Kisah Wiley Post, Pilot 'Mata Satu' Amerika Pionir Terbang Solo Keliling Dunia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
24 Juli 2020 11:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wiley Post dengan penutup mata kiri yang mengenakan pressure suit rancangannya. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
zoom-in-whitePerbesar
Wiley Post dengan penutup mata kiri yang mengenakan pressure suit rancangannya. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
ADVERTISEMENT
Wiley Hardeman Post sama sekali tak memiliki darah penerbang pesawat, sebab kedua orang tuanya, Wiliam Francis dan Mae Quinlan, berprofesi sebagai petani kapas. Ia lahir di dekat Grand Saline, Texas, Amerika Serikat, pada tahun 1898.
ADVERTISEMENT
Saat usia 5 tahun, Post pindah ke Oklahoma dan mengenyam pendidikan dengan minat tinggi pada sains dan matematika. Ketertarikannya pada dunia penerbangan dimulai ketika ia berkunjung ke pameran dirgantara di Lawton, Oklahoma, pada 1913.
Di sana ia melihat sebuah pesawat Curtiss-Wright, salah satu pesawat berawak produksi massal pertama saat itu. Post pun terpikat untuk bisa terbang, dan segera mendaftarkan diri ke Sweeney Automobile and Aviation School di Kansas City, Missouri.
Ia sempat kembali ke Oklahoma setelah lulus dan bekerja di perusahaan konstruksi. Saat Perang Dunia I berkecamuk, Post bergabung dengan US Army Air Service--cikal bakal US Air Force. Sayangnya, perang berakhir lebih cepat sebelum ia menyelesaikan pelatihan penerbangannya.
Pesawat Lockheed Vega "Winnie Mae" di Edmonton Municipal Airport sebelum pemecahan rekor terbang solo 1 July 1933. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Usai perang, kehidupannya sempat carut marut dengan bekerja sebagai kuli pengeboran minyak di Oklahoma. Ia juga terlibat perampokan, ditangkap dan dibui di Oklahoma State Reformatory selama setahun pada 1921.
ADVERTISEMENT
Setelah bebas, Post bekerja sebagai kru penerjun payung dan pilot pada grup aviasi Barnstorming Adventures. Ia juga bekerja sampingan di ladang minyak dan mengumpulkan uang agar bisa membeli pesawat.
Nahas, pada Oktober 1926 ia mengalami kecelakaan pengeboran minyak saat sepotong logam terpental dan masuk ke mata kirinya. Ia pun mengalami buta permanen mata kiri karena infeksi pada usia 28 tahun.
Douglas Haight (kiri) menunjuk ke peta rute terbang solo Wiley Post (kanan) sebelum Post lepas landas 15 Juli 1933. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Dengan satu mata saja, tentu sulit bagi Post untuk meneruskan kariernya sebagai penerbang. Apalagi seorang pilot dituntut mampu mengukur jarak secara visual dengan akurat. Namun, ia tak gentar setelah mengetahui Charles Lindbergh menjadi orang pertama yang terbang solo di atas Samudra Atlantik pada 1927.
Ia tetap melatih dirinya untuk terbang dengan satu mata dan menggunakan 1.800 dolar AS dari asuransi kecelakaannya untuk membeli pesawat pertamanya. Ia juga bekerja sebagai pilot pribadi pengusaha minyak Powell Briscoe dan FC Hall pada 1930.
ADVERTISEMENT
Saat itu Hall membeli sebuah Lockheed Vega yang ia juluki "Winnie Mae". Lantas Hall mengizinkan Post memakai pesawatnya untuk mengikuti kejuaraan balap pesawat dan memenangkan National Air Race Derby dengan terbang dari Los Angeles ke Chicago tercepat.

Rekor Terbang Keliling Dunia

Wiley Post (kanan) dan Harold Gatty (kiri) sebelum penerbangan tercepat keliling dunia tahun 1931. Foto. Dok. Wikimedia Commons.
Setahun kemudian, Post bertemu dengan navigator dari Australia, Harold Gatty. Keduanya berencana memecahkan rekor penerbangan tercepat keliling dunia yang sebelumnya dipegang kapal udara hidrogen Zeppelin Jerman.
Pada 23 Juni 1931, ia dan Gatty berangkat dari Roosevelt Field di Long Island untuk terbang keliling dunia. Mereka sukses kembali ke Roosevelt Field dengan catatan terbang 8 hari, 15 jam dan 51 menit kemudian--rekor sebelumnya 20 hari dan empat jam.
ADVERTISEMENT
Namun, rekor tersebut lebih menguntungkan nama Gatty yang dianggap sebagai suksesor navigasi dalam penerbangan tersebut, sementara Post hanya sedikit mendapat keuntungan popularitas dan finansial.
Wiley Post dan Harold Gatty di depan pesawat Winnie Mae sebelum penerbangan tercepat keliling dunia tahun 1931. Foto. Dok. Wikimedia Commons.
Juli 1933, Post memutuskan membuat rekor baru dengan terbang solo keliling dunia. Ia mendapat izin dari US Army Air Service untuk melengkapi Winnie Mae dengan sistem avionik terbaru; sistem navigasi dengan radio direction finder (RDF) dan autopilot versi awal.
Post lepas landas dari Floyd Bennett Field pada 15 Juli 1933 dan berhasil mendarat di Berlin setelah terbang tanpa henti selama 26 jam. Saat meneruskan penerbangan ke Uni Soviet sistem autopilotnya rusak, namun berhasil mendarat.
Sementara sistem RDF rusak dan menyebabkan dirinya tersesat di atas belantara Hutan Alaska. Ia berhasil melakukan pendaratan darurat yang buruk di Edmonton, Kanada dan merusak pesawat.
ADVERTISEMENT
Usai memperbaiki pesawatnya, Post melanjutkan perjalanan sejauh 2.000 mil pada 22 Juli dan mendarat di New York tak lama sebelum tengah malam. Ia mencatatkan rekor terbang solo 7 hari, 18 jam, dan 49 menit, dengan 11 kali transit.
Wiley Post mengenakan pressure suit lengkap dengan tabung oksigen saat pengujian terbang ketinggian tinggi pada 27 Agustus 1934. Foto. Dok. Wikimedia Commons.
Post juga mengalihkan perhatiannya pada bidang penerbangan ketinggian tinggi. Ia bekerja sama dengan BF Goodrich Company--kini memproduksi ban--merancang pakaian udara bertekanan atau pressure suit pada 1934.
Pakaian ini dikenakan pilot yang terbang pada ketinggian di atas 12 kilometer yang tekanan udaranya sangat rendah. Saat menguji coba pakaian tersebut, Post mampu terbang mendaki di ketinggian 14 kilometer. Ia juga Wiley Post meneliti pengembangan pesawat untuk transportasi supersonik dan kemungkinan perjalanan ruang angkasa.
ADVERTISEMENT

Penerbangan Terakhir

Will Rogers (berdiri di sayap pesawat) dan Wiley Post (berdiri di depan baling-baling pesawat) sebelum lepas landas terbang ke Alaska 15 August 1935. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Pada 15 Agustus 1935, Post terbang ke Alaska bersama temannya, Will Rogers, yang juga seorang aktor dan pelawak terkenal saat itu. Penerbangan yang direncanakan untuk membuka penerbangan pos dan komersial di Northwest dan Alaska itu menjadi berita di seluruh dunia.
Semua persiapan hingga hari-h berjalan lancar, namun pesawat Post dan Rogers terserat dan mendarat darurat di sekitar Port Barrow. Setelah mendapat petunjuk arah dari penduduk setempat, mereka lepas landas.
Namun, pesawat keduanya gagal mencapai ketinggian dan jatuh ke laguna, keduanya pun tewas tenggelam. Rogers meninggal dunia di usia 55 tahun, sementara Port 'si pelopor terbang solo' wafat saat berusia 36 tahun.
***
Referensi:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT