Margaret Sanger, Perawat yang Menjadi Aktivis Keluarga Berencana

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
17 Februari 2021 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Margaret Sanger. | PBS
zoom-in-whitePerbesar
Margaret Sanger. | PBS
ADVERTISEMENT
Margaret Sanger dilahirkan di Corning, New York pada 1879, dengan nama Margaret Higgins. Ia adalah anak keenam dari sebelas bersaudara, pasangan Anne dan Michael Higgins. Sejak kecil Margaret adalah orang yang sangat keras kepala dan idealis menentang hal-hal yang dianggapnya tidak benar. Ia pernah berurusan dengan pihak berwenang setelah berselisih dengan seorang guru hanya karena sebuah sapu tangan pemberian kakak sulungnya.
ADVERTISEMENT
Margaret kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Claverack, sebuah sekolah persiapan dan pendidikan privat di Catskills. Setelah lulus, ia bekerja sebagai guru di salah satu sekolah, namun Margaret merasa pekerjaannya itu tidak sesuai dengan kepirbadiannya. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke rumahnya, merawat ibunya yang sakit akibat terkena TBC.
Kematian ibunya, yang masih berusia 49 tahun, membuat Margaret berpikir bahwa itu sebabakan oleh tekanan mengandung sebanyak 18 kali, dan harus membesarkan 11 orang anak. Di sinilah Margaret memulai pandangannya mengenai pengenadalian kelahiran untuk menyelamatkan kematian para ibu di usia muda.
Margaret kemudian masuk ke sekolah perawat di Rumah Sakit White Plains, New York. Sebelum menyelesaikan pendidikannya, ia menikah dengan seorang arsitek bernama William Sanger. Setelah menikah selama 8 tahun, Margaret Sanger merasa tidak puas dengan kehidupannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Ia pun memutuskan untuk bekerja sebagai bidan dan juru rawat di daerah timur kota New York.
ADVERTISEMENT
Di sinilah Margaret Sanger setiap hari harus berhadapan dengan orang-orang yang menderita, tidak berdaya, dan tentunya kematian. Banyak di antara mereka yang merupakan ibu muda, yang harus melahirkan dalam keadaan miskin tanpa bantuan siapapun.
Margaret Sanger mulai bergabung dalam gerakan-gerakan buruh radikal yang terjadi pada 1911. Ia ikut dalam beberapa demonstrasi yang dilakukan oleh Para Pekerja Industri Dunia, seperti di Pennsylvania, Massachusetts, dan New Jersey. Margaret Sanger semakin menghubungkan permasalahan ekonomi dengan persamaan hak wanita yang telah ia saksikan selama menjadi perawat. Baginya, perbaikan dalam hal seksual menjadi masalah gerakan wanita yang paling utama.
Sanger menerbitkan Review Birth Control dari 1917 hingga 1929. | Wikimedia Commons
Pada 1912, Margaret Sanger mulai menerbitkan artikel-artikel tentang seksualitas dan kontrasepsi wanita dalam majalah mingguan kaum sosialis, The Call. Ketika itu terdapat sebuah undang-undang yang melarang penyebaran informasi tentang penyakit kelamin, alat kontrasepsi, dan aborsi. Oleh karena itu, tindakan Margaret sangat beresiko. Budaya yang berkembang ketika itu menganggap subjek-subjek semacam itu adalah bentuk tindakan cabul. Bahkan para dokter, yang seharusnya memiliki wewenang, tidak diizinkan untuk memberi informasi mengenai pengendalian kelahiran.
ADVERTISEMENT
Margaret Sanger tidak menggubris pelarangan-pelarangan tersebut dan tetap memberikan informasi pengendalian kelahiran yang dibutuhkan oleh para wanita. Tahun 1914, ia melakukan sebuah perjalanan ke Eropa untuk mempelajari teknologi pengaturan kelahiran, dan kembali ke New York dengan tekad untuk mendorong diizinkannya penggunaan alat kontrasepsi.
Margareth Sanger. | PBS
Margaret Sanger kemudian mendirikan Ikatan Pengendalian Kelahiran Nasional di Amerika. Kampanyenya semakin besar dengan menerbitkan majalan bulanan, Women Rebel, yang membahas mengenai seksualitas dan kontrasepsi. Namun, majalah ini hanya bertahan selama 7 bulan, hingga diumumkan sebagai majalah yang tidak boleh diterbitkan. Margaret Sanger didakwa karena melakukan pelanggaran, tetapi ia berhasil lolos dari hukuman penjara.
Pada 1916, Margaret Sanger membuka sebuah klinik untuk pengendalian kelahiran pertama di Amerika Serikat. Para stafnya terdiri dari para aktivis perempuan yang mempunyai visi yang sama dengan Margaret Sanger. Klinik ini membuka nasihat pengendalian kelahiran, menjual alat kontrasepsi, dan melakukan kampanye-kampanye untuk para ibu muda. Hanya dalam waktu 10 hari setelah beroperasi, kliniknya telah dikunjungi oleh 500 orang wanita. Namun akhirnya ditutup oleh polisi dan Margaret Sanger dipenjarakan.
ADVERTISEMENT
Dakwaan yang dituduhkan kepada Margaret Sanger telah membuatnya menjadi tokoh nasional. Setelah keluar dari penjara, Margaret Sanger melakukan kampanye untuk mendirikan klinik-klinik pengendalian kelahiran dengan para dokter sebagai stafnya.
Pada 1921, Margaret Sanger mengelola Liga Pengendalian Kelahiran Amerika, yang kemudian berubah menjadi Federasi Orangtua Berencana di Amerika. Ia juga membuka Biro Riset Klinik Pengendalian Kelahiran di New York. Klinik yang dibuatnya ini menjadi model bagi lebih dari 300 klinik yang tersebar di seluruh Amerika Serikat.
Biro Riset Klinis Kontrol Kelahiran Sanger beroperasi dari gedung New York ini dari tahun 1930 hingga 1973. | Wikimedia Commons
Margaret Sanger tidak mengenal kata lelah dalam usahanya mengendalikan kelahiran yang dianggapnya dapat menyengsarakan para wanita. Ia melakukan berbagai upaya penggalangan dana. Ia juga berjuang untuk gugatan hukum yang dirancang mengesahkan pengajaran informasi pengendalian kelahiran di sekolah-sekolah kedokteran di Amerika Serikat. Dan tahun 1937, Asosiasi Medis Amerika akhirnya mengakui kontrasepsi sebagai sebuah mata kuliah yang harus diberikan di sekolah-sekolah kedokteran.
ADVERTISEMENT
Setahun sebelum kematian Margaret Sanger, Mahkamah Agung Amerika Serikat telah menghapuskan undang-undang yang melarang penggunaan alat kontrasepsi secara pribadi. Sebuah pencapaian yang sangat hebat dari seorang wanita bernama Margaret Sanger.
Sebuah jalan yang dinamai Margaret Sanger di Amerika Serikat, sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya. | Wikimedia Commons
***
Referensi:
Foto : americamagazine.org