news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sejarah Penemuan Bola Lampu (Part 3)

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
10 Desember 2020 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto: Thomas Alva Edison. Dok: Wikimedia Commons.
Menurut US Departement of Energy (DoE), kunci keberhasilan Edison melampaui para pesaingnya adalah mengembangkan bola lampu yang praktis dan ekonomis. Edison dan tim peneliti di laboratorium Edison di Menlo Park, N.J., menguji lebih dari 3.000 desain lampu antara tahun 1878 dan 1880.
Foto: Laboratorium Edison di Menlo Park. Dok: tought.co
Pada November 1879, Edison mengajukan paten untuk lampu listrik dengan filamen karbon. Paten tersebut mencantumkan beberapa bahan yang mungkin digunakan untuk filamen, termasuk katun, linen, dan kayu. Edison menghabiskan tahun berikutnya untuk menemukan filamen yang sempurna untuk bohlam barunya, dengan menguji lebih dari 6.000 tanaman untuk menentukan bahan mana yang akan terbakar paling lama.
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan setelah paten tahun 1879 diberikan, Edison dan timnya menemukan bahwa filamen bambu berkarbon dapat terbakar selama lebih dari 1.200 jam. Bambu digunakan untuk filamen di bohlam Edison sampai mulai digantikan oleh bahan yang tahan lama pada tahun 1880-an dan awal 1900-an.
Pada tahun 1882, Lewis Howard Latimer, salah satu peneliti Edison, mematenkan cara yang lebih efisien untuk membuat filamen karbon. Dan pada tahun 1903, Willis R. Whitney menemukan perawatan untuk filamen ini yang memungkinkannya menyala terang tanpa menggelapkan bagian dalam bola kaca.
Dok: Wikimedia Commons.
William David Coolidge, fisikawan asal Amerika, meningkatkan metode perusahaan dalam pembuatan filamen tungsten pada tahun 1910. Tungsten, yang memiliki titik leleh tertinggi dari semua elemen kimia, dikenal oleh Edison sebagai bahan yang sangat baik untuk filamen bola lampu, tetapi mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi kawat tungsten super halus tidak tersedia pada akhir abad ke-19. Tungsten masih menjadi bahan utama yang digunakan dalam filamen bola lampu pijar saat ini.
Foto: Filamen tungsten. Dok: yunchtitanium
**
ADVERTISEMENT
Referensi: