Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
6 Hal Konyol yang Terjadi Ketika Perang Dunia II
3 Januari 2021 15:41 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak semua momen yang terjadi ketika Perang Dunia II merupakan momen yang bernilai "serius", adapun beberapa momen yang terekam merupakan momen yang unik atau konyol. Berikut 6 hal konyol yang terjadi ketika Perang Dunia II.
ADVERTISEMENT
1. Serangan Botol Coca Cola
Kapal perang Yamato merupakan salah satu kapal perang terbesar Angkatan Laut Jepang, saking besarnya kapal tersebut membuat seolah tidak bisa ditenggelamkan. Namun, pilot bernama Thomas Lupo bertekad bulat menenggelamkannya.
Lupo dan kesatuannya terbang di atas kapal Yamato dan mulai menembaki kapal tersebut untuk menenggelamkannya dengan segala upaya. Ia begitu bersemangat menembak hingga seluruh peluru yang tersedia habis. Tapi, ia tidak menyerah begitu saja dan melemparkan botol Coca Cola yang sudah kosong.
Sebagai catatan, pada saat itu botol Coca Cola masih terbuat dari gelas. Cukup keras benturannya ketika dijatuhkan dari ketinggian, walaupun tidak berdampak apapun kepada kapal perang raksasa itu yang masih terlalu perkasa.
2. Pendaratan Darurat Merebut Pulau
Pilot asal Inggris bernama Sersan Sydney Cohen kehabisan bahan bakar pesawat yang ia tumpangi sehingga terpaksa harus melakukan prosedur mendarat darurat di Pulau Lampedusa yang sebenarnya berada di bawah kendali pihak Italia. Karena Cohen tidak ingin berisiko jatuh di laut sehingga nekat mendarat di pulau milik pihak musuh tersebut.
ADVERTISEMENT
Seketika ia mendarat, pasukan Italia ramai mendatanginya. Tapi, pasukan itu tidak membawa senjata. Mereka malah mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah.
Secara mengejutkan, pimpinan kelompok mengatakan kepada Cohen bahwa mereka hendak menyerah. Mereka mengira jika pendaratan yang dilakukan Cohen merupakan awal dari invasi besar-besaran, dan mereka tidak mau ambil risiko.
Cohen bergaya tenang dan minta bertemu dengan pucuk pimpinan di sana. Ketika tengah menerima pernyataan menyerah, pihak Sekutu memang benar-benar menghujani pulau tersebut dengan bom dan sekaligus memperkuat posisi Cohen.
Cohen pun memanfaatkan hal aneh tersebut sehingga pendaratan darurat yang dilakukannya malah menjadi perebutan seluruh pulau.
3. Serangan Bom di Sekolah
Pada tahun 1945, beberapa pesawat tempur Inggris menyerang markas Nazi Gestapo di Copenhagen, Denmark. Namun, ada yang meleset dari rencana serangan bom udara 3 gelombang tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam gelombang penyerangan pertama, sebuah pesawat terbang Inggris jatuh ke sebuah tiang lampu jalan. Akibatnya, pesawat tersebut melaju tak terkendali dan salah satu sayap pesawat tersebut merangsek ke sisi sebuah rumah.
Bom yang terpasang pada sayap pesawat terlepas dan jatuh ke arah warga sipil yang berada di bawahnya. Pesawat itu sendiri kemudian jatuh dan merusak sebuah bangunan sekolah Katolik.
Pada saat serangan gelombang kedua terjadi, para pilot pesawat yang melihat kerusakan bangunan di bawah mereka menduga jika bangunan tersebut merupakan salah satu target dari operasi pemboman, sehingga para pilot pesawat tempur pada serangan gelombang kedua ikut menjatuhkan bom ke sana.
Ketika gelombang ke tiga tiba, sekolah dasar itu sudah menjadi lubang berasap di tanah.
ADVERTISEMENT
4. Rusaknya Jamban membuat Kapal Tenggelam
Jerman merukapan negara pelopor dalam teknologi pengolahan tinja dalam kapal selam. Perlu diketahui jika membuang tinja dalam kapal selam merupakan hal yang rumit.
Sebelumnya, awak kapal selam baru bisa melakukannya ketika dekat ke permukaan laut, namun saat itu pihak Jerman memiliki teknologi "jamban bertekanan tinggi untuk air dalam" sehingga memungkinkan mereka membuang tinja ketika kapal selam sedang berada di dasar laut.
Prosesnya ternyata memang tidaklah mudah. Ketika kapal selam U-1206 milik Jerman mencoba pada awalnya, para insinyur sempat membuka katup yang salah sehingga kapal selam tersebut tenggelam.
Bukannya membuang tinja dengan mengarahkannya ke laut, pada saat itu insinyur membuka katup malah mengalirkan campuran tinja dan air laut masuk ke dalam kapal selam. Tinja mulai memenuhi kapal selam hingga meusak baterai-baterai dan mengeluarkan gas klorin.
ADVERTISEMENT
Kapal selam tersebut terpaksa diapungkan ke permukaan untuk mencegah tejardinya keracunan gas, namun tragisnya, mereka langsung dihajar oleh kapal-kapal perang Inggris ketika muncul di permukaan.
Para awak kapal melompat ke sekoci-sekoci karet dan mendayung menuju pantai terdekat, meninggalkan kapal selam yang dipenuhi tinja mereka sendiri.
5. Angkatan Udara AS Menyerang Angkatan Darat AS
Pada tahun 1943, Korps II Angkatan Darat AS sedang berada di pulau Sisilia, Italia, ketika mendapat serangan dari pesawat-pesawat terbang Angkatan Udara AS, menembaki dan menjatuhkan bom ke iringan tank pasukan darat AS.
Pasukan darat kemudian meluncurkan asap pendar berwarna kuning agar pasukan lain mengetahui mereka berada di pihak yang sama, namun pesawat-pesawat tempur itu uterus menyerbu.
ADVERTISEMENT
Para pasukan darat AS sempat heran, bahkan ada dugaan bahwa penyerbu mereka adalah penyamaran pihak Jerman. Karena tak ada pilihan lain, pasukan darat balas menembak sehingga berhasil menjatuhkan satu pesawat.
Pilot pesawat yang terjatuh itu berhasil mendarat dengan selamat menggunakan parasut dan seketika para pasukan darat mendatanginya untuk melihat siapa yang menyerang mereka.
Melihat pilot Amerika tersebut, komandan pasukan tank berteriak, "Dasar bodoh, tidakkah kamu mengerti sinyal pengenal berwarna kuning?"
Pilot itu kelihatan bingung dan berkata singkat, "Oh, itu artinya, ya?"
6. Invasi Pulau Kosong
Pada tahun 1943, pasukan bersenjata gabungan Amerika Serikat (AS) dan Kanada bersama-sama menyerbu Pulau Kiska dengan tujuan untuk merebutnya dari Jepang. Penyerangan yang dilakukan benar-benar serius. Selama lebih dari 1 bulan, Pulau Kiska dihujani oleh serangkaian serangan pemboman yang menjatuhkan sekitar 424 ton bahan peledak dari udara dan 330 ton dari lautan. Ketika sedikit tenang, pasukan gabungan datang menyerbu.
ADVERTISEMENT
Pasukan bersenjata Amerika Serikat yang berkekuatan sekitar 35 ribu tentara mendarat di pantai pulau tersebut untuk memulai invasi. Sementara, pasukan bersenjata Kanada datang dari sisi seberangnya. Dua pasukan itu bertempur dalam suasana berkabut tebal dan gelap sambil berusaha menghindari tembakan-tembakan penembak jitu. Benar-benar brutal.
Para prajurit AS dan Kanada diterjang peluru seakan dari berbagai arah, lalu ranjau pun meledak di sana-sini. Mereka bertempur selama beberapa hari dengan korban ratusan jiwa, lalu menyadari bahwa tidak ada satupun tentara Jepang di pulau itu.
Ternyata, para pasukan Jepang dilaporkan telah meninggalkan pulau tersebut sejak 3 minggu sebelumnya, sehingga pasukan Amerika dan Kanada sebenarnya saling menembaki satu sama lain. Tragisnya, 313 tentara harus tewas akibat peristiwa konyol tersebut.
ADVERTISEMENT
**
Referensi: