news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Tragis Benazir Bhutto dan Keluarganya

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
27 Desember 2020 14:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Benazi Bhutto. Dok: Wikimedia Commons.
zoom-in-whitePerbesar
Benazi Bhutto. Dok: Wikimedia Commons.
ADVERTISEMENT
Benazir Bhutto menjadi korban serangan bom bunuh diri pada 27 Desember 2007, tepat hari ini 13 tahun yang lalu. Pelakunya merupakan seorang pemuda bernama Bilal yang berusia 15 tahun.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Benazir baru saja melakukan kegiatan kampanye pemilihan umum Pakistan di Rawalpindi dalam upaya untuk menjabat sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk ketiga kalinya. Bilal, yang saat itu berusia 15 tahun melihat ada kesempatan untuk melakukan aksinya, kemudian ia mendekati rombongan Bhutto. Dengan segera ia menembak perempuan pertama yang menjabat Perdana Menteri Pakistan kelahiran 21 Juni 1953 itu dan kemudian meledakkan bom bunuh diri.
Kelompak Taliban Pakistan mengklaim bertanggungjawab atas serangan terorisme tersebut. Merekalah yang meminta Bilal untuk melkukan aksi pembunuhan Benazir.
Tugu memorial di lokasi pembunuhan. Dok: Wikimedia Commons.
Percobaan pembunuhan Benazir sebelumnya pernah terjadi ketika ia baru saja kembali dari pengasingan pada bulan Oktober di tahun yang sama. Ada dua bom bunuh diri yang menewaskan 130 orang. Namun Benazir selamat.
ADVERTISEMENT
"Kami akan terus bertemu dengan masyarakat," katanya ketika mengunjungi korban pemboman di rumah sakit Karachi seperti dikutip New York Times. "Kami tidak akan takut." ujar Benazir.
Nahasnya, tidak hanya Benazir Bhutto yang menghadapi kematian tragis. Dua saudara laki-lakinya pun mengalami hal serupa. Seperti dilaporkan BBC, salah seorang saudara laki-laki Benazir, bernama Murtaza, diketahui melarikan diri ke Afganistan setelah sang ayah, Zulfikar Ali Bhutto, perdana menteri Pakistan pertama yang terpilih secara demokratis pada awal 1970-an, terdepak dari kekuasaan.
Murtaza Bhutto. Dok: thenews
Bersama grup militan bernama al-Zulfikar, Murtaza memimpin kampanye melawan pemerintahan militer Pakistan. Ia memenangi pemilu pada 1993 dari pengasingan dan menjadi legislator provinsi. Namun, ia ditembak mati beberapa waktu setelah ia kembali ke Pakistan pada 1996. Hingga kini, motif penembakan itu masih menjadi teka-teki.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Shahnawaz, saudara laki-laki Benazir lainnya yang juga terjun dalam dunia politik praktis, ditemukan meninggal di apartemen French Riviera, Cannes, Perancis, pada Juli tahun 1985. Menurut Tariq Ali dalam The Duel: Pakistan on the Flight Path of American Power (2008), istri Shahnawaz mengklaim sang suami tewas karena meminum racun.
Shahnawaz Bhutto. Dok: Wikimedia Commons.
Namun, Benazir mengatakan jika tidak ada seorang pun dalam keluarga Bhutto percaya terhadap klaim tersebut. Hasil dari penyelidikan lebih lanjut menyatakan jika ditemukan bukti bahwa kekerasan terjadi di ruangan Shahnawaz tewas dan disinyalir bahwa dokumen-dokumen miliknya telah digeledah.
Bertahun-tahun sebelumnya, ayah mereka seperti mengawali nasib tragis yang akan dialami oleh anak-anaknya kelak. Pada 5 Juli tahun 1977, Zulfikar Ali tidak tuntas melaksanakan tugas sebagai Perdana Menteri Pakistan saat itu.
ADVERTISEMENT
Jenderal Zia-ul Haq berhasil melengserkan Zulfikar Ali dari kekuasaannya. Rezim militer yang dipimpin Zia-ul Haq kemudian menggantungnya pada 1979. Zulfikar Ali dituduh sebagai dalang pembunuhan musuh-musuh politiknya pada tahun 1974.
Zulfikar Ali Bhutton. Dok: Wikimedia Commons.
**
Referensi: