Biografi BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
Konten dari Pengguna
13 Mei 2024 10:52 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Biografi BJ Habibie. Foto: Unsplash/Unsplash+
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Biografi BJ Habibie. Foto: Unsplash/Unsplash+
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Membahas biografi BJ Habibie ibarat mengupas bawang. Di setiap lapisan yang terbuka selalu menawarkan cerita menarik untuk dieksplorasi. Salah satu lapisan yang memikat untuk dieksplorasi adalah tentang perjalanan perjuangannya dalam menghadapi cobaan.
ADVERTISEMENT
BJ Habibie menghadapi kesulitan yang datang silih berganti, tetapi dia selalu gigih menghadapinya dengan penuh semangat dan ketekunan.

Biografi BJ Habibie

BJ Habibie pernah berkuliah di jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung pada 1954. Namun, di sana hanya menghabiskan waktu enam bulan untuk studinya.
Karena, setahun kemudian ia memilih melanjutkan pendidikan di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule (RWTH), Aachen, Jerman.

Masa Kecil BJ Habibie

Masa kecil BJ Habibie berada di Pare-pare Sulawesi Selatan bersama ayah ibu dan tujuh saudaranya. Alwi Abdul Jalil Habibie adalah ayah BJ Habibie yang merupakan seorang ahli pertanian asal Gorontalo dan Sang ibu bernama R.A Tuti Marini Puspowardojo yang merupakan dokter spesialis mata asal Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
BJ Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara dalam keluarga yang taat beragama. Di masa mudanya, BJ Habibie sangat terbiasa dengan ayahnya yang membaca Al-Quran dan hal ini membuatnya tenang. Itu sebabnya BJ Habibie sudah bisa membaca Al-Quran di usia 3 tahun. BJ Habibie dikenal sebagai anak yang pintar sejak kecil.
BJ Habibie ditinggalkan oleh ayahnya yang meninggal dalam usia yang masih sangat muda, yaitu pada usia 14 tahun. Sejak saat itu, ibunya harus berjuang sendirian menghidupi kedelapan anaknya. Setelah kepergian ayahnya, keluarga BJ Habibie akhirnya pindah ke Bandung.

Pendidikan BJ Habibie

Berikut biografi BJ Habibie tentang pendidikannya:
ADVERTISEMENT

Dijuluki Bapak Teknologi Indonesia

Dikutip dari buku B.J. Habibie Sebuah Biografi, Fatimah Fayrus, (2023:15), dalam sejarah Indonesia, nama BJ Habibie tidak bisa dipisahkan dari kesuksesan dan kemajuan bangsa ini.
BJ Habibie menemukan teori Crack (crack propagation theory) yang akhirnya diberi nama rumus Faktor Habibie. Rumus Faktor Habibie adalah rumus yang digunakan untuk menghitung keretakan hingga atom pesawat pesawat terbang.
Dengan perhitungan yang benar, peralatan pesawat terbang bisa menjadi kuat dan efisien. Penelitian BJ Habibie ini sangat penting karena pada saat itu masih banyak terjadi kecelakaan pesawat akibat kegagalan struktur.
Rumus inilah yang membuat BJ Habibie mendapat julukan Mr. Crack. Atas prestasinya tersebut, BJ Habibie juga mendapat gelar Profesor Kehormatan atau Guru Besar dari ITB dan penghargaan bergengsi Ganesha Praja Manggala.
ADVERTISEMENT
Selain datang dari dalam negeri, pengakuan dari lembaga Internasional, seperti Gesellschaft Luft und Raumfahrt (lembaga penerbangan di Jerman), The Royal Aeronautical Society London Inggris, The Academie Nationale de l’Air et de l’EspacePrancis,The Royal Swedish Academy of Engineering SciencesSwedia, dan The US Academy of Engineering Amerika Serikat.
Sebelum berkiprah di dunia politik, BJ Habibie memang lebih dulu dikenal sebagai jenius ahli teknologi pesawat di Indonesia. Pada tahun 1973 Soeharto mengutus Ibnu Sutowo untuk pergi ke Jerman dan menemui BJ Habibie agar ia berkarir di tanah air. Maka setahun dari kedatangan Ibnu Sutowo, BJ Habibie pun pulang ke Indonesia dan memulai karirnya di Lembaga Industri Pesawat Terbang Nurtanio (LIPNUR) sebagai pemimpin.
Pada tahun 1976 perusahan ini berubah menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) hingga tahun 2000 berubah lagi menjadi PT Dirgantara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1978, Soeharto juga menunjuk BJ Habibie untuk menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia dan ia pun menduduki posisi ini selama 20 tahun. Merujuk buku Indonesia’s Industrial Transformation bertahun 1997, BJ Habibie menggunakan pendekatan unik saat menciptakan industri pesawat di Indonesia.
IPTN di bawah kendali BJ Habibie berhasil mengembangkan teknologi sejumlah pesawat, yakni CN235, N250, dan N2130. Karya yang paling legendaris dan BJ Habibie adalah N250 atau juga dikenal Gatotkaca yang mengudara pertama kali pada tahun 1995.
Gatotkaca adalah satu-satunya pesawat turboprop yang menggunakan teknologi fly by wire ciptaan BJ Habibie. Karena kiprahnya yang luar biasa bagi teknologi Indonesia, tak lama setelah tutup usia, Jokowi menyatakan bahwa BJ Habibie adalah Bapak Teknologi Indonesia sekaligus negarawan yang revolusioner.
ADVERTISEMENT

Karier Politik BJ Habibie

Karier BJ Habibie dimulai dari sebagai seorang ahli dalam pengembangan industri dirgantara nasional hingga menjadi Presiden Republik Indonesia.

1. Kiprah sebagai Seorang Teknokrat Di Indonesia

BJ Habibie awalnya menjabat sebagai asisten khusus Direktur Utama PT Pertamina Ibnu Sutowo, dan bertugas membentuk advance teknologi dan teknologi penerbangan (ATTP).
Divisi ini kemudian menjadi tonggak awal pengembangan industri dirgantara modern Indonesia. Habibie menjadi figur penting dalam pendirian PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio pada 1976 silam. Perusahaan ini merupakan cikal bakal Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yang kemudian menjadi PT Dirgantara Indonesia.
Di bawah kepemimpinannya, pertumbuhan industri pesawat terbang modern dan lengkap di Indonesia baru saja dimulai. Pada periode ini semua aspek infrastruktur, fasilitas, sumber daya manusia, hukum dan peraturan, dan yang terkait dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang diselenggarakan secara terpadu.
ADVERTISEMENT
Setelah memimpin IPTN, Habibie diberikan amanat menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) pada 1978. Jabatan ini ia emban selama 20 tahun, hingga 1998.

2. Memangku Jabatan sebagai Presiden ke-3 Republik Indonesia

Pada 1998, ia ditunjuk sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia menggantikan Try Sutrisno. Sebagai Wakil Presiden, ia mendampingi Presiden Soeharto yang saat itu menghadapi tekanan dari publik akan perlunya reformasi di segala bidang, terutama politik.
Gelombang reformasi akhirnya menyudutkan Presiden Soeharto, yang akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dan menyerahkan amanat kekuasaan eksekutif kepada BJ Habibie.
Ia kemudian diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia pada 21 Mei 1998. Masa jabatannya sebagai Presiden tergolong singkat, hanya 1 tahun 5 bulan, yakni sejak 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999. Namun, pemerintahannya berhasil menciptakan fondasi yang kokoh bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di bawah kepemimpinannya, sejumlah Undang-Undang (UU) yang sangat penting bagi stabilitas politik dan ekonomi, dikeluarkan. Beberapa UU yang dimaksud, antara lain UU Anti-Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik, dan yang paling penting adalah UU Otonomi Daerah.
Ia juga memisahkan Bank Indonesia dari jajaran kabinet agar menjadi lembaga independen. Habibie juga melakukan serangkaian langkah strategis, seperti pembebasan tahanan politik, pelaksanaan pemilihan umum yang lebih bebas, dan kebebasan pers.
Ia juga memperkenalkan beberapa perubahan konstitusi yang memberikan lebih banyak kewenangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan membatasi kewenangan presiden.
Sikapnya yang lebih condong kepada sikap negarawan ketimbang politikus, diperlihatkan dengan keputusannya untuk tidak mencalonkan diri dalam pemilihan presiden. Habibie digantikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid, yang terpilih melalui pemilihan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
ADVERTISEMENT

Kisah Cinta BJ Habibie

Membicarakan biografi tentang BJ Habibie tentu tidak lengkap tanpa kisah romansanya dengan sang istri, Hasri Ainun Besari atau lebih dikenal dengan Ainun. Sosok inilah yang mendamping Habibie selama 48 tahun.
Perkenalan Habibie dengan istrinya, Ainun, bermula dari saat keduanya masih duduk di bangku SMP dan berlanjut ketika bersekolah di SMA Kristen Dago Bandung. Namun, komunikasi mereka terputus setelah Habibie melanjutkan kuliah dan bekerja di Jerman, sementara Ainun tetap di Indonesia dan berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sempat lama terpisah, akhirnya mereka berdua kembali bertemu, ketika Habibie mengantar adiknya untuk bertamu ke rumah Ainun. Di teras rumah Ainun, mereka mengobrol tentang kesibukan masing-masing, serta berdiskusi mengenai kiprah mahasiswa bagi pembangunan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Habibie menikah dengan Ainun pada 12 Mei 1962 di Ranggamalela, Bandung. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Ainun menjadi sosok yang sangat penting dalam hidup Habibie, dimana sang istri lah yang setia menemani dirinya ketika merintis karir sebagai seorang insinyur di Jerman.
Hubungan keduanya kembali diuji saat Ainun didiagnosis mengidap kanker ovarium pada 24 Maret 2010. Habibie pun mendampingi Ainun selama perawatan intensif di Munchen, Jerman.
Setelah sembilan kali menjalani operasi, pada 22 Mei 2010, Ainun meninggal dunia. Habibie mengalami duka mendalam sepeninggal Ainun. BJ Habibie sempat menangis dan berteriak mencari-cari Ainun. Kala itu, tim dokter menyarankan agar Habibie rutin menulis catatan pribadi sebagai bagian dari terapi.
ADVERTISEMENT
Usai berkutat dengan catatan pribadinya, kondisi Habibie pun kian membaik. Perlahan, dia ikhlas melepas kepergian Ainun dan kembali sibuk dengan berbagai kegiatan.

Wafatnya BJ Habibie

Ilustrasi Biografi BJ Habibie. Foto: Unsplash/Mufid Majnun
BJ Habibie meninggal dunia dalam usia 83 tahun pada 11 September 2019 pukul 18.05 WIB, karena fungsi organ-organnya telah melemah akibat usia. Dua tahun sebelum meninggal, B.J. Habibie diketahui sempat beberapa kali menjalani perawatan di rumah sakit.
Pada Maret 2018, ia dirawat di salah satu rumah sakit di Munchen, Jerman diduga karena ada kebocoran pada klep jantung yang pernah dipasang. Kemudian, pada Agustus tahun yang sama, Habibie juga dikabarkan pernah menjalani perawatan di RSPAD karena mengalami kelelahan.
Pada 9 September 2019, Habibie mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, karena kondisi kesehatannya menurun.
ADVERTISEMENT
Kondisinya semakin kritis hingga akhirnya Habibie mengalami gagal jantung dan fungsi organ tubuh yang melemah karena usia. Setelah sembilan tahun terpisah, Habibie kembali 'bersua' dengan sang istri. Ia dimakamkan di sisi kiri pusara sang istri di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
Biografi BJ Habibie lengkap merupakan teladan yang menggambarkan betapa pentingnya keberanian dan semangat dalam menghadapi cobaan dalam hidup.(glg)