Konten dari Pengguna

Sri Bintang Pamungkas

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
4 Juni 2017 21:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
-“Ada yang lebih berharga dari persaudaraan, pertemanan, percintaan, yakni kebenaran” (Anonim)
ADVERTISEMENT
Pada 2008, Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia wafat. Kematiannya yang karena sakit tua dan sudah waktunya tersebut oleh sebagian masyarakat Indonesia didukai, ditangisi, dan mereka seakan-akan kehilangan sosok bapak bangsa yang sangat berjasa terhadap pembangunan negara ini selama rezim otoriternya berkuasa selama 30 tahun lebih. Tak salah memang. Karena kita tak bisa memandang sejarah hanya dari sisi hitam maupun putihnya saja. Ada pertemuan keduanya berupa warna abu-abu yang mengharuskan para penilik sejarah bersikap lebih bijak.
1998, Soeharto digulingkan. Salah satu aktivis dari dunia kampus sekaligus anggota parlemen yang ikut berperan dalam upaya penggulingan tiran tersebut ialah Sri Bintang Pamungkas. Bagi para aktivis mahasiswa di akhir tahun 90-an, nama tersebut sangat santer terdengar. Dia merupakan inisiator utama pendirian partai progresif, Partai Rakyat Demokratik (PRD). Namun gaung partainya tersebut tidak bertahan lama.
ADVERTISEMENT
Dalam pengakuannya (Sri Bintang) di bukunya berjudul Menantang Seorang Diktator: Perjalanan di Jerman (2008), terjadi dua aksi demonstrasi, di kota Hannover dan Dresden pada 1-2 April dan 5 April 1995 menyambut kunjungan Soeharto dan rombongannya di negara tersebut. Aksi di Hannover dimotori oleh Amnesty International menuntut pengusutan tentang pelanggaran HAM, sedang aksi di Dresden dimotori oleh para aktivis. Soeharto marah besar dengan aksi-aksi ini. Namun Sri Bintang menyatakan bahwa kemarahan Soeharto telah keliru dengan menganggap aksi di Dresden diotaki juga oleh Amnesty International.
Sri Bintang Pamungkas diadili di PN Jakarta Pusat terkait aksi protesnya tersebut. Tapi dia menegaskan bahwa perkaranya adalah terkait dengan ceramahnya di Berlin, bukan tentang aksinya di demonstrasi Dresden. Namun orang-orang lebih mengaitkan pengadilannya dengan Perkara Dresden. Aktivis tulen ini terus melanjutkan perlawanannya hingga masa pemerintahan SBY-JK.
Sumber foto: Tirto.id
ADVERTISEMENT