Review 'Godzilla: King of the Monsters', Pertarungan Rasa Pacific Rim

Konten Media Partner
29 Mei 2019 8:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Godzilla bangkit kembali (Foto: Warner Bros)
zoom-in-whitePerbesar
Godzilla bangkit kembali (Foto: Warner Bros)
Play Stop Rewatch, Jakarta - Godzilla: King of the Monsters langsung melanjutkan kisah Godzilla menghadapi Titans lainnya yang bangkit. Atau lebih tepatnya dibangkitkan oleh sekelompok teroris misterius. Salah satu Titans yang dibangkitkan adalah Monster Zero atau biasa para fans Godzilla mengenalnya Ghidorah.
ADVERTISEMENT
Dari first act hingga third act, film ini berhasil memberikan momen klimaksnya masing-masing. Babak pertama dimulai dengan pertarungan langsung yang sangat epic antara Godzilla dengan Ghidorah. Tidak disangka, dikira kita akan melihat aksi Monthra lebih dulu, ternyata kita langsung disaksikan dengan pertarungan dengan aktor utamanya.
Peran manusia pada film ini lebih penting daripada di film Godzilla (2014), tidak hanya sekadar bertujuan memancing Titans atau menyelamatkan penduduk (walaupun tetap plot utamanya masih menyelamatkan orang), setidaknya para manusia terbagi menjadi tiga kubu yang menjadikan konflik tersendiri yang tidak membosankan.
Monarch yang percaya bahwa Titans dan Godzilla berusaha coexists dengan manusia, sementara itu ada pemerintah yang ingin membinasakan semua Titans, dan para teroris yang merasa manusia merupakan penyakit bagi bumi sehingga Titans perlu membinasakan umat manusia dan menyelamatkan sedikit manusia agar bumi bisa diselamatkan.
ADVERTISEMENT
Kelemahannya masih tetap sama dengan film sebelumnya. Begitu fokus kepada manusia, film ini seakan-akan kehilangan 'sparks'-nya kembali. Dialog antar tokoh yang bertujuan memberikan lelucon malah terlihat awkward.
Satu-satunya cast manusia yang menarik hanyalah karakter yang diperankan oleh Charles Dance karena sangat berkarisma walaupun nasibnya di akhir film tidak diceritakan (mungkin akan kembali pada film selanjutnya). Parahnya lagi, hampir semua adegan pertarungan para Titans sudah pernah muncul lewat trailer.
Colonel Alan Jonah (Foto: Warner Bros)
Drama keluarga yang amat sungguh tidak penting ini malah menghasilkan beberapa adegan yang useless. Sebut saja ketika Mark ditahan pergi oleh Sam untuk menyelamatkan anaknya yang bahkan ia tidak tahu di mana dan bagaimana caranya. Ketika ia berada di helikopter entah untuk melakukan apa, lalu Monthra muncul dan tiba-tiba dalam satu cut-frame ia sudah kembali ke markas Monarch.
ADVERTISEMENT
Plot twist yang ada di Godzilla walaupun tidak memberikan rasa mengejutkan, namun lebih ke arah mengaggumkan bagi para fans Godzilla di luar sana. Easter eggs demi easter eggs disampaikan seperti Kong yang ada di Skull island atau ketika Monthra menyanyikan Godzilla hingga menjadi Burning Godzilla.
4 monster utama dari film ini (Foto: Warner Bros)
Walaupun ada sekitar 17 Titans di bumi, tapi pertarungan colossal hanya terjadi di antara Ghidorah, Godzilla, Monthra, dan Rodan. Setiap pertarungan antar para monster ini mengingatkan kami akan cara Pacific Rim menampilkan pertarungan antar Jaeger dengan Kaiju. Walaupun Pacific Rim masih lebih unggul menghasilkan visualisasi kamera yang lebih baik daripada King of the Monsters.
Closure dari film Godzilla: King of Monsters adalah menyelesaikan hubungan Serizawa dengan Godzilla. Menjadikan Godzilla pemimpin dari segala Titans di bumi, mengarahkan para Titans ke Skull island di mana berarti latar tempat untuk film selanjutnya yaitu Godzilla Vs. Kong. Juga menceritakan latar belakang Godzilla dan para Titans, dan perkenalan beberapa karakter penting seperti Dr. Chen (dan saudara kembarnya Ling).
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, para Titans sangat mengaggumkan, namun sisanya mengacaukan keepikan yang sudah diberikan oleh Titans.
Penulis: Andri