Sejarah Eurofighter Typhoon, Jet Tempur Jawara Perang Libya Incaran Indonesia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
28 Juli 2020 8:20 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Eurofighter Typhoon Inggris terbang dalam misi patroli di atas Laut Baltik. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
zoom-in-whitePerbesar
Eurofighter Typhoon Inggris terbang dalam misi patroli di atas Laut Baltik. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, menulis surat kepada Menteri Pertahanan Austria, Klaudia Tanner, soal minatnya untuk mengakuisi 15 pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas Angkatan Udara Austria. Pesawat-pesawat tersebut dipensiunkan karena terbatasnya anggaran pertahanan.
ADVERTISEMENT
Indonesia memang sedang mencari pengganti pesawat F-5 Tiger II yang sudah dipensiunkan sejak tahun 2017. Calon pengganti tulang punggung Satuan Tempur Buru Sergap Skadron Udara 14 itu sempat menguat ke Sukhoi Su-35, namun adanya masalah skema pembelian justru membuat Eurofighter Typhoon dipilih sebagai opsi lain.
Eurofighter Typhoon bermanufer di Royal International Air Tattoo, Inggris, Juli 2012. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Typhoon merupakan salah satu pesawat tempur multi peran generasi keempat yang didesain efektif melakukan pertempuran air to air (dogfight) dan air to surface. Sepasang mesin turbofan afterburning Eurojet EJ200 mampu mencapai kecepatan maksimum 2,0 mach--setara 2.469 km/jam.
Sementara di sektor persenjataan, Typhoon dilengkapi satu senapan anti-pesawat Mauser BK kaliber 27 mm dan mampu membawa hingga 13 rudal udara-udara dan rudal udara-permukaan.

Pembangunan Prototipe

Pesawat EAP buatan BAe Systems terbang perdana di Farnborough Air Show pada 1986. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Secara historis, pesawat ini dirancang oleh perusahaan multi-nasional 4 negara, yaitu Inggris, Italia, Spanyol, dan Jerman. Pengembangannya mulai efektif dilakukan pada 1983 dengan program Future European Fighter Aircraft.
ADVERTISEMENT
Perancis sebelumnya sempat ikut serta dalam proyek ini, namun ada perbedaan konsep desain dan persyaratan operasional sehingga mereka keluar dari konsorium dan melanjutkan proyek pesawat tempurnya sendiri. Kemudian lahir Dassault Rafale, pesawat tempur ikonik dan artistik Perancis, pada Juli 1986.
Sementara proyek yang diikuti perusahaan pesawat Airbus (Spanyol-Jerman), BAE Systems (Inggris), dan Leonardo (Italia) berlanjut dengan dibentuknya konsorium gabungan, Eurofighter Jagdflugzeug GmbH, berpusat di Hallbergmoos, Bavaria, Jerman, pada April 1986.
Eurofighter Typhoon di Manching, Jerman, pada 8 Juli 2006. Desain sirip canard di kanan-kiri kokpit menjadi ciri khas dan menambah kemampuan aerodinamis. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Pada 1 Agustus 1985, karakteristik Eurofighter mulai digambarkan sebagai pesawat tempur berkemampuan superioritas udara dengan STOL (Short Take-Off dan Landing), BVR (Beyond Visual Range), dua mesin dan sayap delta-canard. Teknologi Eurofighter didemonstrasikan dengan pesawat eksperimen bernama Experimental Aircraft Programme (EAP) yang terbang perdana pada 8 Agustus 1986.
ADVERTISEMENT
EAP terbang sebanyak 250 sorti untuk pengembangan Eurofighter hingga di-grounded pada 1 Mei 1991. Tiga tahun kemudian, prototipe pertama buatan Jerman--kode DA-1--Eurofighter terbang perdana di Bavaria pada 27 Maret 1994.
Prototipe Eurofighter EF2000 Typhoon berkode DA-2 di Hanger 6 RAF Museum, Hendon, pada 4 Desember 2018. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Kemudian berlanjut hingga uji coba prototipe ketujuh pada di Turin, Italia, pada 17 Januari 1997. Nama Typhoon baru resmi disandingkan dengan Eurofighter pada September 1998.
Sementara kontrak produksi pertama ditandatangani pada 30 Januari 1998 oleh keempat negara konsorium. Namun, pengujian model produksi seperti sistem senjata, ketahanan struktur, uji kecepatan supersonik, dan durabilitas bahan bakar baru selesai tahun 2004.

Misi Tempur

Typhoon Inggris mencegat SU-27 Flanker milik Rusia saat misi patroli NATO di atas Laut Baltik. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Typhoon memulai misi tempur saat operasi intervensi Nato di Libya pada 21 Maret 2011--disusul Italia pada 29 Maret--sebagai bagian dari operasi Dawn Odyssey PBB. Saat itu 10 Typhoon Inggris dikerahkan untuk berpatroli di zona larangan terbang saat Perang Sipil Libya di bawah kepemimpinan Muammar Gaddafi.
ADVERTISEMENT
Salah satu misinya yang sukses pada operasi tersebut yaitu menghancurkan dua tank tempur pasukan Gaddafi di selatan Misrata, Libya, dengan bom berpandu Raytheon Enhanced Paveway II berbobot 454 kg. 10 Typhoon itu kembali ke Inggris setelah 6 bulan misi dan mencatat total 3.000 jam terbang.
Pembom jarak jauh Rusia, Tu-95 Bear dicegat Typhoon saat terdeteksi sistem Quick Reaction Alert (QRA) terbang di dekat wilayah udara utara Inggris pada 1 Agustus 2008. Foto: Dok. Wikimedia Commons.
Pada 28 Oktober 2014, Jerman mengerahkan Typhoon Pangkalan Udara Ämari di Estonia untuk patroli di wilayah udara internasional Laut Baltik dan mencegat 7 pesawat tempur Rusia; 2 unit MiG-31 Foxhound, 2 unit Su-34 Fullback, 1 unit Su-27 Flanker dan 2 unit Su-24 Fencer.

Negara Pengguna

ADVERTISEMENT
Inggris menerima Eurofighter Typhoon pertamanya pada 14 Desember 2003 dan beroperasional penuh pada Juni 2004. Hingga 27 September 2019, negara itu sudah mengoperasikan sekitar 160 unit Eurofighter Typhoon.
ADVERTISEMENT
Sementara Jerman pertama kali mengoperasikan Typhoon pada tahun 2003 dan memiliki 143 unit hingga kini. Negara konsorium lainnya, Spanyol dan Italia masing-masing tercatat mengakuisi sekitar 73 unit dan 96 unit Typhoon.
Eurofighter Typhoon Jerman. Foto. Dok. Wikimedia Commons.
Austria menjadi negara pertama di luar konsorium yang membeli 15 unit Typhoon pada 2 Juli 2002. Pengiriman unit mulai dilakukan pada 12 Juli 2007 ke Pangkalan Udara Zeltweg dan secara resmi memasuki masa dinas di Angkatan Udara Austria.
Typhoon juga dioperasikan beberapa negara Timur Tengah seperti Arab Saudi (72 unit), Oman (12 unit), Kuwait (28 unit), dan Qatar (24 unit). Kini Typhoon juga bersaing dengan pesawat tempur generasi keempat lansiran Eropa seperti Saab JAS 39 Gripen dan saudara jauhnya, Dassault Rafale.
ADVERTISEMENT
***
Referensi: