Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Biografi Abdullah Bin Umar, Kisah Hidup hingga Wafatnya
16 Januari 2025 3:08 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Abdullah bin Umar adalah sosok yang dikenal sebagai ahli ibadah. Bahkan namanya kerap ditemukan di buku-buku hadis.
Sebagai sahabat Rasulullah, Abdullah bin Umar dibesarkan dari keluarga terpandang dan kaya raya. Ia adalah putra khalifah hebat, Umar bin Khattab ra sekaligus sahabat Nabi Muhammad saw.
Biografi Abdullah Bin Umar
Abdullah bin Umar memiliki nama lengkap Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Al-Khattab Al-Qurasyi Al-Adawiy.
Ayahnya adalah seorang sahabat Nabi Muhammad saw sekaligus khalifah kedua sepeninggal Rasulullah. Sementara sang ibu bernama Zainab binti Madz’un bin Habib.
Ia dilahirkan dua tahun setelah Rasulullah saw. Diketahui, ia juga merupakan saudara salah seorang istri Rasulullah saw.
ADVERTISEMENT
Kisah Hidup Abdullah Bin Umar
Abdullah bin Umar bin Khattab atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Umar adalah salah seorang sahabat Rasulullah saw yang masuk Islam bersama ayahnya dan ikut melakukan hijrah ke Madinah.
Diketahui, kisah semasa hidup Ibnu Umar adalah sosok yang sangat berhati-hati, termasuk ketika mengeluarkan fatwa.
Meski terkenal dengan kerkepribadiannya yang lemah dan selalu berpikiran sederhana, ia menghindari terjadinya konflik.
Bahkan disebutkan dalam peristiwa Tahkim, Abu Musa al-Asy'ari sempat menyarankan agar Abdullah bin Umar diutus menjadi khalifah, namun Amru bin 'Ash menolak dengan mengatakan bahwa Ibnu Umar tidak memiliki kelayakan untuk menjadi pemimpin.
Pada Masa Nabi Muhammad saw
Mengutip dari buku Sirah 60 Sahabat Nabi Muhammad saw karya Ummu Ayesha, Abdullah bin Umar memperlihatkan keistimewaannya dengan bergabung dalam perang Badar dan Perang Uhud.
ADVERTISEMENT
Jiwa mudanya merasa terpanggil untuk ikut berjuang bersama Rasulullah saw. Meski demikian, Nabi Muhammad saw sempat tidak mengizinkan ia untuk ikut terlibat karena masih terlalu muda.
Perang Khandaq adalah perang pertama yang diikutinya setelah dibolehkan oleh Rasulullah saw.
Setelah perang tersebut, selanjutnya ia ikut serta dalam peperangan-peperangan berikutnya, termasuk Perang Mutah.
Pada Masa Tiga Khalifah Pertama
Semasa hidupnya sebagai sahabat Rasulullah saw, Abdullah bin Umar tidak memiliki jabatan khusus dalam dunia politik maupun pemerintahan.
Meski begitu, ia tampaknya selalu ikut dalam sejumlah peperangan. Pasca wafatnya Rasulullah saw, dimasa kekhalifahan Abu Bakar, ia bahkan tergabung dalam pasukan Usamah.
Hingga akhirnya di akhir-akhir kekuasaan Khalifah Umar dan membentuk sebuah dewan syura, Abdullah diangkat sebagai penasehat untuk menetapkan siapa khalifah pengganti.
ADVERTISEMENT
Namun Umar melarang Abdullah untuk menawarkan dirinya sendirinya sebagai calon khalifah pengganti ayahnya. Pada saat itu, ia bahkan juga ikut dalam Perang Nahawand dan Perang Pembebasan Mesir.
Tak hanya itu, Abdullah bahkan tidak pernah menjadi hakim. Meski ia pernah ditawarkan oleh khalifah untuk menjadi hakim pada masa Utsman, namun ia menolak tawaran tersebut.
Berdasarkan sebuah hadis, Ibnu Umar berkata, "Aku bersama dengan orang yang lebih pandai dariku. Jika aku tahu kalian menginginkan aku menjadi hakim dan bertanya padaku mengenai beragam masalah, maka aku sendiri akan belajar."
Setelah terjadinya perang tersebut, sebagian orang termasuk Marwan bin Hakim menyarankan agar Abdullah bin Umar yang menjadi khalifah.
Namun, Abdullah malah berkata, "Jika sekalipun kelompok yang menentang kekhalifahanku hanya sedikit, aku tetap tidak akan menerima (untuk menjadi khalifah)."
ADVERTISEMENT
Pada Masa Kekhalifahan Imam Ali as
Sewaktu kekhalifahan berada di tangan Imam Ali as, Ammar Yasir pernah meminta izin dari Imam untuk mengambil baiat dari Abdullah bin Umar.
Padahal Abdullah bin Umar sering kali membahas mengenai keutamaan Imam Ali as, namun ia sendiri tidak memberikan baiatnya.
Ia malah lebih memilih untuk banyak beribadah dan membentuk kesalehan pribadi. Menariknya, ia mengaku bahwa dirinya sendiri tidak memiliki kemampuan untuk masuk dalam urusan sosial.
Oleh karena itu, Imam Ali as berkata kepada Ammar untuk meninggalkan Abdullah dengan mengatakan, "Ia adalah pribadi yang lemah."
Demikian pula Imam Ali as menjawab orang-orang yang hendak memilih jalan sebagaimana Abdullah bin Umar, dengan berkata, "Abdullah tidak membantu kebenaran, dan tidak juga menghilangkan kebatilan."
ADVERTISEMENT
Meski tidak membaiat Imam Ali as, Abdullah tidak berada dalam barisan musuh dan juga tidak memberikan dukungan pada musuh Imam Ali as.
Berdasarkan riwayat Ahlusunnah, Abdullah bin Umar pada akhir-akhir hidupnya, menyesali tidak menjadi penolong Imam Ali as.
Ia dengan penuh penyesalan dan rasa sedih berkata, "Aku tidak pernah menyesal dengan tindakanku, kecuali aku memilih untuk tidak bersama Ali memerangi para penebar fitnah."
Murid Abdullah Bin Umar
Diketahui, Abdullah bin Umar telah menimba ilmu secara langsung dari Rasulullah saw. Ia juga meriwayatkan ilmu dari ayah kandungnya sendiri yaitu Umar bin al-Khattab dan juga meriwayatkan dari Abu Bakar, Utsman, Sa’ad, Ibnu Mas’ud, Aisyah, serta dari saudarinya sendiri Hafshah hingga sahabat lainnya.
ADVERTISEMENT
Adapun yang meriwayatkan dari Abdullah bin Umar adalah anak-anaknya, seperti Salim, Hamzah, Abdullah, Bilal, Zaid, Ubaidullah dan Umar.
Sementara dari kalangan cucunya yang meriwayatkan hadis langsung dari Abdullah adalah Muhammad bin Zaid dan Abu Bakar bin Ubaidullah.
Adapun dari kalangan maula (bekas budak) adalah Nafi’ dan Zaid bin Salim.
Begitu juga yang meriwayatkan ilmu langsung dari Abdullah, antara lain Hasan al-Bashri, Muhammad bin Sirin, Anas bin Sirin, Zuhri dan Atha’ serta masih banyak lagi yang lainnya.
Keistimewaan Abdullah Bin Umar
Terkait keistimewaannya, Abdullah bin Umar dikenal sebagai sosok yang berupaya mengikuti setiap jejak langkah Rasulullah saw.
Ibnu Umar dikenal banyak meriwayatkan hadis Nabi Muhammad saw. Imam Adz-Dzahabi ra menyebutkan bahwa beliau Abdullah meriwayatkan 2600-an hadis Rasulullah saw.
ADVERTISEMENT
Imam Malik ra mengatakan,
كان إمام الناس عندنا بعد زيد بن ثابت، عبدالله بن عمر، مكث ستين سنة يُفتي الناس
"Beliau radhiyallahu ‘anhuma adalah Imam (dalam ilmu) setelah Zaid bin Tsabit. Beliau hidup 60-an tahun mengajarkan kepada manusia ilmu."
