan persahabannya dengan Javi dan bekerja sama memulai proyek film comeback Cage.
Di atas naskah, film ini adalah impian semua penggemar Nicolas Cage (dan mungkin juga Cage sendiri). Seperti dikatakan sebelumnya, Nicolas Cage sepenuhnya merangkul baik persepsi tentang siapa dia sebagai seorang aktor (yang kerap dianggap nyentrik dan overacting) dan apa yang orang asumsikan tentang dia sebagai pribadi di film ini. Hal itu terlihat dari kualitas aktingnya yang sungguh prima, tidak tanggung-tanggung memerankan versi komikal dari dirinya sendiri. Tidak banyak aktor yang berhasil melakukan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal bagus The Unbearable Weight of Massive Talent tidak berhenti di Nicolas Cage, tetapi juga dari Pedro Pascal (The Mandalorian). Seperti Nicolas Cage, Pedro Pascal sangat lucu di film ini. Ia tampil menyakinkan sebagai seorang fanboy Nicolas Cage yang begitu polos dan cinta mati terhadap idolanya. Energi yang ia tampilkan begitu positif sehingga ketika dirinya dipadu-padankan dengan Nicolas Cage, hasilnya adalah hysteria yang siap bikin penonton terpingkal-pingkal.
Adegan-adegan terbaik di film ini hampir semuanya datang ketika Nicolas Cage dan Pedro Pascal hadir di frame yang sama dan itu buanyak sekali. Kedua karakter mereka saling melengkapi satu sama lain dan berbagi kecintaan terhadap sinema mulai dari menirukan adegan di film-film Nicolas Cage hingga mencoba komedi improv. Kombinasi bromance dengan chemistry awkwardness mereka menciptakan sebuah komedi yang sangat segar dan jarang ada.
Harus diakui bahwa beberapa komedi yang dihadirkan The Unbearable Weight of Massive Talent bisa terasa cringe untuk beberapa penonton. Namun, jika familiar dengan citra Cage selama ini, komedi yang dihadirkan terasa on point dan hysterical.
ADVERTISEMENT
Perlu digarisbawahi juga bahwa komedi-komedi di film ini juga sarat akan referensi ke film-film lama Nicolas Cage. Walhasil, joke yang dihadirkan akan lebih ngena bagi penonton yang familiar akan film-film Nicolas Cage. Walau begitu, hal itu bukan deal breaker karena punchline-nya bukan pada referensinya.
Meski sangat sukses menghibur kami, kami tidak bisa bilang bahwa The Unberable Weigth of Massive Talent adalah film sempurna. Sepertiga akhir film hanya sedikit menyisakan aksi yang memorable dan plot yang ada pun diselesaikan dengan tergesa-gesa.
Overall, The Unberable Weigth of Massive Talent adalah salah satu pengalaman terbaik menyaksikan Nicolas Cage. Film ini adalah petualangan tertawa terbahak-bahak, lengkap dengan hamparan referensi dari film-film signature Nicolas Cage terdahulu. Patut rasanya mengatakan film ini sebagai surat cinta Gormicon untuk ikon seperti Nicolas Cage dan kritik terhadap pembuatan film Hollywood modern. Kami tidak kaget jika The Unberable Weigth of Massive Talent akan dinikmati, dieksplorasi, dan menjadi ikonik selama bertahun-tahun yang akan datang.
ADVERTISEMENT
FATHIN