Konten dari Pengguna

Kisah Laliberte Raup Miliaran dari Bisnis Sirkus, Bermoda Sendok hingga Kecapi

17 Maret 2021 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pertunjukan sirkus Cirque du Soleil. (Foto: Instagram/@cirquedusoleil).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertunjukan sirkus Cirque du Soleil. (Foto: Instagram/@cirquedusoleil).
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, sirkus merupakan sebuah hiburan yang sangat dicintai. Banyak orang rela merogoh kocek besar hanya demi menonton sebuah pertunjukan sirkus. Salah satu yang paling terkenal di dunia adalah Cirque du Soleil.
ADVERTISEMENT
Cirque du Soleil bukanlah sekadar sirkus yang menampilkan koleksi akrobatik. Pertunjukannya memiliki nafas uniknya sendiri. Sirkus ini menggabungkan pertunjukan akrobat dengan teater dengan penyajian plot dan narasi yang aduhai.
"Ajaib, menggembirakan, dan luar biasa indah!" begitu kurang lebih kata setiap orang usai menonton persembahan total yang disajikan oleh Cirque du Soleil.
Adalah Guy Laliberte, pria kelahiran Quebec, Kanada, 2 September 1959 yang menjadi penggagas lahirnya Cirque Du Soleil pada 1984. Berasal dari keluarga biasa, Laliberte kecil mulai mencintai sirkus sejak ia diajak menonton the Ringling Brothers and Barnum & Bailey Circus. Dari sana, ia mulai kagum dengan sosok legenda sirkus di abad 19, P. T. Barnum dan mulai membaca biografinya.
ADVERTISEMENT
Terinspirasi oleh kisah sukses dari Barnum yang berjuluk 'The Greatest Showman' tersebut, Laliberte akhirnya meninggalkan rumah di usia 18 tahun untuk mencari uang dan pengalaman lewat hiburan itu.
Berbekal sedikit uang, tas ransel, dan alat-alat hiburan seperti akordion, organ mulut, kecapi, sendok dan sebagainya, ia berkelana ke Eropa sambil mencari pendapatan dengan bermain akordion di sudut-sudut jalan. Malam pertamanya pun ia habiskan di sebuah bangku di sudut jalan di Hyde Park, London.
Selama perantauannya, ia bertemu dan menumpang dengan rombongan sirkus bernama Les Echassiers. Rombongan tersebut terdiri dari berbagai penampil seperti pemain nafas api, pemakan api, pemain juggle, pemain egrang, serta akrobat. Laliberte banyak belajar teknik penampilan dari mereka.
Beberapa tahun di Eropa, Laliberte yang kehabisan uang akhirnya terpaksa kembali ke Kanada. Di sana, ia melamar pekerjaan di sebuah PLTA. Naasnya, hanya tiga hari kerja ia dipecat bersamaan pekerja lainnya yang melakukan pemogokan akibat keadaan kantor yang tidak stabil.
ADVERTISEMENT
Laliberte yang bankrut dan menjadi pengangguran merasa bahwa hidupnya memang hanya bisa diabdikan untuk sirkus. Berbekal pengalaman di Eropa dan inspirasi dari idola masa kecilnya P. T. Barnum, ia mulai mengatur pesta dan festival pertunjukan di jalanan. Ia mengumpulkan penampil-penampil jalanan seperti dirinya untuk bekerja sama.
Tidak butuh waktu lama baginya untuk akhirnya membentuk sebuah kelompok sirkus. Di tahun 1983, ia mendaratkan proposal pada Pemerintah Kota Quebec untuk turut tampil dalam perayaan ulang tahun Kota yang ke-450 tahun. Bersama Cirque Du Soleil-nya, Laliberte berhasil menempuh kesepakatan untuk tampil.
Penampilan pertama sirkusnya mengalami banyak kendala. Acara tersebut juga hanya menghasilkan $40 ribu atau Rp 578 juta untuk kurs saat ini. Laliberte yang tidak puas akhirnya merencanakan pertunjukan selanjutnya. Berawal dari kurang dana, Laliberte berhasil memperoleh kontrak senilai $1,5 juta atau Rp 21,6 miliar untuk kurs saat ini.
ADVERTISEMENT
Pertunjukan kedua ini tidak menguntungkan secara finansial, hanya menghasilkan sekitar setengah dari modal awal. Tapi di saat bersamaan, nama Cirque Du Soleil sangat diterima oleh masyarakat dan pemerintah. Hingga di pertunjukannya yang ketiga di Los Angeles pada 1987, Laliberte mempertaruhkan segalanya, dan pertunjukan tersebut berakhir sukses besar.
Jelang dekade 1990, barulah Laliberte melebarkan sayapnya. Sedikit demi sedikit, Cirque du Soleil semakin dikenal dunia berkat pertunjukannya. Di abad 21, Cirque du Soleil sudah menjadi sangat besar. Cirque du Soleil bahkan sudah tidak lagi berorientasi pada profit. Laliberte menyebut bahwa sirkusnya lebih fokus untuk membuat karya hebat. Hal bahkan dibuktikan dengan secara resmi mengangkat tema pertunjukan dari nama besar dunia seperti Michael Jackson hingga Lionel Messi.
ADVERTISEMENT
Hingga pada 2020, Laliberte menjual seluruh saham Cirque du Soleil. Meski begitu, Laliberte yang saat ini berusia 61 tahun masih memiliki kekayaan sebesar $1,2 miliar atau setara Rp 17,33 triliun. Itupun masih tetap bertambah lewat sepak terjangnya di politik bersama partainya Rhinoceros.