Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Robert Oppenheimer, Penemu Bom Atom yang Menyesali Penemuannya Sendiri
3 Desember 2020 12:59 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Julius Robert Oppenheimer aktor utama sekaligus pemimpin dalam pembuatan bom atom yang berhasil diledakkan di kota Hiroshhima dan Nagasaki, Jepang pada Perang Dunia Kedua.
ADVERTISEMENT
Robert dijuluki "Father of Atomic Bomb" atau "Ayah Bom Atom". Einstein pun sebenarnya mempunyai peran dalam pembuatan bom atom, namun perannya termasuk kecil apabila dibandingkan dengan peran Robert Oppenheimer.
Teori E = mc^2 yang terkenal merupakan salah satu teori landasan untuk melepaskan energi besar suatu bom Atom. Namun Albert Einstein sebenarnya tidak secara langsung terjun ke proyek utama bom Atom.
Pada Agustus tahun 1939, Einstein memperingatkan Presiden Amerika Serikat, Franklin Roosevelt melalui surat jika Nazi Jerman sedang mengerjakan senjata baru yang kuat yaitu bom Atom.
Peringatan Einstein memicu pemerintah AS meluncurkan sebuah proyek ambisius yang bernama "Proyek Manhattan" pada bulan Desember 1941.
Robert Oppenheimer bersama dengan 3.000-an ilmuwan lainnya yang terlibat dalam Proyek Manhattan, meneliti sebuah bom yang suatu saat akan dikenal sebagai sebuah bom Atom. Robert merupakan penanggung jawab penelitian dan desain bom Atom dalam Proyek Manhattan.
ADVERTISEMENT
Sebetulnya, Robert telah meneliti mengenai kecepatan neutron serta seberapa banyak material yang diperlukan untuk membuat sebuah alat peledak setahun sebelum Proyek Manhattan diluncurkan. Pemerintah AS menunjuk Robert menjadi pemimpin Proyek Manhattan.
Tiga tahun setelahnya sebuah bom Atom akhirnya berhasil diciptakan.
Pada Agustus tahun 1945, bom Atom tersebut dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Bom Atom tersebut menghilangkan sekitar 200 ribu nyawa di dua kota tersebut. Ironisnya, setelah penelitian tersebut itu Robert ternyata menyesali hasil penemuannya.
Buntutnya, Robert Oppenheimer dan Albert Einstein akhirnya mendirikan World Academy of Art and Science pada tahun 1960. Khusus untuk Robert Opphemheimer dia sangat aktif dalam menyuarakan penghentian bom hidrogen.
**
Referensi: