Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Hermann Goering: Kartu As Angkatan Udara Jerman
6 Juli 2018 14:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hermann Wilhelm Goering dilahirkan pada 12 Januari 1893, di Sanatorium Marienbad, dekat Rosenheim, Bavaria. Ia berasal dari keluarga birokrat dan bangsawan di kotanya.
ADVERTISEMENT
Ayahnya, Heinrich Ernst Goering, bekerja sebagai ahli hukum dan birokrat di Rosenheim, serta Gubernur Jenderal Jerman pertama di barat daya Afrika. Ibunya, Franziska Tiefebrunn, berasal dari keluarga kelas bawah di Bavaria.
Keluarga Goering merupakan keturunan Eberle, sebuah keluarga bangsawan Swiss-Jerman, yang berasal dari keluarga Yahudi, tetapi mengubah kepercayaannya menjadi pemeluk Kristen pada abad ke-15. Keluarga ini memiliki keturunan yang sangat besar di Jerman.
Oleh karena itu, Goering memiliki hubungan persaudaraan -dilihat dari silsilah nenek moyangnya- dengan tokoh-tokoh besar, seperti Pangeran Ferdinand von Zeppelin, Hermann Grimm, Gerturd von LeFort, dan masih banyak lagi.
Ia dan keluarganya tinggal di sebuah istana milik Herman Epenstein, yang merupakan ayah baptis Hermann Goering. Ritter Herman von Epenstein merupakan seorang pedagang kaya di wilayah Bavaria.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, Goering jarang bertemu dengan ayahnya karena kesibukan pekerjaan sang ayah, sehingga ia lebih sering bersama ayah baptisnya itu. Herman Epenstein sangat mempengaruhi perkembangan psikologis Hermann Goering, terutama prinsip hidup mewah yang mereka jalani.
Setelah Herman Epenstein wafat, Goering dikirim ke sekolah asrama di Ansbach, Franconia. Hal itu dilakukan karena keluarganya tidak mempercayai pendidikan umum di Bavaria. Ia mendapat pendidikan privat sebelum masuk ke akademi militer di Karlsruhe dan Lichterfelde.
Goering kemudian mendapatkan tugas militer pertamanya pada 22 Juni 1912. Ia ditugaskan dalam pasukan Prusia, yaitu Resimen Prinz Wilhelm, Infanteri ke-112, dan diangkat menjadi letnan infanteri pada 1914.
Selama tahun-tahun pertama Perang Dunia I, Hermann Goering menjadi prajurit resimen infanteri di daerah Vosges. Namun, terjadi sebuah insiden yang menyebabkan ia harus beristirahat cukup lama. Temannya lalu menyarankan Hermann Goring untuk dimutasikan ke Luftstreitkrafte, Angkatan Udara Jerman.
ADVERTISEMENT
Namun, permintaannya itu ditolak, lantas Goering dan temannya masuk dalam pasukan tersebut secara ilegal. Karena perbuatannya ia harus menerima hukuman, tetapi tidak pernah terlaksana karena ia sudah terdaftar di dalam Detasemen Udara ke-25 dari pasukan Pangeran Freidrich Wilhelm.

Dalam pasukan tersebut ia ditugaskan untuk melakukan pengintaian dan pemboman. Ia mendapat penghargaan Iron Cross kelas satu dari Freidrich Wilhelm, dan ditunjuk menjadi “jagdfliger”, atau pilot pesawat tempur pada bulan Oktober 1915.
Pada 1916, pesawat yang ia terbangkan sempat ditembak jatuh dan harus mendapatkan perawatan sepanjang tahun. Ketika kembali bertugas pada Februari 1917, ia bergabung dengan Jagdstaffel 26, dan pada Mei 1917, Goering dipercaya untuk memimpin pasukan Jasta 27.
Goering adalah seorang “ace”--julukan bagi pilot tempur dengan rekor kemenangan pertempuran udara--berkat keahliannya yang sering menembak jatuh pesawat musuh. Tercatat ia pernah menembak jatuh 22 pesawat pasukan Sekutu pada 1918 ketika ia bergabung dengan skuadron tempur Jerman Jasta 7, 5, 26, dan 27.
ADVERTISEMENT
Berkat rekornya itu, ia banyak menerima penghargaan, seperti Iron Cross, Zaehring Lion, Karl Freidrich Order, dan Medali Hohenzollem Kelas Tiga. Ia pun pernah dianugerahi Pour le Merite pada Mei 1918 karena menembak jatuh 25 pesawat musuh. Sebuah prestasi yang luar biasa bagi seorang tentara udara Jerman.
Pada 7 Juli 1918, Goering diangkat menjadi Komandan Jagdgeschwader Freiherr von Richthofen (Jasta I) di usianya yang baru 25 tahun.
Ketika Jerman menyerah pada Perang Dunia I, Hermann Goering sangat kecewa dengan keputusan tersebut. Ia menilai pemerintah sangatlah lemah karena tidak mampu mempertahankannya.
Ia bahkan menyebut hal itu sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan pasukan selama perang. Setelah Perang Dunia I berakhir, Goering bekerja sebagai pelatih pilot di Denmark dan Swedia. Ia pun masih terlibat dalam pasukan perdamaian, Reichswehr, di Jerman.
ADVERTISEMENT
Sumber: Ballack, Luger. 2007. 7 Tokoh Kunci Nazi. Jakarta : Visimedia
Foto : russian7.ru
