Jaap Kunst, Etnomusikolog Belanda yang Jatuh Cinta pada Musik Jawa

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
11 Oktober 2017 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kunst tak punya niat untuk pulang, ia memilih untuk tinggal di Hindia Belanda
ADVERTISEMENT
Jaap Kuns, lahir dan dibesarkan di Groningen, berumur 28 tahun ketika ia menginjakkan kaki di Hindia Belanda. Dibesarkan dalam keluarga musisi, kedua orangtuanya merupakan pianis, sedangkan dirinya menjadi pecinta biola, akan tetapi dalam perspektif akademiknya ia lebih memutuskan untuk sekolah hukum. Seusai studinya ia bekerja beberapa tahun di berbagai kantor, sementara musik tetap teramat penting bagi kehidupannya.
Perjalanannya mendalami musik membuat ia berkesempatan tinggal di pulai Terschelling di bilangan barat kepulauan Frisia yang menjadikan ia tertarik dengan musik rakyat dan folklor. Terdorong oleh minat ini Jaap Kunst kemudian tiba di jagad baru dan menggairahkan, yaitu jagad Timur.
Ia berangkat ke Hindia Timur tak lama setelah berakhirnya Perang Dunia I karena berbagai alasan. Pertama karena pertunangannya putus, kekangan ikatan keluarga, dan kekecewaan besar dengan pekerjaannya di suatu kantor Belanda membuatnya berpikir untuk merubah nasib dengan pergi ke Hindia Timur. Ia berhasil membujuk penyanyi Kitty Roelants-de Vogel dan pianis Jawa Wagernaar pergi bersamanya ke Hindia Timur Belanda (Indonesia)
ADVERTISEMENT
Jaap berkeliling di kepulauan Nusantara sebagai trio pagelaran musik. Dari Agustus 1919 mereka tampil tak kurang dari 95 kali di berbagai klub sosial dan kalangan seni, tak hanya di Jawa melainkan juga di Borneo, Sumateram dan Clebes (Sulawesi). Perjalanan itu berlangsung dalam kurun waktu delapan bulan.
Pada Mei 1920 kawan-kawannya setelah itu memutuskan untuk pulang kembali ke Eropa, sedangkan Kunst tak punya niat untuk pulang, ia memilih untuk tinggal di Hindia Belanda, baginya di tempat ini ia menemukan kecintaan dan keasyikan. Musik gamelan Jawa, yang di dengarnya ketika menghadiri acara di istana kesultanan Yogyakrata telah mampu mempesonanya, membangkitkan indera intelektualnya untuk mencari dan mendalami musik tradisional tersebut secara lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
Dikemudian hari Kunst dikenal sebagai seorang etnomusikolog Belanda berkualitas di Hindia Belanda. Kajian dan penelitainnya mengenai musik tradisional banyak dipergunakan sebagi acuan, kepeduliannya terhadap budaya bermusik di Jawa menjadikannya sebagai seorang guru sekaligus sahabat Sultan Mangkunegoro VII yang juga mempunyai minat dan ketertarikan yang sama pada budaya musik pribumi. Kunst telah banyak menyubang pemikiran melestarikan budaya bermusik Jawa utamanya dengan musik Barat.
Sumber: Sumber: Djajadiningrat, Madelon dan Clara Brinkgreve. 2014. Persahabatan Musik: Surat-Menyurat Mangkunegoro VII dengan Etnomusikolog Jaap Kunst. Jakarta: Yayaysan Obor Indonesia
foto : Wikipedia Commons