Elsie Bowerman, Penyintas Kapal Titanic dan Pejuang Hak Perempuan hingga ke PBB

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
29 Juli 2020 13:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Elsie Bowerman. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
zoom-in-whitePerbesar
Elsie Bowerman. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
ADVERTISEMENT
Setelah Titanic menabrak gunung es pada 14 April 1912, hanya sekitar 705 dari 2.206 orang di dalamnya yang selamat. Salah satunya Elsie Bowerman, seorang wanita Inggris berusia 22 tahun.
ADVERTISEMENT
Elsie selamat bersama ibu dari tragedi bersejarah itu ketika berhasil menaiki sekoci pada 15 April 1912, sementara Kapal Titanic berangsur tenggelam. Setelah mendayung berjam-jam di Samudra Atlantik, Elsie dan para penumpang sekoci diselamatkan kapal lain, Carpathia.
Ia lahir sebagai anak semata wayang dari ayahnya, Wiliam Bowerman, dan ibunya, Edith Martha Barber, pada 18 Desember 1889 di Barnsbury Lodge, Garden Road, London, Inggris.
Selain terkenal karena menjadi salah satu penumpang Titanic yang selamat, Elsie ternyata juga tercatat dalam sejarah yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Sebelum tragedi Titanic, ia dan ibunya merupakan aktivis di Women's Social and Political Union (WSPU), organisasi yang dipimpin Emmeline Pangkhurst yang memperjuangkan perempuan agar dapat hak memilih di Inggris.
ADVERTISEMENT
Pada 28 Juli 1914, Perang Dunia I pecah dan mengubah tatanan politik di Inggris. Perjuangan Elsie di WSPU sementara dialihkan untuk mendukung upaya perang. Ia bergabung di ketentaraan di unit rumah sakit wanita Skotlandia dan berperang ke Rumania.
RMS Titanic saat berangkat dari Southampton dalam pelayaran menuju Amerika Serikat pada 10 April 1912. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Setelah Perang Dunia I, kesetaraan hak perempuan mulai dilonggarkan dengan terbitnya Undang Undang Diskualifikasi Seks pada tahun 1919. Saat itu, kaum perempuan di Inggris diizinkan mendapatkan gelar pendidikan dan profesi yang sebelumnya hanya boleh dilakukan laki-laki, misalnya akuntansi dan hukum.
Elsie mengambil kesempatan ini untuk menempuh pendidikan sebagai pengacara dan menjadi pengacara wanita pertama di Old Bailey, Kantor Pengadilan Kriminal Pusat di London, Inggris, pada tahun 1924.
Selama Perang Dunia II, Elsie bekerja untuk Kementerian Informasi pada tahun 1940-1941 dan menjadi perwira penghubung dengan layanan Amerika Utara dari BBC pada tahun 1941–1945. Setelah perang, ia menjadi salah satu orang yang mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan fokus bidang hak-hak perempuan.
ADVERTISEMENT
United Nations Commission on the Status of Women dibentuk pada 21 Juni 1946, di mana ia salah satu penggagasnya. Organisasi ini bagian dari PBB yang memperjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di dunia.
Setelah kehidupannya yang panjang dan aktif, Elsie menderita stroke, dan dinyatakan meninggal saat tiba di Princess Alice Hospital, Eastbourne, pada tanggal 18 Oktober 1973. Dia tidak pernah menikah, dan meninggalkan sisa tanah warisannya ke Dove-Bowerman Trust, sebuah lembaga sosial yang telah ia dirikan untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung secara pendidikan.
***
Referensi: