Misuzu Kaneko, Penyair Perempuan Jepang yang Hampir Terlupakan

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
10 Maret 2020 20:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Misuzu Kaneko. Dok: Laman Misuzu Kaneko
zoom-in-whitePerbesar
Misuzu Kaneko. Dok: Laman Misuzu Kaneko
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang sosok perempuan, terutama ketika dunia selalu diperingati dalam International Women's Day atau hari perempuan internasional merupakan suatu penghargaan kepada wanita-wanita di dunia. Salah satu sosok wanita di dunia yang perlu diingat dan dikenang adalah Misuzu Kaneko. Ia merupakan sosok wanita yang menjadi salah satu penyair anak-anak Jepang. Ia lahir pada tahun 1903 sebagai “Teru” di sebuah desa nelayan kecil di Jepang bagian barat. Awal mula ia mencintai buku ternyata bukan tanpa alasan. Hal tersebut ternyata juga karena faktor ia tumbuh dalam keluarga penjual buku.
ADVERTISEMENT
Suatu prestasi yang tergolong langka pada masa itu, seorang gadis Jepang bersekolah hingga berusia 18 tahun. Bersekolah merupakan hal yang membuat ibu serta neneknya mendorong dan mendukung penuh. Hingga akhirnya ia berhasil menandatangani karyanya yang berjudul “Misuzu” pada usianya yang ke 20. Karya tersebut secara kiasan dalam sastra Jepang klasik berarti “where the bamboo is reaped”. Suatu hal yang menakjubkan juga ia raih, keempat puisi yang ia kirim ke empat majalah anak-anak popular semuanya diterima.
Seorang penyair terkenal, Yaso Saijo, yang juga merupakan editor dari salah satu majalah tersebut menyebut bahwa karya yang dibuat oleh Misuzu Kaneko disamakan dengan karya Christina Rosetti, seorang penyair Inggris. Selain itu, pada tahun 1966 seorang penyair Jepang, Setsuo Yazaki yang berusia 19 tahun menemukan puisi yang membuatnya terkagum dengan kemurahan hati, empati, serta kebenaran eksistensial yang dibalut dengan kesederhanaan. Puisi tersebut merupakan karya Misuzu Kaneko yang ditulis pada sekitar 11 April 1903 hingga 10 Maret 1930.
ADVERTISEMENT
Misuzu menikah pada tahun 1926 dengan seorang pegawai toko buku keluarga. Suaminya merupakan seorang yang mata keranjang. Suaminya dipecat setelah mereka berdua menikah. Selain itu, suaminya juga menularkan penyakit gonore padanya. Sayangnya penyakitnya tersebut tidak dapat diobati, dan justru membuat Misuzu semakin lemah. Suaminya juga melarangnya untuk menulis lagi. Hingga akhirnya pada tahun 1930, Misuzu menceraikan suaminya. Akan tetapi suaminya tidak memberikan hak asuh atas anak mereka, yang menjadi haknya sesuai hukum yang ada di Jepang pada saat itu. Misuzu lalu mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Hal tersebut terjadi tepat satu bulan sebelum ulang tahunnya.
ADVERTISEMENT
Suatu hal yang cukup menyedihkan adalah apa yang telah ia hasilkan selama lima puluh tahun setelahnya hamper terlupakan. Akan tetapi pada sekitar 1980an, Setsuo Yazaki menemukan kembali manuskrip puisi-puisinya. Akhirnya, secara keseluruhan sebagian besar puisinya diterbitkan dan muncul untuk pertama kalinya di media cetak. Sejak saat itu, puisinya menjadi puisi yang cukup terkenal dan di antara puisi-puisi anak lainnya. Karyanya banyak muncul lagu-lagu serta buku teks sekolah dasar. Selain itu, siaran puisinya yang berjudul “Are You an Echo” yang diumumkan pada publik setelah gempa bumi dan tsunami Tohoku pada tahun 2011 membuat reputasinya semakin kuat. Hal tersebut menjadikannya salah satu penulis anak-anak Jepang yang paling dicintai.
ADVERTISEMENT
"Are You an Echo?" Dok: Brainpicking
Sumber: