Konten dari Pengguna

Perang Inggris-Zanzibar, Perang Tersingkat dalam Sejarah

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
4 Desember 2020 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istana Kesultanan Zanzibar setelah dibom oleh pasukan Britania. Dok: Wikimedia Commons.
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istana Kesultanan Zanzibar setelah dibom oleh pasukan Britania. Dok: Wikimedia Commons.
ADVERTISEMENT
Perang Inggris-Zanzibar terjadi antara Britania Raya dan Kesultanan Zanzibar pada tanggal 27 Agustus 1896. Konflik ini berlangsung selama kurang dari 40 menit dan merupakan perang tersingkat sepanjang sejarah.
ADVERTISEMENT
Penyebab dari perang singkat ini adalah wafatnya Sultan Hamad bin Thuwaini yang dikenal pro-Britania pada tanggal 25 Agustus 1896 dan kenaikan Sultan Khalid bin Barghash. Namun, Britania lebih suka Hamud bin Muhammed yang naik menjadi sultan, karena Hamud dinilai berpihak pada kepentingan Britania Raya.
Sesuai perjanjian yang ditandatangani tahun 1886, syarat untuk bisa menempati tahta sultan adalah harus mendapatkan izin dari Britania, dan Khalid sebagai sultan baru tidak memenuhi persyaratan ini. Britania menganggap hal ini sebagai casus belli (pemicu peperangan) dan mengirimkan ultimatum ke Khalid agar pasukannya menyerah dan meninggalkan istana. Sebagai reaksi balasan, Khalid mengumpulkan para penjaga istana dan mengurung diri di dalam istana.
Foto: Istana Kesultanan Zanzibar. Dok: Wikimedia Commons.
Ultimatum yang diberikan oleh Inggris berakhir pada pukul 09.00 Waktu Afrika Timur (EAT) tanggal 27 Agustus. Ketika itu Britania sudah menyiapkan tiga kapal jelajah, dua kapal persenjataan, 150 marinir dan pelaut, serta 900 tentara Zanzibar di pelabuhan. Kontingen AL Kerajaan Inggris saat itu dipimpin oleh Laksamana Muda Harry Rawson, sementara tentara Zanzibar dipimpin oleh Brigadir Jenderal Lloyd Mathews dari Angkatan Darat Zanzibar.
ADVERTISEMENT
Sekitar 2.800 penduduk Zanzibar melindungi istana, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil yang direkrut, serta penjaga istana dan sekian ratus pelayan istana dan budaknya. Pihak yang bertahan memiliki sejumlah artileri dan senjata mesin yang dipasang di depan istana agar terlihat oleh kapal-kapal Britania. Pengeboman yang dilancarkan pada pukul 09:02 menyebabkan istana rusak terbakar dan hancurnya artileri pihak Zanzibar.
Foto: Para marinir Britania ketika melakukan penyerangan terhadap istana Kesultanan Zanzibar. Dok: Wikimedia Commons.
Manuver kecil terjadi di laut berhasil menenggelamkan satu kapal pesiar milik kerajaan dan dua kapal kecil, serta sejumlah tembakan yang ditujukan pada tentara Zanzibar pro-Britania tidaklah efektif. Bendera di istana ditembak jatuh dan kebakaran padam pukul 09:40.
Pasukan Kesultanan Zanzibar kehilangan 500 personelnya, sementara hanya satu pelaut dari pihak Britania yang mengalami luka. Sultan Khalid mendapatkan perlindungan di konsulat Jerman sebelum kabur ke Afrika Timur Jerman (di daratan Tanzania).
ADVERTISEMENT
Britania segera memasang Sultan Hamud di tampuk kekuasaan sebagai kepala pemerintahan. Perang ini menandai akhir dari Kesultanan Zanzibar sebagai negara berdaulat dan mengawali masa-masa yang sangat dipengaruhi oleh Britania Raya.
Dok: Encyclopedia Britannica.
**
Referensi: