Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Kesultanan Serdang, Pecahan Kesultanan Deli di Sumatera Utara
12 Juni 2018 16:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Istana Sultan Serdang (Foto: Wikipedia)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1528798308/tpeyc0ymj2pez7ugeilz.jpg)
ADVERTISEMENT
Kesultanan Serdang termasuk salah satu kerajaan bercorak Islam di Indonesia, yang berpusat di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Berdirinya kesultanan Serdang tidak terlepas dari peranan kesultanan Aceh Darussalam pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Kesultanan Serdang adalah pecahan dari kesultanan Deli, yang berdiri pada 1632.
ADVERTISEMENT
Bermula dari konflik internal untuk memperebutkan kekuasaan di kesultanan Deli, akhirnya kesultanan Serdang terbentuk (baca artikel sebelumnya: Kesultanan Deli, Pemerintahan Islam di Sumatera Utara ). Kesultanan Serdang didirikan oleh keturunan dari pendiri kesultanan Deli, yakni Tuanku Umar Johan Alam Shah. Ia mendirikan kesultanan Sedang setelah diusir dari kesultanan Deli bersama dengan ibunya, Tuanku Puan Sampali.
Tuanku Umar Johan Alam Shah, dan ibunya tiba di sebuah tempat yang kemudian diberi nama Kampung Besar atau Serdang. Di tempat itulah ia mendirikan kesultanan Serdang, dan menjabat sebagai raja pertama pada 1723.
Tuanku Umar Johan Alam Shah memiliki tiga orang putra, yaitu, Tuanku Malim; Tuanku Ainan Johan Alam Shah; dan Tuanku Sabjana, dikenal juga dengan nama Pangeran Kampung Kelambir. Setelah Tuanku Umar Johan Alam Shah wafat, putra pertamanya, Tuanku Malim, menolak untuk menggantikan ayahnya menjadi raja Serdang, sehingga yang didaulat untuk memimpin kesultanan Serdang adalah Tuanku Ainan Johan Alam Shah (1767-1817).
![Kesultanan Serdang, Pecahan Kesultanan Deli di Sumatera Utara (1)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1528796543/lambang_Kesultanan_serdang_hawnvb.jpg)
Foto: picssr.com
ADVERTISEMENT
Tuanku Ainan Johan Alam Shah memiliki istri bernama Tuanku Puan Sri Alam, putri dari kerajaan Perbaungan, yang kemudian bergabung dengan kesultanan Serdang. Wilayah lainnya yang memilih untuk bergabung dengan kesultanan Serdang adalah sebuah negeri di Denai dan Serbajadi, yang dibangun oleh Tuanku Tawar Gelar Kejuruan Santun, salah seorang keturunan raja Deli.
Kesultanan Serdang mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Thaf Sinar Basyar Shah, atau Sultan Besar Serdang tahun 1822-1851. Pada 1862, kesultanan Serdang mendapatkan serangan dari pemerintah Belanda. Ketika itu, kesultanan Serdang mengalami kekalahan dan takluk kepada pemerintah Belanda.
Sejak saat itu, sesuai dengan Acte van Erkenning, tertanggal 16 Agustus 1862, kesultanan Serdang berada di bawah kekuasaan Belanda. Di sisi lain, kesultanan Serdang masih berkonflik dengan saudaranya, kesultanan Deli.
ADVERTISEMENT
Puncak perselisihan terjadi pada saat kesultanan Serdang berada di bawah pimpinan Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah (1879-1946). Konflik baru mereda setelah Indonesia merdeka tahun 1945.
Sumber: Gustama, Faisal Ardi. 2017. Buku Babon Kerajaan-Kerajaan di Nusantara. Yogyakarta : Brilliant Book