Benyamin Sueb, Tokoh Betawi yang Melegenda

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
24 November 2017 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Benyamin S. ketika rekaman (Foto: arsip perpusnas.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Benyamin S. ketika rekaman (Foto: arsip perpusnas.go.id)
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak kenal Benyamin Sueb? Lagu-lagunya hingga kini bahkan selalu dinyanyikan di panggung-panggung. Penyanyi legendaris Betawi yang juga pandai berakting ini lahir di Jakarta pada 5 Maret 1939. Ia menciptakan sebuah fenomena musik Betawi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kaset-kasetnya sewaktu dulu tidak pernah “meledak”, tapi lagu-lagunyalah yang meledak-ledak sehingga kasetnya terus hadir dengan judul-judul baru.
Sebelum Iwan Fals melakukan protes lewat lagu-lagunya yang banyak mengkritisi pemerintah, Benyamin sudah menyanyikan lagu-lagu kritik tersebut tanpa menghilangkan ciri khas Betawinya.
Dengan dibalut humor, lirik-liriknya seolah mengalir lebih jujur, dan mewakili penderitaan serta keadaan masyarakat Betawi. Contohnya saja lagu Digusur, dan juga lagu Pungli, yang mendapat penghargaan dari Kopkamtib, karena dianggap menunjang program Operasi Tertib yang sedang digalakkan pemerintah pada 1977.
Awal mula karir Benyamin di dunia hiburan tidak terlepas dari campur tangan Bing Slamet, penyanyi Indonesia yang tak kalah legendaris. Setelah menyerahkan lagu ciptaannya yang berjudul “Nonton Bioskop” untuk direkam Bing Slamet, Benyamin malah disarankan untuk menyanyikan lagu itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya mahir bermusik keroncong, Benyamin ternyata pernah bermain di berbagai genre musik. Ia bermain jazz bersama Jack Lesmana, Bill Saranggih, serta Rachmat Kartolo, sebelum akhirnya bergabung dnegan grup Melodi Ria. Bersama grup ini Benyamin menggarap sejumlah lagu, antara lain Kisah Cinta, Panon Hideung, Nonton Bioskop, dan Si Neneng.
Selain jazz, Benyamin kerap kali ikut manggung membawakan lagu-lagu Barat seperti Unchained Melody, Blue Moon, dan El Mondo.
Kondisi politik Orde Lama yang serba melarang berbagai produk Barat juga pernah mengantarkan Benyamin ke dalam jeruji penjara.
Setelah itu ia pun akhirnya menetapkan diri pada musik-musik macam gambang kromong. Duetnya bersama Ida Royani menciptakan setidaknya 150 lagu. Kaset-kaset mereka berisi lagu-lagu yang menjadi gambaran nyata kehidupan masyarakat Betawi.
ADVERTISEMENT
Selama masa 1964-1992 Benyamin telah menghasilkan sekitar 300 lagu dan membintangi 53 film.
Benyamin merupakan salah satu penyanyi yang sangat diterima masyarakat, khususnya masyarakat Betawi. Pembawaannya yang lucu, lagu-lagunya yang menggambarkan realitas keseharian masyarkat Betawi menjadikan Benyamin penyanyi yang selalu dirindukan sosoknya.
Lirik-lirik dari lagunya selalu mudah dicerna. Ciri khasnya dalam membawakan lagu, yakni dengan candaan, seolah membuat siapa saja yang mendengar merasa akrab dengan Benyamin.
Seperti apa yang dikatakan kritikus Irlandia, George Bernard Shaw “Benyamin menggambarkan masanya dalam lagu, itulah yang membuat seniman Betawi ini melegenda”