Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Boudicca, Ratu Celtic yang Gagah Berani Menentang Romawi
12 Februari 2021 18:08 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Boudicca merpakan seorang ratu suku Iceni, klan Celtic yang berhasil menyatukan sejumlah suku Inggris dalam pemberontakan melawan Kekaisaran Romawi pada 60-61 SM lalu.
ADVERTISEMENT
Boudicca terkenal karena keberhasilannya dalam memimpin pasukannya mengalahkan Romawi dalam tiga pertempuran besar, meskipun kemenangan tersebut tidak bertahan lama.
Pada 4 SM lalu, sebelum Boudicca beranjak dewasa, orang Romawi menginvasi Inggris, dan sebagian besar klan Celtic dipaksa untuk menyerah. Namun, Kekaisaran Romawi mengizinkan 2 raja Celtic untuk mempertahankan kepemimpinannya untuk nantinya akan diserahkan pada Romawi dalam sebuah wasiat.
Salah satu dari raja tersebut adalah Prasutagus, yang dinikahi oleh Boudicca saat berusia 18 tahun. Namun, selama Prasutagus menjabat bukanlah masa-masa yang kondusif untuk Prasutagus dan sang ratu, Boudicca. Pada 60 SM, kehidupan Boudicca berubah drastis karena kematian suaminya.
Saat itu keadaan kerajaan yang dipimpin olehnya benar-benar tertindas. Para kepala suku Iceni dan para bangsawan diangkut ke Romawi dan keluarga raja sendiri diperlakukan layaknya budak. Prajurit Romawi juga mencambuki Boudicca di depan umum, dan melecehkan kedua putri mereka. Tentu saja, hal tersebut membuat Boudicca memiliki banyak alasan untuk membenci orang-orang Romawi.
ADVERTISEMENT
Setelah serangan brutal terhadap putri dan rakyatnya, sementara Romawi sibuk bertempur dengan para Druid, Boudicca mulai membentuk pasukannya untuk memberontak.
Boudicca melakukan pertemuan dengan para pemimpin Iceni, Trinovanti, Cornovii, Durotiges, dan suku-suku lain yang tak senang dengan penindasan yang dilakukan oleh Romawi. Mereka kemudian sepakat untuk memberontak dan mengusir orang Romawi di wilayah mereka, dan Boudicca terpilih sebagai pemimpin pasukan pemberontak. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Boudicca diketahui berhasil mengumpulkan pasukan sebanyak 100.000 prajurit. Dengan sasaran pertamanya adalah Camulodunum (sekarang Colchester modern), sebuah kota untuk tentara Romawi tempat Claudius tinggal.
Ketika mendengar berita tentang pemberontakan yang dilakukan oleh Boudicca dan pasukannya, Gubernur Romawi, Gaius Suetonius Paulinus bergegas ke Londinium (saat ini London).
ADVERTISEMENT
Para pejuang yang dipimpin Boudicca membakar dan menghancurkan seluruh pemukiman, membunuh siapa saja yang melawan dan menolak untuk pergi. Serangan ketiga dan menjadi serangan terakhir Boudicca bertempat di Verulamium. Pada peperangan tersebut, diperkirakan memakan korban 70.000 - 80.000 jiwa.
Pemberontakan yang menyebabkan krisis tersebut membuat Kaisar Nero mempertimbangkan penarikan semua pasukan Romawi dari Inggris. Kaisar Nero semakin memperkuat pasukannya di tanah Inggris.
Boudicca yang semula percaya hancurnya tiga kota kunci yang telah ia rebut akan membebaskan Inggris dari Roman, namun sayangnya ia dan pasukannya tetap kalah dari pasukan Kekaisaran Romawi.
***
Referensi: