Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apakah Bulking dan Cutting Efektif untuk Membangun Massa Otot?
5 November 2024 18:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Prajka Ahmad Raihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam dunia fitness, strategi bulking (menaikkan berat badan dengan surplus kalori) dan cutting (menurunkan berat badan dengan defisit kalori) merupakan metode yang umum dilakukan oleh banyak orang yang ingin membentuk tubuh ideal. Namun, benarkah bulking dan cutting adalah cara terbaik untuk membangun massa otot? Sebuah studi oleh Helms et al. memberikan perspektif yang menarik dan berbeda dari pemahaman umum.
ADVERTISEMENT
Studi yang diterbitkan oleh Helms, Spence, Sousa, et al. pada tahun 2023, meneliti efek surplus kalori kecil dan besar pada massa otot, kekuatan, dan ketebalan lipatan kulit pada individu yang telah terlatih dalam latihan beban (Helms ER, Spence AJ, Sousa C, et al. Effect of Small and Large Energy Surpluses on Strength, Muscle, and Skinfold Thickness in Resistance-Trained Individuals: A Parallel Groups Design. Sports Med Open. 2023). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan massa otot lebih bergantung pada kualitas stimulus latihan daripada pada jumlah surplus kalori yang dikonsumsi. Artinya, walaupun surplus kalori memang dapat membantu, faktor utama dalam pertumbuhan otot tetaplah intensitas dan variasi dari latihan yang dilakukan.
Penelitian ini mematahkan anggapan bahwa bulking atau cutting adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan tubuh yang berotot. Jika bulking dan cutting benar-benar krusial, kita seharusnya tidak bisa membangun otot saat dalam kondisi defisit kalori, atau obesitas tidak akan ada. Tetapi faktanya, otot tetap bisa berkembang dengan stimulus latihan yang cukup, bahkan saat berada di kalori pemeliharaan (maintenance).
ADVERTISEMENT
Pendekatan ini tentunya memberikan alternatif menarik, terutama bagi mereka yang ingin tetap menjaga komposisi tubuh yang lean (rendah lemak) sepanjang tahun. Dengan fokus pada latihan yang tepat dan asupan protein yang mencukupi, seseorang masih dapat membangun massa otot tanpa perlu melakukan bulking dan cutting secara ekstrim.
Namun, penting untuk diingat bahwa strategi fitness selalu bersifat personal. Apa yang berhasil bagi satu orang mungkin tidak efektif bagi yang lain. Pada akhirnya, kunci utama dalam membangun massa otot adalah konsistensi latihan, pola makan yang seimbang, dan waktu yang cukup untuk pemulihan.
Studi dari Helms et al. ini memberikan pandangan baru yang mungkin bisa mengubah cara kita berpikir tentang bulking dan cutting. Alih-alih berfokus hanya pada kalori, mungkin saatnya kita mulai memperhatikan kualitas latihan dan pemulihan untuk hasil yang optimal.
ADVERTISEMENT