Review Promising Young Woman: Mendobrak Pembungkaman dan Gaslighting

Konten Media Partner
22 April 2021 8:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Promising Young Woman
zoom-in-whitePerbesar
Promising Young Woman
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Dari sekian film yang berporos pada karakter perempuan di jajaran Best Picture Oscar 2021, Promising Young Woman adalah salah satu film jebolan Oscar yang menonjol. Disutradarai oleh sineas yang dikenal lewat perannya sebagai Camilla Shand di serial The Crown, Emerald Fennell, Promising Young Woman mengangkat isu silent culture dan gaslighting yang tengah hangat.
ADVERTISEMENT
Sebelum melangkah jauh ke kisah dari Promising Young Woman, perlu digaris bawahi dulu apa Silent Culture dan Gaslighting. Silent Culture, dalam bentuk paling sederhananya, adalah upaya pembungkaman terhadap seseorang untuk menutupi dosa atau kejahatan yang dilakukan. Gaslighting adalah salah satu cara pembungkamannya.
Gaslighting adalah bentuk victim blaming, membungkam fakta dengan membunuh kredibilitas korban. Umumnya, hal itu dicapai dengan memanipulasi psikoligis korban, "menyakinkan" dirinya bahwa ia lah yang bersalah. Hal itu bisa dicapai lewat berbagai cara mulai dari menyangkal keterangan, mengalihkan perhatian, hingga membentuk stereotype buruk atas korban sehingga pengakuannya tak memiliki kekuatan untuk dipercayai sebagai kebenaran.
Promising Young Woman bermain di area tersebut. Eksplorasinya disampaikan dari sudut pandang seorang perempuan bernama Cassandra “Cassie” Thomas (Carey Mulligan), teman dari seorang penyintas pelecehan seksual bernama Nina Fisher.
ADVERTISEMENT
Ketika sekolah, Nina Fisher menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh teman sekelas Cassie, Al Munroe. Namun, tidak ada upaya tindak lanjut atas perkara tersebut. Cassie, sebagai korban, malah dibungkam dan disalahkan atas apa yang terjadi.
Semua upaya Nina untuk menuntut pertanggungjawaban mental karena tidak ada yang mau mempercayainya. Alhasil, Al lenggang kangkung, bebas lepas tanpa ada rasa bersalah atau tanggung jawab. Sementara itu, Nina berakhir sebagai pecandu alkohol yang makin memperburuk anggapan yang salah kepada dirinya.
Cassie tidak terima atas perlakuan yang diterima temannya. Ia pun tidak ingin perempuan manapun mengalami kasus serupa dengan Nina. Dari situ ia malih rupa, menjadi seorang "anti-heroine" dengan misi menghukum pria yang gemar "membungkus" perempuan mabuk untuk kemudian dibawa pulang dan dijadikan alat senang-senang. Mereka yang mencoba menutupi aksi bejat tersebut juga bakal menjadi sasarannya.
Promising Young Woman
Di era industri film disemarakkan berbagai feature pahlawan super, Promising Young Woman adalah nafas segar. Meski sama-sama memiliki kemasan feature kepahlawanan, kisah Promising Young Woman lebih membumi, menyentil isu-isu sensitif yang kerap lolos dari perhatian publik. Adapun balas dendam menjadi medium di film ini untuk menyerang budaya pembungkaman, victim blaming, dan gaslighting yang kerap berujung pada self-harm, bahkan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Lewat karakter Cassie Thomas, Promising Young Woman ingin menegaskan bahwa perempuan bisa melawan, perempuan berhak mendapat ruang untuk membela diri, dan perempuan tidak bisa terus-terus disalahkan atas tubuhnya. Bagaimana karakter Cassie berhasil menjebak mangsa-mangsanya dengan berpura-pura menjadi lemah di hadapan laki-laki adalah wujud perlawanan, kemarahan terhadap pemakluman kasus pelecehan akibat anggapan "boys will be boys" dan perempuan lah yang patut disalahkan karena penampilan menggodanya.
Amarah itu semakin terasa lewat akting memukau dari Carey Mulligan. Ia dengan apik berhasil membawa seluruh amarah, dendam, dan kesedihan Cassie masuk ke dalam layar hingga membuat penonton ikut merasakan emosi Cassie Thomas. Di sisi lain, Carey Mulligan bak bunglon di film ini. Ia mampu bergonta-ganti persona dengan mulus, menjadi sosok yang berbeda satu sama lain untuk kemudian mengecoh pria-pria gatal ke dalam jebakannya bak kantung semar.
ADVERTISEMENT
All in all, Promising Young Woman adalah cara cerdas Emerald Fennell untuk mengangkat isu sensitif dengan cara yang stylish dan juga menghibur. Kisah thriller dan anti-heroinenya menjadi representasi amarah perempuan untuk melawan upaya marginalisasi terhadap mereka. Kisah itu sendiri tidak selalu dibawakan dengan terlalu serius. Dalam beberapa bagiannya, Promising Young Woman adalah dark comedy yang secara miris mentertawakan isu-isu yang diangkat.
Di sisi lain, ini adalah film yang tepat masa. Di negara-negara yang menjunjung budaya patriarki, pembungkaman dan gaslighting terhadap perempuan masih menjadi isu pelik. Pembelaan seorang perempuan kerap dianggap remeh daripada kebohongan seorang pria. Di Industri film, hal itu juga terjadi yang kemudian meluncurkan gelombang Me Too. Promising Young Woman memanfaatkan gelombang itu.
ADVERTISEMENT
ATTAHIRAH