Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Profil Gunawan Maryanto, Aktor yang Meninggal Dunia karena Penyakit Jantung
7 Oktober 2021 13:02 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Profil Artis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seniman sekaligus aktor, Gunawan Maryanto , meninggal dunia karena serangan jantung di usia 45 tahun pada Rabu (6/10). Kabar duka itu datang dari unggahan Instagram sederet selebriti yang pernah bekerja sama dengan Gunawan.
ADVERTISEMENT
Kepulangan Gunawan Maryanto untuk selamanya ini meninggalkan isak kesedihan dari sejumlah kawan artis, dari Melanie Subono hingga Asmara Abigail.
Profil Gunawan Maryanto
Gunawan Maryanto merupakan seorang aktor yang dikenal sebagai seniman teater dan pelatih akting. Pria asal Yogyakarta, kelahiran 10 April 1976 juga pernah membintangi sejumlah film layar lebar.
Jiwa seniman yang telah mendarah daging membuatnya turut membesarkan sebuah komunitas teater di Bantul, Yogyakarta yang bernama Teater Garasi.
Gunawan Maryanto juga seorang penulis skenario drama, sutradara, penulis karya-karya sastra antara lain puisi, cerpen, dan kritik sastra.
karya-karyanya itu pernah dimuat di berbagai media di Indonesia, antara lain Koran Tempo, Media Indonesia, Kompas, dan lain-lain.
Pria yang kerap disapa Cindil ini memulai karier di dunia perfilman pada 2016. Saat itu, ia berperan sebagai Wiji Thukul dalam film Istirahatlah Kata-Kata.
Melalui film yang disutradarai Yosep Anggi Noen itu, Gunawan Maryanto berhasil membawa pulang penghargaan sebagai aktor pria terbaik dari Usmar Ismail Award 2017.
ADVERTISEMENT
Berhasil memerankan karakter Wiji Thukul, Anggi Noen kemudian menggandengnya lagi dalam film Hiruk-Pikuk si Al-Kisah sebagai Siman pada 2019.
Mengalahkan Reza Rahardian, Dion Wiyoko, Alqusyairi Radjamuda, Ario Bayu, dan Ibnu Jamil, Gunawan Maryanto memenangkan penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2020 sebagai aktor pria terbaik.
Sebagai penulis sastra, Gunawan Maryanto telah meluncurkan karya sastra dalam buku, di antaranya Galigi Kumpulan Cerita Pendek (2007), Perasaan-Perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya (2008), Sejumlah Perkutut Buat Bapak (2010), Kembang Sepasang (2017), dan Sakuntala Buku Puisi (2018).
Lewat buku puisi berjudul Sejumlah Perkutut Buat Bapak (2010), ia berhasil meraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award.
Kemudian, sebagai sutradara theater ia telah memunculkan sejumlah pentas seni, seperti This Republic Need More Semeleh (Wayang Bocor Project, 2011), Catur Kuncoro and Yennu Ariendra (Wayang Bocor Project, 2010), Bocah Bajang (dipentaskan di Jogja, 2009), Oidipus di Kolonus (karya Shopocles, dipentaskan di Jogjakarta, 2008), Penagih Hutang (karya Anton Checkov, 1999), dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT