Konten dari Pengguna

Obituari Sugiharto, Mantan Menteri BUMN yang Pernah Jadi Kuli Bangunan

15 Juli 2021 17:24 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Instagram.com/sugiharto.official
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Instagram.com/sugiharto.official
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri BUMN periode 2004-2007, Dr. Sugiharto, meninggal dunia akibat terinfeksi virus COVID-19 pada Kamis, 15 Juli 2021. Banyak orang merasa kehilangan dengan kepergian Sugiharto. Jasanya untuk negeri ini sudah tak terhitung jumlahnya. Dr. Sugiharto merupakan salah satu menteri dalam kabinet pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) periode 2004-2009 silam. Namun, di tengah-tengah masa jabatan, Sugiharto harus di-reshuffle dan perannya digantikan oleh Sofyan Djalil. Sebelum menjabat sebagai menteri, Sugiharto sudah beberapa kali mondar-mandir di perusahaan-perusahaan besar dan memegang jabatan strategis. Ia pernah menjadi Staf Senior Indonesia di Bank Trust Company & Chemical pada periode 1982-1991. Setelah itu, ia menjabat sebagai Direktur Utama dan Direktur Keuangan MedcoEnergi pada 1991-2004. Tiga tahun setelah diberhentikan SBY, Sugiharto dipercaya menjabat Komisaris Utama Pertamina (2010-2015). Hingga menghembuskan nafas terakhir, masih banyak jabatan mentereng yang dipegang mendiang Sugiharto. Sebut saja Regional Advisor di Air Liquide Group, sebuah kelompok bisnis asal Perancis. Kemudian juga ia menjabat sebagai Advisor to the Board di IDB Member Countries Sovereign Investment Forum sejak 2015. Wajar saja mendiang berlangganan jabatan mentereng di segala bidang bisnis. Latar belakang pendidikan Sugiharto juga bukan latar belakang pendidikan yang main-main. Pria kelahiran Medan, 29 April 1955 itu merupakan Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia (UI). Program Magisternya diambil di Amsterdam University, Belanda dan mendapatkan gelar MBA. Ia kembali ke Tanah Air untuk menjemput gelar doktornya di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan Judicium Cum-Laude. Maka itu, tak ayal bila SBY memercayakan nasib perusahaan pelat merah ke tangan Sugiharto. Namun, kendati tampak hidup dengan jabatan dan gelar mentereng, masa lalu Sugiharto tidak begitu beruntung. Ia perlu melalui banyak jalan terjal. Sugiharto hidup dengan serba kekurangan. Untuk membiayai kuliahnya di UI, Sugiharto sampai-sampai rela bekerja sebagai kuli bangunan. Wajar, di masa Sugiharto muda, bocah lulusan SMA amat sulit mendapatkan pekerjaan. Selain itu, Sugiharto juga pernah berjualan kacang, keripik, bubur, dan ketan hitam. Keluarga Sugiharto benar-benar hanya keluarga biasa saja di Medan. Karena sudah sangat sulit hidup di kampung halaman, keluarga ayah dan ibu Sugiharto akhirnya memboyong keluarganya hijrah ke Jakarta. Awal-awal dunia seakan tak ada bedanya. Di Jakarta, hidup Sugiharto tak begitu banyak berubah. Ia rela bekerja sebagai tukang parkir bioskop, pembantu, hingga bekerja sebagai karyawan pabrik mobil di Ibukota. Namun, ketekunan mendiang Sugiharto lah yang membawanya kepada kesuksesan. Kini ia telah tiada. Segala pelajaran dan kenangan Dr. Sugiharto akan menjadi warisan bagi masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT