Linus Carl Pauling, Ilmuwan Kimia yang Anti-Nuklir

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
10 Desember 2018 10:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Linus Carl Pauling, ilmuwan kimia anti-nuklir peraih nobel (Foto: Dok: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Linus Carl Pauling, ilmuwan kimia anti-nuklir peraih nobel (Foto: Dok: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Linus Carl Pauling adalah orang pertama yang mendapat hadiah nobel dalam dua bidang yang tidak berhubungan dengan profesi utamanya. Ia dikenal sebagai ahli kimia yang memberikan kontribusi besar bagi bidang ilmu tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil Pauling sudah memiliki ketertarikan yang cukup besar terhadap bidang kimia. Sebagai putra seorang ahli farmasi, Pauling banyak membaca buku referensi milik ayahnya, yang menumbuhkan rasa penasaran dalam dirinya.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Oregon State Agricultural College, Pauling meraih gelar doktor dalam bidang kimia pada 1925 di California Institute of Technology. Lalu tidak lama setelah itu, ia menjadi profesor di kampus tersebut, dan selama 38 tahun mengabdikan dirinya unutk menghasilkan karya-karya penting dalam bidang kimia.
Linus menjadi ilmuwan yang mempelopori penggunaan mekanika kuantum untuk menjelaskan ikatan-ikatan kimiawi. Ia beranggapan bahwa elektron-elektron berperan sebagai gelombang yang mengambil posisinya di sekeliling atom berdasarkan panjang gelombangnya. Saat itulah ikatan-ikatan kimiawi terbentuk untuk menjadikan gelombang-gelombang elektron lebih stabil.
ADVERTISEMENT
Pauling juga yang mengembangkan Teori Resonansi, yaitu sebuah konsep yang menunjukkan bahwa dalam molekul tertentu, elektron-elektron diikat oleh beberapa atom. Teorinya itu membantu menjelaskan kegiatan kimiawi molekul-molekul berbentuk lingkaran, seperti benzene.
Tidak hanya itu, Pauling juga berperan besar dalam memperkenalkan konsep kimiawi penting lainnya, salah satunya ide tentang elektronegativitas (kekuatan atom menarik elektron). Buku karangannya, “The Nature of the Chemical Bond”, diterbitkan tahun 1939, menjadi salah satu buku teks kimia terpenting di abad ke-20.
Selama tahun 1940-an, Pauling mengadakan sebuah penelitian besar untuk menyelidiki molekul-molekul yang ditemukan dalam jaringan hidup. Ia berhasil membuktikan bagaimana asam amino sederhana dapat membentuk molekul-molekul protein yang kompleks dalam tubuh makhluk hidup.
Konsep molekul protein yang ditemukan Pauling membantu para ahli biokimia dalam memahami sistem molekul DNA. Ia kemudian mempelajari struktur molekul-molekul hemoglobin dan menemukan cacat genetika yang mengakibatkan terjadinya anemia. Pada tahun 1954, Pauling menerima hadiah penghargaan nobel dalam bidang kimia atas penelitiannya tentang sifat ikatan kimiawi.
ADVERTISEMENT
Setelah Perang Dunia II, Pauling secara terang-terangan menentang uji coba nuklir di atas permukaan tanah. Ia mengumpulkan data-data ilmiah yang sangat rinci mengenai bahaya radiasi nuklir bagi kehidupan makhluk hidup di bumi. Pauling lalu menerbitkan bukunya, “No More War!” pada 1958, untuk menjelaskan kekhawatirannya terhadap penggunaan nuklir.
Linus Carl Pauling, Ilmuwan Kimia yang Anti-Nuklir (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
Pauling menyusun petisi untuk mengakhiri uji coba nuklir, yang ditanda-tangani oleh lebih dari 11.000 ilmuwan dari 49 negara. Kegiatan-kegiatan sosial Pauling itu ternyata membuatnya tidak disukai. Bagi sebagian kalangan, sebagai seorang ilmuwan Pauling seharusnya mementingkan riset ilmiah, bukan justru melakukan kegiatan seperti itu.
Kegiatan penentangan yang dilakukan Pauling memang tidak secara langsung membuat riset-riset persenjataan dihentikan, tetapi walau demikian itu cukup membuat pihak-pihak terkait lebih berhati-hati dalam melakukan uji coba.
ADVERTISEMENT
Pada 1963, negara-negara besar pemilik senjata mematikan menandatangani Nuclear Test Ban Treaty, yang berisi larangan uji coba nuklir di atas permukaan tanah. Keberhasilan Pauling itu lalu diapresiasi oleh dunia, dengan memberinya penghargaan nobel untuk bidang perdamaian.
Sumber: Tiner, John Hudson. 2005. 100 Ilmuwan yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang : Karisma