Konten dari Pengguna

Chester Nimitz, Komandan Tertinggi Angkatan Laut AS di Perang Dunia II

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
12 Desember 2018 17:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah menyelesaikan pendidikannya pada 1905, Nimitz diberi tugas rutin menjaga keamanan di AS selama dua tahun, sebelum akhirnya ditugaskan ke Filipina untuk memimpin USS Decatur. Namun dalam perjalanan, kapalnya menabrak pantai dangkal yang mengakibatkan kerusakan cukup parah pada kapal tersebut.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu membuat Nimitz disidang dan diputus bersalah berdasarkan aturan militer yang berlaku di AS. Yang mengherankan dari hasil persidangan, Nimitz hanya mendapat teguran, sehingga kariernya sebagai pemimpin Angkatan Laut Amerika di masa mendatang terselamatkan.
Setelah tahun 1908, Nimitz menekuni pengembangan dan penggunaan mesin diesel untuk keperluan militer. Ia ditunjuk menjadi kepala staf Pasukan Komando Kapal Selam dari Armada Atlantik Amerika sepanjang Perang Dunia I.
Selama bertugas di dua perang dunia, dalam rentang waktu yang cukup panjang, Nimitz menjadi seorang “rear admiral”–pangkat satu tingkat di bawah wakil laksamana– memimpin sebuah divisi kapal perang, serta menjadi Kepala Biro Navigasi Angkatan Laut.
Ketika Perang Dunia II pecah, Nimitz menjadi orang yang dipercaya untuk melancarkan strategi bagi pasukan AS oleh Menteri Knox. Sang menteri terkesan dengan cara berpikir Nimitz mengenai masalah-masalah navigasi, kemudian mengutusnya ke Pasifik sebagai laksamana Armada Pasifik.
Peta Amerika Serikat (Foto: Google Maps)
Pada 1942, Nimitz menerima kenaikan pangkat menjadi komandan tertinggi Wilayah Samudera Pasifik. Posisinya itu membuat ia memiliki tugas dan wewenang yang sejajar dengan dua komandan tertinggi AS selama Perang Dunia II, yaitu Dwight D. Eisenhower, dan Douglas McArthur.
ADVERTISEMENT
Chester Nimitz membuktikan dirinya layak mendapat posisi sebagai komandan tertinggai pasukan AS. Ia menempatkan armada kapal induknya untuk mengambil keuntungan dari serangan Jepang ke Midway pada 1942. Nimitz berhasil memenangkan pertempuran sengit tersebut, dengan menenggelamkan empat kapal induk Jepang.
Pada November 1943, Nimitz memimpin serangkaian serangan AS, dan dalam waktu singkat mampu mengalahkan pasukan pertahanan Jepang di sepanjang Pasifik. Nimitz juga menjadi pendukung yang sangat baik bagi serangkaian invasi AS atas wilayah-wilayah Asia.
Ia membantu invasi Jenderal McArthur ke Filipina tahun 1944, serta dipercaya memegang seluruh komando selama pertempuran Samudera Pasifik dan Teluk Leyte selama tahun itu. Pada 1945, Nimitz memimpin armada laut AS berkerak untuk menaklukan Iwo Jima dan Okinawa di Jepang.
Pesawat Bomber AS dalam Perang Dunia II (Foto: Wikimedia Commons)
Chester Nimitz dikenal sebagai sosok yang sangat baik dalam memimpin pasukan laut AS. Ia memilih anak buahnya dengan sangat hati-hati, dengan kualifikasi yang disesuaikan komandonya.
ADVERTISEMENT
Nimitz memberi pasukannya kebebasan yang mereka butuhkan, karena ia tidak ingin kehadirannya menghalangi inisiatif yang dimiliki anak buahnya selama pertempuran berlangsung, namun tetap diawasi dengan sangat ketat.
Nimitz menjabat sebagai kepala operasi angkatan laut dari tahun 1945 hingga 1947, ketika kondisi pasca-perang mulai kondusif. Ia kemudian menjadi duta besar perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa dari tahun 1945 sampai 1952. Ia tidak pernah secara resmi pensiun dari angkatan laut AS, sehingga namanya selama dikaitkan dengan kebesaran pasukan AS.
Chester Nimitz meninggal dunia pada 1966 di pangkatan angkatan laut di Pulau Yerba Buena di Teluk San Francisco.
Sumber: Crompton, Sameul Willard. 2007. 100 Pemimpin Militer yang Berpengaruh di Seluruh Dunia. Tanggerang: Karisma
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT