Paus Innocent III dan Kedigdayaan Gereja Katolik Abad Pertengahan

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
11 Desember 2018 19:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Paus Innocent III (Foto: Dok: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Paus Innocent III (Foto: Dok: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Di bawah pimpinan Paus Innocent III, Gereja Katolik mencapai puncak kehormatan dan kekuasaannya selama Abad Pertengahan di Eropa. Paus Innocent III berperan penting dalam beberapa peristiwa yang mengubah pergerakan sejarah dunia, seperti mencanangkan dimulainya Perang Salib Keempat, menyelenggaraan Konsili Lateran Keempat, dan memperkokoh posisi kepausan Eropa terhadap dunia.
ADVERTISEMENT
Dilahirkan dengan nama Lothario de Segni, sejak kecil Paus Innocent III telah dipersiapkan menjadi menjadi pemimpin gereja. Ia mempelajari teologi dan hukum gereja sejak usianya masih sangat muda. Ketika Paus Celestine III meninggal dunia pada 1198, Lothario de Segni secara resmi dipilih untuk menggantikannya memimpin Gereja Katolik.
Segera setelah menduduki jabatan pemimpin gereja, Paus Innocent III bergerak untuk mendapatkan kembali hak-hak kepausan di berbagai wilayah yang sebelumnya mulai meninggalkan keyakinannya terhadap gereja. Negara-negara seperti Spoleto, Ancona, dan Romagna, mendeklarasikan diri sebagai pengikut Gereja Katolik, sementara negara lainnya, seperti Florence, Lucca, dan Sienna, tetap berpegang pada otonomi yang telah mereka bangun.
Mengikuti jejak Paus Gregorius VII, Paus Innocent III mengumumkan hak dari Gereja Katolik untuk ikut serta dalam peristiwa politik di Eropa. Innocent menggunakan kekuasaannya untuk melarang dan mengucilkan wilayah Inggris dan Prancis, sampai mereka bersedia berada di bawah pengaruhnya.
ADVERTISEMENT
Innocent III juga membuat hukum gereja yang mengatur hak-hak bagi biarawan dan biarawati agar terbebas dari hukum sipil yang diatur oleh masing-masing raja di wilayah kekuasaannya, sehingga kekuasaan raja akan dibatasi oleh hukum gereja yang dianggap mutlak.
Paus Innocent III dan Kedigdayaan Gereja Katolik Abad Pertengahan (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
Paus Innocent III lalu mendeklarasikan penyatuan Gereja Kristen di Timur dengan Gereja di Roma, yang akhirnya membawa semangat Perang Salib Keempat pada 1202. Namun rencananya itu tidak mendapat persetujuan dari beberapa penguasa. Akhirnya para pejuang Perang Salib menentang Paus Innocent III, dan melakukan penyerangan terhadap Konstantinopel.
Innocent juga menyetujui dilakukannya “perang suci” melawan kaum Albigensia di Prancis yang dianggap sesat karena menyangkal otoritas Gereja. Ia memerintahkan pasukan kepausan untuk menghancurkan kaum Albigensia. Peristiwa itu dijadikan oleh Paus Innocent III sebagai peringatan bagi bangsa lain yang berencana untuk menentang kekuatan gereja.
ADVERTISEMENT
Pada 1215, dilaksanakan Konsili Lanteran Keempat, yang merupakan puncak dari pemerintahan kepausan Innocent III. Kegiatan akbar yang dihadiri oleh 400 uskup, 800 kepala biara, dan perwakilan kerajaan-kerajaan di wilayah Kekristenan itu dilaksanakan untuk membuat keputusan-keputusan penting bagi gereja. Salah satu keputusan penting yang diambil saat itu adalah pernyataan bahwa gereja itu bersifat universal, di mana semua orang harus mempercayainya.
Di tengah persiapan besar untuk menghadapi Perang Salib, yang sangat diharapkan dapat membebaskan tanah suci orang Kristen di Yerusalem, Paus Innocent III meninggal dunia secara mendadak pada tahun 1216.
Sumber: Paparchontis, Kathleen. 2005. 100 Pemimpin Dunia yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang: Karisma