Nafi’ ra juga mengisahkan,
كان ابن عمر وابن عباس يجلسان للناس عند مقدم الحاج، فكنت أجلس إلى هذا يومًا، وإلى هذا يومًا، فكان ابن عباس يجيب ويُفتي في كل ما سُئل عنه، وكان ابن عمر يردُّ أكثر ممَّا يُفتي
"Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhum biasanya membimbing manusia dalam berhaji. Kadang aku duduk di hadapan Abdullah bin Abbas dan kadang duduk di hadapan Abdullah bin Umar. Ibnu Abbas menjawab semua yang ditanyakan kepada beliau. Sementara Ibnu Umar jauh lebih banyak dari yang dijawab Ibnu Abbas."
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, berikut ini adalah sejumlah keistimewaan yang dimiliki oleh Abdullah bin Umar yang perlu diketahui khalayak, antara lain:
Ibadah Abdullah Bin Umar
Menurut kisah, Nabi Muhammad saw bersabda, "Sebaik-baik laki-laki adalah Abdullah (Ibnu Umar). Andaikan ia mengerjakan salat malam." (HR. Bukhari no. 3738)
ADVERTISEMENT
Sejak mendengar ucapan Nabi saw tersebut, Abdullah bin Umar tidak pernah meninggalkan satu malam pun, kecuali senantiasa salat di dalamnya.
Nafi ra menceritakan,
كان ابن عمر يحيي بين الظهر إلى العصر
"Abdullah bin Umar adalah orang yang gemar menghidupkan antara waktu Zuhur dan Asar (dengan ibadah)."
Dalam kesempatan yang lain, Nafi juga menyebutkan,
كان ابن عمر رضي الله تعالى عنه إذا فاتته صلاة العشاء في جماعة أحيا بقية ليلته
"Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu jika terlewat salat Isya berjamaah, maka beliau menebusnya dengan bangun beribadah sepanjang malam."
Tak hanya itu, Thawus bin Kaisan ra turut mengisahkan,
"Tidaklah aku melihat orang seperti Abdullah bin Umar ketika salat, bagaimana beliau menghadapkan wajahnya, telapak tangan, dan kakinya ke kiblat."
ADVERTISEMENT
Wafatnya Abdullah Bin Umar
Menurut sebagian pendapat ulama, Abdullah bin Umar diketahui wafat pada tahun 73 H/692 di kota Mekah dalam usia 84 tahun.
Ada hadis yang mengatakan bahwa penyebab wafatnya Abdulullah adalah karena al-Hajjaj menyusupkan seseorang ke rumah sahabat Nabi tersebut, lalu membunuhnya.
Suatu hari Hajjaj mendatangi Abdullah bin Umar untuk menjenguknya, lalu Abdullah berkata, "Anda telah membunuh saya, dan telah memerintahkan beberapa orang untuk memasuki kota suci dengan membawa senjata."
Dikatakan pula bahwa Abdullah terkena anak panah yang telah dilumuri racun atas perintah al-Hajjaj. Meski demikian, pendapat lain juga mengatakan bahwa ia meninggal secara wajar.
Abdullah bin Umar meninggal sebagai mujahid di jalan Allah, meninggalkan ilmu yang luas bagi zaman-zaman keemasan setelahnya, sehingga disebutlah oleh Imam al-Bukhari tentang sanad yang paling sahih (silsilah al-dzahab) hingga ke Rasulullah adalah yang diriwayatkan oleh Imam Malik, dari Nafi’ maula Ibnu Umar, dari Ibnu Umar ra.
ADVERTISEMENT
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Abdullah mewasiatkan agar ia dimakamkan diluar tanah Haram.
Namun wasiat tersebut tidak dilaksanakan. Hajjaj ikut menyalati jenazahnya dan memakamkannya di sebuah tempat bernama Fakhkha, di dekat Pemakaman Muhajirin.
Demikian, itulah biografi Abdullah bin Umar yang merupakan salah satu sahabat Rasulullah saw. Dilengkapi dengan informasi terkait kisah hidup, murid, keistimewaan, ibadah, hingga wafatnya. (SUCI)
Live Update
Gedung Glodok Plaza yang terletak di Jalan Mangga Besar II Glodok Plaza, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, terbakar, pada Rabu (15/1) malam. Kebakaran dilaporkan terjadi pada pukul 21.30 WIB. Api diduga bersumber dari lantai 7.
Updated 16 Januari 2025, 6:35 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini