Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kota 'Mati' Agdam, Saksi Kekejaman Perang Nagorno-Karabakh 1993
25 Maret 2021 16:28 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kota ini sempat dihuni oleh 150.000 penduduk, sebelum akhirnya ditinggalkan setelah dihancurkan oleh tentara Armenia.
ADVERTISEMENT
Agdam adalah salah satu kota di wilayah Azerbaijan yang populasi penduduknya pernah mencapai 150.000 jiwa. Keberadaan kota ini perlahan menghilang setelah terjadi perang pada 1993, yang dikenal dengan Perang Nagorno-Karabakh, antara pemerintah Azerbaijan dengan tentara Karabakh yang didukung Armenia.
Walaupun bukan wilayah yang menjadi basis perang, Kota Agdam menerima dampak yang sangat parah. Banyak bangunan di Agdam yang dirusak oleh tentara Armenia dan akhirnya ditinggalkan oleh penduduknya. Di kota itu hanya tersisa beberapa bangunan Masjid yang sengaja dibiarkan utuh.
Penduduk Kota Agdam banyak yang berpindah ke kota atau negara lain seperti Iran. Hingga kini sisa-sisa perang masih dapat dijumpai di Kota Agdam, namun tidak ada seorang pun yang berani menghuni kembali kota mati tersebut.
ADVERTISEMENT
Kota Agdam tidak memiliki banyak sejarah penting dalam perkembangannya. Diketahui bahwa kota itu didirikan kurang lebih 300 tahun yang lalu oleh orang-orang yang pernah melintasi wilayah Azerbaijan. Satu-satunya peristiwa penting yang terjadi di kota itu, sekaligus peristiwa terakhir, adalah Perang Nagorno-Karabakh pada 1993.
Kurang lebih 40.000 orang tewas dalam peristiwa itu, baik dari kalangan sipil maupun militer.
Meskipun Kota Agdam tidak memiliki pangkalan militer, tetapi kota ini adalah ibu kota wilayah Nagorno-Karabakh yang menjadi pusat dua negara berperang. Wilayah Nagorno-Karabakh merupakan daerah yang terkurung daratan kecil di sisi barat Azerbaijan, yang menginginkan kemerdekaan dari negara Azerbaijan.
Konflik antara pemerintah dengan pasukan Karabakh dan Armenia memuncak dari Juni hingga Agustus 1993. Pasukan Azerbaijan menggunakan Agdam sebagai basis pertahanan untuk melindungi pasukannya dari tentara Armenia.
ADVERTISEMENT
Selama musim panas, puluhan ribu tentara Armenia dan Karabakh menghancurkan sebagian besar daerah Nagorno-Karabakh. Strategi tentara Armenia dalam perang itu adalah menguasai wilayah Nagorno-Karabakh, tetapi jika hal itu tidak terwujud maka mereka akan membumihanguskannya agar tidak ada yang dapat menguasai.
Tentara gabungan Armenia menghancurkan sebagian infrastruktur penting di Kota Agdam agar tidak ada yang dapat tinggal di sana. Menurut beberapa laporan, pertempuran di Agdam sangat sengit, bahkan tidak ada kompromi bagi warga sipil yang memilih untuk bertahan di sana.
Lebih dari 120.000 penduduk meninggalkan wilayah Nagorno-Karabakh untuk menyelamatkan hidup mereka. Satu-satunya bangunan yang dibiarkan berdiri hanyalah Masjid. Hal itu dilakukan dengan sengaja, bahkan tentara Armenia menggunakan bangunan Masjid sebagai kandang sapi.
Satu-satunya bagian dari Agdam yang masih hidup adalah tim sepak bolanya. Setelah konflik Nagorno-Karabakh berakhir, tim sepak bola itu pindah ke tempat lain tetapi tetap mempertahankan nama Agdam. Mereka masih bermain di Liga Utama Azerbaijan meskipun telah 20 tahun lebih kotanya ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: