Konten dari Pengguna

Luis Alvarez, Perancang Bom Atom yang Mengungkap Punahnya Dinosaurus

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
11 Januari 2019 17:37 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bom Atom Fat Man (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Bom Atom Fat Man (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Luis Alvarez, ilmuwan fisika atom, merupakan orang pertama yang membantu mempopulerkan teori jatuhnya meteor raksasa ke bumi, jutaan tahun silam yang memusnahkan peradaban dinosaurus dan membawa bumi pada kehancuran yang amat dahsyat.
ADVERTISEMENT
Luis Alvarez dilahirkan di San Francisco pada 1911. Ilmuwan yang mempelajari partikel-partikel subatom yang singkat itu meraih gelar Ph.D. dalam bidang fisika dari Universitas Chicago pada 1936.
Sebagai anggota ilmuwan fakultas dari Universitas Barkeley, Luis Alvarez berhasil menemukan semacam bentuk radiasi yang terjadi ketika nukleus sebuah atom menangkap elektron yang paling dalam dari atom tersebut.
Selama Perang Dunia II berlangsung, Luis Alvarez mendapat tugas dari Pemerintah Amerika Serikat untuk menggarap proyek bom atom. Ia bekerja selama dua tahun di Los Alamos, New Mexico.
Pada 16 Juli 1945, ia menyaksikan uji coba bom atom di Trinity Site, dekat Alamogordo, New Mexico. Uji coba itu dilakukan untuk mengukur tingkat radiasi dan daya ledak dari bom atom yang digarap oleh Luis Alvarez dan timnya.
ADVERTISEMENT
Pada 6 Agustus 1945, Luis Alvarez ikut dalam penerbangan, menggunakan pesawat B-29 mendampingi “Enola Gay”, saat menjatuhkan bom atom di atas Hiroshima, Jepang. Di sana, ia bertugas mengamati dan membuat laporan ilmiah mengenai perkembangan bom atom Amerika, yang merupakan keberhasilan terbaik persenjataan negara itu selama perang berlangsung.
Setelah Perang Dunia II, Luis Alvarez kembali ke Berkeley, dan mempelajari partikel-partikel subatom yang singkat hidupnya, yang tercipta oleh suatu akselerator linier rancangannya sendiri.
Untuk mendeteksi keberadaan partikel-partikel tersebut, Luis Alvarez membangun sebuah ruang gelembung besar yang mengandung hidrogen cair pada suhu -270 derajat Celcius. Partikel yang melewati cairan hidrogen tersebut akan menciptakan serangkaian gelembung di sepanjang jalurnya.
Metode-metode ciptaan Luis Alvarez berhasil mengungkapkan sejumlah besar partikel mendasar yang sebelumnya tidak dikenal. Pada 1968, Luis Alvarez meraih Hadiah Nobel dalam bidang fisika atas kontribusinya terhadap fisika dasar dan penggunaan ruang gelembung hidrogen.
ADVERTISEMENT
Luis Alvarez, Perancang Bom Atom yang Mengungkap Punahnya Dinosaurus (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Wikimedia Commons
Pada 1979, Luis dan anaknya, Walter Alvarez, membuat pernyataan yang menggemparkan dunia. Walter merupakan profesor geologi yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk meneliti batuan di Bubbio, Italia.
Ketika Walter menemukan sebuah lapisan sedimen berukuran kira-kira satu inci, Luis pun segera menganalisisnya. Hasilnya, ia menemukan kandungan iridium–unsur yang umum dalam meteor–dalam konsentrasi yang luar biasa tinggi.
Lapisan yang kaya iridium tersebut telah ada sejak 65 juta tahun yang lalu, sekitar akhir Masa Cretaceous saat dinosaurus punah. Belakangan, lapisan yang penuh iridium juga ditemukan tersebar di seluruh dunia.
Ayah dan anak itu pun mengembangkan teori “benturan meteor” yang mengakibatkan punahnya populasi dinosaurus dari muka bumi. Kedua ilmuwan itu berhasil memainkan imajinasi orang-ornag di seluruh dunia dan memasukkan kepercayaan baru mengenai keberadaan makhluk raksasa tersebut.
ADVERTISEMENT
Luis dan Walter berspekulasi bahwa benturan meteor itu menghasilkan awan debu yang menghalangi sinar matahari selama tiga tahun. Hal itu menyebabkan bumi mengalami musim dingin sangat panjang, sehingga tumbuhan dan hewan saat itu perlahan-lahan ikut punah.
Walau sempat mendapat pertentangan dari berbagai pihak, akhirnya sebagian besar ilmuwan menerima teori mereka, meski tidak semuanya.
---
Sumber: Tiner, John Hudson. 2005. 100 Ilmuwan yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tangerang: Karisma