Sutradara 'The Invisible Man' Ingin Reboot Film 'Dracula'

Konten Media Partner
3 Maret 2020 8:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dracula (Foto: IMDb)
zoom-in-whitePerbesar
Dracula (Foto: IMDb)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Sutradara The Invisible Man, Leigh Whannell, menunjukan ketertarikan untuk melakukan reboot terhadap Dracula. Selain menyutradarai The Invisible Man, Leigh Whannell banyak membantu James Wan dalam membuat franchise Saw dan Insidious. Kemudian, ia melakukan debut sutradaranya pada Insidious: Chapter 3 (2015) yang dilanjutkan ke film Upgrade (2018).
ADVERTISEMENT
Dracula yang ditulis oleh Bram Stoker pada tahun 1897 ini sudah sering beberapa kali diadaptasi ke layar lebar. Film terakhir yang mengadaptasinya adalah Dracula Untold, yang pada awalnya ingin menjadi film pertama yang memulai Dark Universe.
Sayangnya, setelah memberikan ending yang sangat berpotensi untuk bisa berkoneksi ke film lainnya ini tidak meninggalkan kesan yang bagus kepada penonton.
Pada wawancara terbarunya dengan Bloody Disgusting, Whannell membicarakan soal bagaimana ia berkeinginan untuk melakukan reboot terhadap Dracula dengan latar modern di siang hari. Mirip dengan apa yang dia lakukan terhadap The Invisible Man.
Leigh Whannell menjelaskan bahwa esensi utama yang membuat Dracula menyeramkan adalah kurangnya rasa belas kasihan sama seperti psikopat. Ia harus minum darah orang lain untuk dapat bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Whannell ingin membawa karakter Dracula menjadi versi psikopat di dunia modern yang mengincar manusia untuk diminum darahnya. Tidak perlu ada jubah, petir, kabut, ataupun serigala. Hanya sekadar seorang psikopat yang ingin minum darah.
Selama beberapa tahun belakangan ini, Universal mencoba untuk membangkitkan kembali monster klasik dengan melakukan reboot untuk film-filmnya. Namun, sampai The Invisible Man, belum ada film dari monster klasik yang dapat dibilang sukses.
The Invisible Man bisa jadi referensi bagi Universal dalam membuat film monster klasik lainnya ke dalam latar modern seperti yang dilakukan Leigh Whannell.