Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Review Serial Tv Under the Banner of Heaven: Dipertanyakannya Iman Manusia
11 Juli 2022 12:46 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Serial tv Under The Banner of Heaven adalah feature berikutnya yang menunjukkan betapa berbakatnya Andrew Garfield sebagai aktor. Usai (kembali) menjadi Peter Parker di Spider-Man: No Way Home, seniman Jonathan Larson di Tick Tick Boom, dan pendeta Jim Bakker di The Eyes of Tammy Faye, ia sekarang memerankan Detektif Jeb Pyre yang menyelidiki kasus pembunuhan berlatar agama.
Di Antara Kepatuhan Terhadap Agama dan Kejahatan
ADVERTISEMENT
Dalam keseharian, ada banyak cara bagi Tuhan untuk menguji iman hamba-hambaNya, tak peduli agama ataupun kepercayaan masing-masing. Terkadang, beberapa kejadian yang dialami sehari-hari akan menggoyahkan keimanan seseorang, bahkan mereka yang merasa memegang imannya dengan teguh.
Di Under The Banner of Heaven, ujian itu muncul dalam wujud kasus pembunuhan di sebuah kota kecil di Amerika. Seorang ibu dan anak yang masih bayi dibunuh secara sadis. Kasus itu sampai menggemparkan penduduk lokal karena korban dikenal sebagai jemaat gereja Mormon, Latter-Day Saints, yang bebas dari masalah.
Detektif Jeb Pyre (Garfield) dan Bill Taba (Gil Birmingham) ditugaskan untuk menangani kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
Bagi Pyre, yang juga Mormon, kasus tersebut menguji iman dan keyakinannya terhadap nila-nilai agama yang ia anut. Selama ini, di kalangan rekan-rekannya, ia dikenal sebagai sosok agamis garis keras yang yakin betul akan ajaran-ajaran Mormon.
Ketika mendapati kasus pembunuhan yang ia selidiki berkaitan erat dengan Gereja Mormon, Pyre untuk pertama kalinya mempertanyakan agamanya sendiri. Ia bertanya-tanya, apakah betul agama yang seharusnya mengajarkan cinta kasih justru menjadi pemicu perbuatan di luar nalar manusia
Kasus pembunuhan yang terjadi di Under The Banner of Heaven mengacu pada kasus nyata. Kasus tersebut adalah pembunuhan Brenda Wright Lafferty dan putrinya yang berusia 15 bulan, Erica, oleh Ron Lafferty dan adik laki-lakinya Dan.
ADVERTISEMENT
Pembunuhan itu sendiri pernah dibedah oleh penulis Into The Wild Jon Krakauer, untuk memperkenalkan gereja LDS. Dalam bukunya, yang menjadi sumber Under The Banner of Heaven, Krakauer menyampaikan bahwa LDS kerap melakukan tindak kekerasan terhadap jemaatnya ataupun mereka yang berseberangan.
Gereja Mormon: Dari Sejarah Alternatif, Pembantaian hingga Wahyu Poligami
Under the Banner of Heaven, lewat Pyre, memberikan penjelasan lengkap bagi penonton yang awam tentang Gereja Mormon. Dustin Lance Black, sutradara serial ini, juga memasukkan perspektif dari sumber asal yang menyoroti ajaran poligami, sebuah praktek yang ditentang oleh masyarakat Amerika, serta perpecahan gereja menjadi beberapa kelompok fundamentalis yang kemudian berperan dalam kasus pembunuhan di Under The Banner of Heaven.
Gereja Mormon didirikan oleh seorang petani keturunan Irlandia, Joseph Smith, dari gerakan Latter Day Saint (LSD) atau Orang Suci Zaman Akhir pada abad ke-19. Nama Mormon sendiri diambil dari kitab Mormon yang ditulis Smith berdasarkan klaim pertemuannya dengan Bapa Allah dan Yesus di mimpinya. Menurut gerakan LSD, kitab Mormon berisi ajaran-ajaran nabi kuno asli Amerika dan suci.
ADVERTISEMENT
Gereja Mormon terpecah pasca kematian Smith pada tahun 1844, yang kemudian menjadi gereja-gereja kecil seperti The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints dan the Community of Christ. Adapun pertumbuhan Gereja Mormon pasca perpecahan itu didorong Gerakan Kebangkitan Kedua di awal abad ke-19 yang menggerakkan kembali reformasi gereja Protestan di Amerika Serikat.
Gereja Mormon kerap menjadi sorotan sejak pendiriannya, terutama sejarah yang tertera dalam kitab Mormon di mana berisi nubuat umat Israel yang bermigrasi ke Amerika sebelum kelahiran Kristus. Selain itu, Gereja Mormon juga memiliki perbedaan akan konsep Trinitas dengan memandang sosok trinitas dalam wujud masing-masing makhluk yang berbeda. Perbedaan dalam konsep kekristenan ini yang kemudian memancing perseteruan antara kelompok Mormon dan kelompok Kristen lainnya.
ADVERTISEMENT
Ajaran lainnya yang memicu kontroversi Gereja Mormon adalah konsep poligami yang dicetuskan oleh Smith. Konsep poligami sendiri tidak dikenal dalam ajaran kristen sehingga memicu perdebatan. Konsep poligami Mormon semakin disorot ketika mengambil anak-anak tirinya sebagai istri tambahan. Meski demikian, berbagai sorotan dalam ajaran Mormon tidak menghalangi ribuan orang untuk bergabung dengan gereja tersebut, termasuk Pyre sendiri.
Serial Under the Banner of Heaven menyoroti perspektif ketika etika, moral, dan kemanusiaan harus berhadapan dengan kekerasan yang dibungkus oleh ajaran agama. Apa yang dihadapi oleh Detektif Jacob Pyre mungkin sama yang dialami oleh para penonton dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun kita tidak begitu mengenal Gereja Mormon atau konsep ajarannya di Indonesia, tapi kita masih bisa melihat dari sudut pandang Pyrne yang menghadapi kenyataan gelap dari ajaran yang dianutnya. Maka demikian, serial ini akan memicu pertanyaan ketika kemanusiaan kita diuji oleh tindakan kekerasan yang berlandaskan agama oleh sebagian oknumnya, di posisi mana kita berada?
ADVERTISEMENT
Pergulatan tersebut ditampilkan dengan baik oleh Garfield. Pergulatannya sendiri tidak datang dari internal, tetapi juga eksternal, salah satunya adalah rekan ia sendiri, Bill Taba. Taba, yang pribumi Amerika, memiliki bias tersendiri terhadap Mormon yang membuatnya, in some way, tidak kompeten menjadi detektif dalam kasus LSD. Pyre, yang memposisikan diri sebagai "Good Cop", mencoba mencari "jalan tengah" atas apa yang ia hadapi.
Apa yang menjadi problem dari serial ini, ironisnya, berkaitan dengan kelebihannya. Di satu sisi, serial ini berhasil menampilkan secara detil kasus yang diselidiki Pyre dari berbagai perspektif, mulai dari perspektif dia hingga perspektif sejarah Mormon. Namun, saking detilnya, eksposisi yang disampaikan sangat berat, lamban, dan tak jarang melelahkan. Bagi mereka yang tak sabar, menonton serial ini, ironisnya, adalah ujian keyakinan tersendiri perihal apakah kita bisa menontonnya hingga usai atau tidak.
ADVERTISEMENT
Under The Banner of Heaven sudah bisa ditonton di HULU.
LUTHFI ADNAN