Raja Philip II dan Ratu Elizabeth I: Perseteruan Ikonik Spanyol dan Inggris

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
18 Januari 2021 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pertempuran Spanyol dan Inggris. Dok: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertempuran Spanyol dan Inggris. Dok: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Raja Philip II (1527-1598) dari Spanyol, dan Ratu Elizabeth I (1533-1603) dari Inggris, terkenal sebagai dua pemimpin yang saling bermusuhan. Keduanya bersumpah untuk mempertahankan keyakinan masing-masing yang berbeda (Katolik dan Anglikan). Bahkan mereka memiliki cara pandang yang berbeda mengenai konsep kenegaraan yang hendak dibangun.
ADVERTISEMENT
Dua kekuatan besar itu telah bersaing dalam hal kekuasaan selama bertahun-tahun di wilayah Eropa. Mereka saling mendukung, menjatuhkan, memengaruhi, dan menguasai, sebelum akhirnya berebut kekayaan dan pengaruh di Dunia Baru.
Hubungan tidak harmonis kedua negara itu juga tidak hanya terlihat dari para pemimpinnya, tetapi juga rakyatnya. Kapal-kapal perang Inggris telah lama memburu kapal Spanyol di Karibia, tanpa perintah dari ratu. Mereka melakukannya atas kehendak sendiri.
Dok: Armada Tapestris
Namun pada 1580, Elizabeth memberikan perintah langsung kepada Kapten Francis Drake (1540-1596) untuk mengganggu Spanyol di mana pun mereka berada di wilayah Dunia Baru.
Dengan memegang perkataan ratunya itu, Kapten Drake pun melakukan penyerangan ke wilayah Panama, yang saat itu dikuasai Spanyol. Kemudian ia mengelilingi Amerika Selatan menuju pantai barat benua itu, dengan terus melancarkan serangan ke tempat-tempat yang dikuasai Spanyol.
ADVERTISEMENT
Drake dan pasukannya melakukan penjarahan dan membakar wilayah milik Spanyol di Amerika Selatan. Kemudian ia berlayar ke utara ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai California, sebelum kembali ke Lautan Pasifik.
Setibanya di London pada 1582, Kapten Drake dianugerahi gelar bangsawan oleh Ratu Elizabeth atas berbagai upaya penghancuran yang dilakukannya atas daerah kekuasaan Spanyol. Sosok Drake pun menjadi contoh bagi kekuatan angkatan laut Inggris yang baru dibentuk oleh ratu, khusus untuk melawan invasi yang mungkin akan dilakukan oleh Spanyol.
Kapten Francis Drake. Dok: Wikimedia Commons
Mengetahui wilayah Dunia Baru miliknya diusik oleh Inggris, Philip II segera membangun angkatan laut besar yang terdiri dari 130 kapal perang, yang kemudian dikenal sebagai “Armada Besar Spanyol”.
Pasukan Philip II itu berlayar ke utara dari Spanyol pada 1588, untuk menghadapi gempuran kekuatan laut Inggris. Kapal-kapal Inggris, yang sebenarnya tidak memiliki persenjataan lengkap namun lincah, berhasil merepotkan barisan pertahanan Spanyol, dan mengakibatkan kerusakan yang ukup parah.
ADVERTISEMENT
Dalam pertempuran itu, armada Inggris mampu menghancurkan banyak kapal Spanyol. Mereka dibantu oleh cuaca buruk yang sangat merepotkan pasukan Spanyol karena tidak biasa menghadapinya. Akibatnya, hanya setengah dari armada Spanyol yang berhasil kembali ke negaranya.
Ilustrasi Armada Laut Spanyol ketika melakukan penggempuran di daerah kelautan Inggris. Dok: Wikimedia Commons
Masih berambisi manghancurkan Inggris, Philip II kembali membangun kapal-kapal perang pada 1593 dan 1594. Namun ketika akan melakukan penyerangan, mereka diadang oleh cuaca yang buruk dan kurangnya pasokan logistik. Upaya mencapai Inggris pun baru berhenti setelah kematian Philip pada 1598. Hal itu cukup mengecewakan rakyat Spanyol yang ingin memperoleh kemenangan atas Inggris.
Tidak jauh berbeda, rakyat Inggris pun cukup kecewa dengan keputusan James II, yang ingin mengupayakan perdamaian dengan Spanyol. Setelah menggantikan takhta, James II memang terlihat tidak memiliki ambisi sekuat Elizabeth I untuk menujukkan kekuatan Inggris di mata dunia.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: