Mengenal Sulfur, Sebuah Unsur yang Banyak Didapat di Alam

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
15 Februari 2020 21:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Belerang di Gunung berapi Dallol. Dok: Wikimedia
zoom-in-whitePerbesar
Belerang di Gunung berapi Dallol. Dok: Wikimedia
ADVERTISEMENT
Sulfur, atau yang biasa dikenal dengan belerang merupakan unsur paling banyak kesepuluh yang ada di alam semesta. Unsur ini telah dikenal sejak zaman kuno. Antoine Lavoisier sekitar tahun 1777 meyakinkan seluruh komunitas ilmiah bahwa sulfur adalah sebuah unsur.
ADVERTISEMENT
Sulfur merupakan komponen dari banyak mineral umum, seperti galena (PbS), gipsum (CaSO4 · 2 (H2O), pirit (FeS2), sphalerite (ZnS atau FeS), cinnabar (HgS), stibnite (Sb2S3), epsomite (MgSO4 · 7 (H2O)), celestite (SrSO4) dan barite (BaSO4). Hampir 25% dari sulfur yang diproduksi saat ini didapatkan dari operasi pemurnian minyak bumi dan merupakan produk sampingan dari ekstraksi bahan lain dari sulfur yang mengandung bijih (pasir, tanah, atau batuan yang mengandung cukup mineral yang berguna untuk diolah menjadi barang ekonomi).
Mayoritas produksi sulfur saat ini diperoleh dari endapan bawah tanah. Biasanya ditemukan bersamaan dengan endapan garam, dengan suatu proses yang dikenal sebagai proses Frasch.
Sulfur. Dok: Wikimedia
Sulfur berwarna kuning pucat, tidak berbau dan rapuh. Selain itu, Sulfur menampilkan tiga bentuk alotropik yaitu, ortorombik, monoklinik dan amorf. Bentuk ortorombik adalah bentuk sulfur yang paling stabil. Berbeda dengan ortorombik, monoklinik terjadi pada suhu 96 ° C dan 119 ° C dan kembali ke bentuk ortorombik ketika didinginkan. Sedangkan amorf terbentuk ketika belerang cair dengan cepat didinginkan. Selain itu, amorf juga lunak dan elastis sehingga pada akhirnya dapat kembali ke bentuk ortorombik.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar sulfur yang diproduksi biasanya akan digunakan dalam pembuatan asam sulfat (H2SO4). Sebanyak hampir 40 juta ton, asam sulfat digunakan setiap tahun untuk membuat pupuk, baterai timbal-asam. Selain itu, asam sulfat juga digunakan dalam banyak proses industri. Jumlah sulfur yang lebih kecil digunakan untuk vulkanisasi karet alam, sebagai insektisida (penyair Yunani Homer menyebutnya sebagai "belerang yang mencegah hama" hampir 2,800 tahun yang lalu), serta dapat digunakan dalam pembuatan bubuk mesiu dan sebagai agen yang hampir mati.
Selain asam sulfat, sulfur membentuk senyawa menarik lainnya. Senyawa-senyawa tersebut antara lain adalah Hidrogen sulfida (H2S). Hidrogen Sulfida merupakan gas berbau seperti telur busuk. Selanjutnya adalah Sulfur dioksida (SO2). Senyawa ini dibentuk dengan membakar sulfur di udara, digunakan sebagai zat pemutih, pelarut, desinfektan, dan sebagai pendingin. Ketika dikombinasikan dengan air (H2O), sulfur dioksida membentuk asam sulfur (H2SO3), yaitu asam lemah yang merupakan komponen utama dari hujan asam.
ADVERTISEMENT
sumber:
Jlab Science Education. The Elemental Sulfur. Diambil kembali dari The Periodic Tabel of Elements.