Memutar Roda Ekonomi Dunia Abad ke-20 ala John Maynard Keynes

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
20 Mei 2021 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
John Maynard Keynes | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
John Maynard Keynes | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
John Maynard Keynes adalah seorang revolusioner, kolektor seni modern, pemimpin perusahaan asuransi jiwa, dan direktur Bank of England. Ia berhasil mengubah ilmu ekonomi menjadi sebuah senjata mematikan bagi revolusi sosial yang terjadi di banyak negara di dunia.
ADVERTISEMENT
Sebelum Maynard Keynes muncul, para ahli ekonomi selalu bertahan dengan pemikiran pesimis mengenai perubahan sosial masyarakat, yang menurut mereka akan sangat sulit mengubah kehidupan masyarakat yang selalu berada pada kondisi “depresi”. Tetapi Keynes adalah seorang optimis, yang percaya bahwa resesi dan depresi dapat dilawan dengan bantuan perubahan ekonomi.
John Maynard Keynes dilahirkan di Cambridge, Inggris, pada 5 Juni 1883. Ayahnya, John Neville Keynes dikenal sebagai ahli ekonomi di University of Cambridge, dan ibunya, Florence Ada Keynes adalah walikota Cambridge. Ia adalah seorang anak yang sangat cerdas, terbukti dari pendidikan yang diterimanya dari dua sekolah ternama, yaitu Eton Collage, dan University of Cambridge.
John Maynard Keynes | Wikimedia Commons
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Maynard Keynes bekerja di Departemen Keuangan, memegang sebuah jabatan di Kantor Urusan India. Tetapi ia tidak lama bekerja departemen keuangan, karena merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerja di sana. Ia pun akhirnya memutuskan untuk mengajar di University of Cambridge, dan menerbitkan banyak buku mengenai pemikiran ekonominya.
ADVERTISEMENT
Ketika Perang Dunia I meletus, Maynard Keynes dipanggil kembali oleh Departemen Keungan untuk mengurusi masalah penyebaran uang selama masa perang. Di sinilah awal perjuangan Maynard Keynes untuk melakukan perubahan ekonomi sebuah negara demi kepentingan rakyatnya.
Sejak awal, ia sudah menerima tugas yang sangat berat, yaitu berusaha menyeimbangkan neraca perdagangan dengan Prancis, yang memiliki sejarah kelam dengan Inggris. Maynard Keynes meminta Galeri Nasional Inggris untuk membeli lukisan-lukisan Manet, Corot, dan Delacroix dengan harga murah.
John Maynard Keynes | Wikimedia Commons
Setelah perang usai, Maynard Keynes ditugaskan menjadi delegasi Inggris dalam Konferensi Perdamaian Paris pada 1918-1919. Selama di Paris, ia menemukan banyak hal yang betentangan dengan pemikirannya.
Salah satunya pendapat para pemimpin Eropa yang mengharuskan Jerman membayar rampasan perang sebagai konsekuensi bagi pihak yang kalah. Maynard Keynes sangat tidak setuju dengan pernyataan itu, karena menurutnya Jerman penuh dengan “kemarahan” sehingga tidak mungkin bisa membayar.
ADVERTISEMENT
Keynes meramalkan bahwa masa pemulihan setelah Perang Dunia tersebut akan menyebabkan Jerman jatuh miskin, dan akhirnya seluruh Eropa kaan terbawa resesi.
Pendapatnya itu ia tulis dalam sebuah buku pendek, berjudul The Economic Consequences of the Peace. Buku kecil yang terjual 84 ribu kopi di seluruh dunia itu menghasilkan kegemparan besar, dan menjadikan Maynard Keynes tokoh intelktual penting. Ramalan Keynes akan kehancuran karena ekonomi itu juga berlaku setelah Perang Dunia II berakhir.
Amerika Serikat dan Inggris memperhatikan dengan baik teguran Keynes. Baginya, jalan terbaik untuk mencapai perdamaian adalah dengan membantu pihak yang kalah untuk bangkit. Cara tersebut akan memutar roda ekonomi dunia, dan membangun kelas menengah demokratis yang kuat di Jerman, Italia, dan Jepang.
ADVERTISEMENT
Pengaruh terbesar Maynard Keynes berasal dari sebuah buku, yang diterbitkan semasa Depresi Besar tahun 1936, berjudul The General Theory of Employment, Interest, and Money. Ide dasar Maynard Keynes dalam bukunya cukup sederhana, yaitu jika ingin membuat masyarakat tetap bekerja, pemerintah harus menerapkan defisit anggaran pada saat ekonomi melemah. Jika tidak, tingkat pengangguran yang tinggi dan kesengsaraan sosial akan terajadi menimpa negara tersebut.
Ilustrasi Depresi Besar di Amerika Serikat. | Wikimedia Commons
Ide Maynard Keynes mengenai defisit anggaran merupakan gagasan yang tidak masuk akal pada masa itu. Banyak ahli ekonomi yang menolak ide itu, dan lebih menyukai anggaran berimbang. Di sisi lain, para politisi tidak mengerti bagaimana cara penerapan gagasan yang dibuat oleh Keynes tersebut. Hal itu pula yang terjadi menimpa Amerika Serikat pada 1932. Selama masa pemilihan presiden, Franklin D. Roosevelt kerap kali menyalahkan Hebert Hoover yang telah menjalankan defisit anggaran, tetapi tidak dapat memajukan negaranya, dan ia berjanji untuk menghentikan gagasan tidak masuk akal itu. Namun Maynard Keynes tetap meyakinkan Roosevelt untuk terus menerapkan defisit anggaran. Walau pada akhirnya gagasan itu tetap ditolak oleh Roosevelt.
ADVERTISEMENT
Ketika masa Depresi Besar memuncak, Roosevelt mencoba berbagai cara untuk memutar roda ekonomi Amerika. Setelah terus menggunakan gagasan yang dipercayanya, pada 1938 depresi ekonomi semakin tinggi di Amerika. Akhirnya Roosevelt, dengan enggan, mencoba satu-satunya gagasan yang belum pernah dicobanya, yaitu gaagasan Maynard Keynes, yang baginya sangat membingungkan.
John Maynard Keynes (tengah) | Wikimedia Commons
Sampai Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dunia II, Roosevelt mulai mencoba menerapkan ide Maynard Keynes dalam skala yang cukup untuk mengangkat Amerika Serikat dari keterpurukan. Seluruh dunia terkejut melihat peningkatan produktivitas Amerika Serikat pada masa itu setelah menerapkan gagasan Keynes. Antara tahun 1939-1944, produksi Amerika Serikat berjalan dengan sangat baik, dan jumlah pengangguran di sana menurun dari 17% menjadi sekiyar 1%
Belum pernah suatu teori ekonomi diuji dan memberikan hasil yang mengagumkan seperti itu. Meskipun ada faktor-faktor lain yang mendukung penerapannya, tetapi semuanya sesuai dengan prediksi Maynard Keynes. Sampai beberapa dekade kemudian, teori Keynes itu masih berlaku di Amerika Serikat. Namun Maynard Keynes yang meningga pada 1946, mungkin tidak tahu bahwa teorinya itu berhasil diterapkan di berbagai negara dengan sangat baik.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: