Konten dari Pengguna

Biografi Muhammad Abduh, Seorang Tokoh Pembaru Islam

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
4 Juni 2024 11:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi Biografi Muhammad Abduh, Foto Unsplash/Artur Aldyrkhanov
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Biografi Muhammad Abduh, Foto Unsplash/Artur Aldyrkhanov
ADVERTISEMENT
Biografi Muhammad Abduh perlu diketahui siswa untuk menambah pengetahuan tentang sejarah Islam. Muhammad Abduh merupakan seorang teolog, pemikir, pembaharu, dan modernis muslim.
ADVERTISEMENT
Muhammad Abduh juga berprofesi sebagai pengajar, jurnalis, hakim penulis, dan Mufti Agung Mesir pada tahun 1899 sampaai 1905. Muhammad Abduh dikenal sebagai pemikir sejak duduk di bangku sekolah.
Muhammad Abduh menjadi salah satu penggagas gerakan modernisme Islam di Mesir. Salah satu ide pembaruan yang dilakukan oleh Muhammad Abduh yaitu merombak hal-hal pragmatis atau sifat yang lebih mengutamakan kepraktisan.

Biografi Muhammad Abduh

Ilustrasi Biografi Muhammad Abduh, Foto Unsplash/Martijn Vonk
Berikut adalah biografi Muhammad Abduh, tokoh agama Islam berdasarkan buku Pemikiran Pendidikan Islam, Dr. H. Asep Ahmad Sukandar, M.M.Pd, dkk., (2020:111).
Muhammad Abduh lahir pada 1266 H/ 1850 M di Mahallat Nashr, Bukhaira, Mesir. Nama lengkapnya Muhammad Abduh bin Hasan Khairullah. Muhammad Abduh berasal dari keluarga kebanyakan, tidak kaya ataupun keturunan bangsawan.
ADVERTISEMENT
Ayahnya adalah seorang petani. Ketika saudara-saudaranya dititahkan menggeluti usaha pertanian, Abduh justru ditugaskan untuk terus menuntut ilmu. Mungkin pilihan itu sekadar kebetulan. Namun, bisa jadi hal itu karena Muhammad Abduh sangat dicintai orang tuanya.
Muhammad Abduh adalah seorang pemikir, teolog, dan pembaru dalam Islam di Mesir yang hidup pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Kapan dan di mana Muhammad Abduh lahir tidak diketahui secara pasti, karena ibu bapaknya adalah orang desa biasa yang tidak mementingkan tanggal dan tempat lahir anak-anaknya.
Muhammad Abduh disuruh belajar menulis dan membaca, setelah mahir Muhammad Abduh diserahkan kepada satu guru untuk dilatih menghafal Al-Qur'an. Hanya dalam masa dua tahun, Muhammad Abduh dapat menghafal Al-Qur'an secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT

Riwayat Pendidikan Muhammad Abduh

Ilustrasi Biografi Muhammad Abduh, Foto Unsplash/Martijn Vonk
Berikut adalah riwayat pendidikan Muhammad Abduh. Berdasarkan buku Konfigurasi Fiqih Poligini Kontemporer, Warkum Sumitro, dkk., (2014:28), Muhammad Abduh memulai pendidikannya dengan belajar menulis dan membaca di rumahnya sendiri.
Pada usia 12 tahun, Muhammad Abduh sudah menghafal Al-Qur'an. Pada tahun 1863, Muhammad Abduh dikirim oleh orang tuanya ke Thanta untuk belajar agama. Setelah satu tahun berjalan, Abduh merasa bahwa tidak mendapat sesuatu. Kegelisahan itu mendorongnya untuk menikah pada tahun 1986.
Namun, empat puluh hari setelahnya, Muhammad Abduh dipaksa ayahnya untuk kembali belajar ke Thanta. Abduh pun menaatinya. Dalam perjalanannya yang panas dengan terik matahari itu, Muhammad Abduh memutuskan mampir ke Desa Kanisah Kurin, tempat tinggal kaum kerabat dari pihak ayahnya.
ADVERTISEMENT
Salah satunya seorang tokoh, yakni Syeikh Darwisy Khadr, seorang alim yang melakukan banyak perjalanan ke luar Mesir untuk belajar berbagai ilmu agama Islam. Muhammad Abduh mempunyai perhatian besar terhadap bidang ilmu Tafsir Al-Qur'an, dan hafal beberapa kitab penting seperti al-Muwatta dan kitab-kitab hadis lainnya.
Selama hampir dua minggu inilah, perubahan besar terjadi dalam diri Abduh. Berkat pemahaman, inspirasi dan motivasi Darwisy Khadr, Abduh kembali tertarik membaca buku.
Pada bulan Syawal 1282 H, bertepatan dengan bulan Februari 1866 M, Muhammad Abduh pindah ke Al-Azhar. Keadaan al-Azhar saat pertama kali dikunjungi Abduh masih dalam kondisi terbelakang dan Jumud.
Selama sebelas tahun belajar di Al-Azhar, pada tahun 1877 Abduh harus menempuh ujian untuk mencapai gelar al-alim (syahadat al-alimiyah). Dengan predikat al-alim itu, maka Abduh berwenang untuk mengajar di Al- Azhar.
ADVERTISEMENT
Selain di sana, Muhammad Abduh juga mengajar di Dar al-Ulum dan dirumahnya sendiri. Majelis yang diajarkannya bisa dikatakan selalu dibanjiri mahasiswa dan ilmu- ilmu yang diajarkan antara lain meliputi bidang teologi, filsafat, dan logika.

Pemikiran Muhammad Abduh

Ilustrasi Biografi Muhammad Abduh, Foto Unsplash/David Rodrigo
Berdasarkan buku Pemikiran Pendidikan Islam, Dr. H. Asep Ahmad Sukandar, M.M.Pd, dkk., (2020:119), semenjak perjumpaannya dengan Al- Afgani, Abduh berusaha mengadakan penyesuaian ajaran Islam dengan tuntutan zaman, seperti penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Gagasan penyesuaian inilah kemudian disebut dengan moderniasasi. Sumber dari gagasan moderenisasi Abduh tersebut bersumber dari penentangannya terhadap taqlid. Menurut Muhammad Abduh, Al-Quran memerintahkan kepada umatnya untuk menggunakan akal sehatnya, serta melarangnya mengikuti pendapat-pendapat terdahulu tanpa mengikuti secara pasti hujah-hujah yang menguatkan pendapat tersebut, walaupun pendapat itu dikemukakan oleh orang yang paling dihormati dan dipercaya.
ADVERTISEMENT
Pemikiran pendidikan Muhammad Abduh ialah pada moderniasasi pendidikan Islam. Artinya, pendidikan Islam mesti menyesuaikan dengan perkembangan zaman, baik menyesuaikan dari sisi materil maupun moril. Gagasan modernisasi pendidikan Islamnya ialah pada rekonstruksi tujuan pendidikan Islam, kurikulum pendidika Islam yang integral, rekonstruksi metode pendidikan yang dinilai relevan dengan kebutuhan peserta didik.

Akhir Hidup Muhammad Abduh

Ilustrasi Biografi Muhammad Abduh, Foto Unsplash/Ali Arif SoydaÅŸ
Berdasarkan buku Paradima Pendidikan Agama Islam, Dr. Zubairi, M.Pd.I, (2020:64), Muhammad Abduh wafat pada tanggal 11 Juli 1905 ketika kariernya berada dipuncak. Muhammad Abduh diangkat sebagai mufti kerajaan Mesir. Abduh meninggal pada usia yang relatif belum terlalu tua.
Seluruh dunia meratapi akan kepergian ulama besar ini, bukan saja karena ikatan emosional sebagai sesama muslim, tetapi orang-orang yang non-muslim pun ikut meratapi kepergian Muhammad Abduh. Pembaharuan Abduh tidak hanya sekadar dalam masalah yang berhubungan langsung dengan pendidikan saja.
ADVERTISEMENT
Bahkan prasarana untuk mencapai ke arah itu juga disempurnakan. Berbagai macam ilmu pengetahuan yang selama ini dianak tirikan dimasukkan ke dalam kurikulum di Al-Azhar.

Muhammad Abduh Diasingkan dari Mesir

Ilustrasi Biografi Muhammad Abduh, Foto Unsplash/Simon Infanger
Berdasarkan buku Pemikiran Pendidikan Islam, Dr. H. Asep Ahmad Sukandar, M.M.Pd, dkk., (2020:117), tahun 1879, Abduh dibuang keluar kota Kairo karena dituduh turut berperan dalam mengadakan gerakan Khadowi Taufik. Hanya setahun dibuang, tahun 1880 boleh kembali dan kemudian diangkat menjadi redaktur surat kabar resmi pemerintah Mesir.
Di akhir tahun 1882, Muhammad Abduh lagi-lagi dibuang. Tetapi kali ini dibuang ke luar negeri dan Muhammad Abduh memutuskan pergi ke Beirut. Alasan pembuangan ini adalah keterlibatan Abduh dalam revolusi (pemberontakan) Urabi Pasya. Baru setahun di Beirut, Muhammad Abduh diundang al-Afghani supaya datang ke Paris guna membentuk gerakan al-Urwah al-Wusqa.
ADVERTISEMENT
Tujuan gerakan ini adalah membangkitkan semangat perjuangan umat Islam untuk menentang ekspansi Eropa di dunia Islam. Terbitlah majalah al-Urwah al-Wusqa. Ide pemikiran berasal dari al- Afghani, sedangkan tulisan yang mengungkapkan pemikiran itu dilakukan oleh Abduh.
Sekembalinya dari pembuangan, di akhir tahun 1888, Muhammad Abduh mulai aktivitasnya. Karirnya dimulai dari menjadi hakim Pengadilan Negeri kemudian menjadi penasehat Mahkamah Tinggi. Di sela-sela kesibukannya sebagai hakim Muhammad Abduh berusaha memperbaiki pendidikan di al-Azhar.
Demikianlah biografi Muhammad Abduh, yang merupakan seorang tokoh pembaru agama Islam. (Ria)