Membongkar Rencana Vaksinasi

Cerita Orang Dalam
Cerita Orang Dalam yang ngobrolin isu di Jakarta. Ikutin terus cerita kita, karena kita cerita orang dalam :)
Konten dari Pengguna
23 Februari 2021 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Orang Dalam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Membongkar rencana Vaksinasu by COD
zoom-in-whitePerbesar
Membongkar rencana Vaksinasu by COD
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sudah hampir sebulan, tepatnya tanggal 13 Januari 2021, Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik Vaksin Sinovac dan telah menjalani suntikan vaksin yang kedua setelah 2 minggu kemudian. Vaksin Sinovac yang awalnya menjadi kontroversi dan mendapat penolakan dari beberapa komunitas masyarakat karena banyak yang meragukan vaksin buatan Cina ini.
ADVERTISEMENT
Dr. Ngabila Salama, MKM selaku Kepala Surveilains Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta menjelaskan dalam Podcast Cerita Orang Dalam, 21 Januari 2021 bahwa Vaksin Sinovac menjadi salah satu cara untuk menangani Covid 19 karena sudah teruji efikasi 63 persen pada uji tahap 3 di Bandung. Serta sudah ada sertifikat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Vaksin Sinovac ini aman, sudah ada BPOM dan MUI, ini adalah ikhtiar kita melawan pandemi, selain harus tetap menjaga 3M. Sekarang yang dibutuhkan adalah acceptance masyarakat dan berprasangka baik terhadap upaya pemerintah.” Ujar dr. Ngabila Salama dalam Podcast Cerita Orang Dalam (COD) di Jakarta Pusat, 21 Januari 2021.
ADVERTISEMENT
Beliau juga menambahkan bahwa untuk mencapai herd immunity di Indonesia bisa sangat lama karena saat ini baru 1,7-2 persen yang terinfeksi dari total penduduk Indonesia. Sedangkan untuk terjadi herd immunity setidaknya harus 60-90 persen yang terinfeksi Covid 19 dari jumlah populasi. DKI Jakarta sendiri sudah mencapai 220.000 kasus positif. DKI Jakarta menjadi kota dengan kasus tertinggi Covid 19 dikarenakan DKI Jakarta telah melakukan tes Covid 19 yang memenuhi standart WHO yakni sudah 10 kali lebih banyak melakukan tracing dibandingkan daerah-daerah lain. Kasus di DKI Jakarta sendiri sepenuhnya bukan dari Jakarta saja, akan tetapi dari Bodetabek, yang kebetulan melakukan tes di DKI Jakarta.
“Pernah dalam sehari kita transfer 600 kasus positif Covid 19 ke Jawa Barat, karena kemungkinan mereka bekerja atau melakukan tes di Jakarta”, tandas dr. Ngabila Salama.
ADVERTISEMENT
Lanjut lagi, beliau juga mengatakan bahwa akhir-akhir ini banyak muncul kasus baru dari cluster keluarga, ada 222 cluster keluarga dengan 689 kasus positif dalam periode Natal dan Tahun Baru dan mereka mempunyai riwayat perjalanan ke luar kota. Maka dari itu vaksin ini sangat kita perlukan untuk mencegah Covid 19.
DKI Jakarta mempunyai target vaksin sekitar 7 juta orang, dengan rentan usia antara 18 sampai 59 tahun, dengan 488 Fasilitas Kesehatan, 15000 Vaksinator dan nantinya minimal target 20 ribu orang yang tervaksin setiap hari.