Biografi Pierre Tendean, Pahlawan Tevolusi dalam G30S PKI

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
Konten dari Pengguna
25 Mei 2024 3:57 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Biografi Pierre Tendean. Pixabay/Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Biografi Pierre Tendean. Pixabay/Pexels.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peristiwa G30S/PKI menjadi salah satu peristiwa kelam bagi para pahlawan revolusi yang harus meregang nyawa. Salah satunya adalah Pierre Tendean. Biografi Pierre Tendean penting untuk diketahui sebagai salah satu korban G30S PKI.
ADVERTISEMENT
G30S atau Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) merupakan peristiwa peristiwa kelam yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965 lewat malam dari 30 September. Korban G30S/PKI sebagian besar adalah petinggi dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.
Pada orde baru, peristiwa G30S/PKI ini disebut sebagai usaha kudeta oleh PKI dalam mengincar para petinggi militer. Tentunya, pernyataan sejarah tersebut dinilai tidak objektif, karena G30S ini berdasarkan nama gerakan yang disampaikan oleh pelakunya sendiri.

Biografi Pierre Tendean

Ilustrasi Biografi Pierre Tendean. Pixabay/Mohammed_Hasan.
Mengutip dari buku 47 Museum Jakarta, Edi Dimyati (2013), mengenang masa perjuangan para pahlawan revolusi adalah salah satu cara kita menghargai jasa pahlawan. Adapun biografi Pierre Tendean salah satu pahlawan revolusi adalah sebagai berikut.
Pierre Tendean atau yang memiliki nama lengkap Pierre Andries Tendean lahir pada 21 Februari 1939 di Jakarta. Pierre Andries Tendean sendiri memiliki dua saudara kandung yang bernama Mitze Farre dan Rooswidiati.
ADVERTISEMENT
Lettu Pierre Tendean merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Dr. A.L Tendean dan Maria Elizabeth Cornet. Ayahnya adalah seorang dokter yang berdarah Minahasa, sedangkan ibunya adalah seorang wanita Belanda yang berdarah Prancis.
Sejak kecil, Pierre Tendean memang menyukai dunia militer. Namun, keinginan kedua orangtuanya sangat berbeda, ayahnya menginginkan Pierre Tendean menjadi seorang dokter atau seorang insinyur seperti sang ayah Dr. A.L Tendean.

1. Riwayat Pendidikan

Riwayat pendidikan Pierre Tendean dimulai dari SD atau sekolah dasar di Magelang lalu SMP dan SMA melanjutkan di Semarang. Karier militernya dimulai di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD).
Pierre Tendean kala itu menjadi idola para gadis-gadis remaja di lingkungannya karena parasnya yang seperti bule. Berkat tekad yang kuat, Pierre Tendean itu akhirnya berhasil bergabung dengan Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) pada 1958 di Bandung.
ADVERTISEMENT

2. Riwayat Jabatan

Setelah lulus, pada 1961 Pierre Tendean ditunjuk dan diberikan jabatan sebagai Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II di Bukit Barisan, Medan, Sumatera Utara, dengan menyandang pangkat letnan dua.
Bahkan, ia juga melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Intelijen Negara di Bogor setahun kemudian. Pierre Tendean berhasil dalam mengenyam pendidikan di Bogor yang membawanya ditugaskan menjadi mata-mata ke Malaysia.
Sejak saat itu, Pierre Tendean memeiliki karir dalam dunia militer yang semakin bersinar. Hal itu mengundang Jenderal Nasution, Jenderal Hartawan, dan Jenderal Kadarsan yang menginginkan Pierre Tendean untuk menjadi ajudan pribadi mereka.
Pada April 1965, Jenderal A.H. Nasution menunjuk Pierre Tendean sebagai ajudan yang saat itu ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan sekaligus Kepala Staf Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (kini Panglima TNI).
ADVERTISEMENT
Disana, Pierre Tendean menggantikan Kapten Manullang yang gugur saat menjaga perdamaian di Kongo. Saat itu, Jenderal Nasution mengenang sosok Pierre Tendean sebagai ajudan termuda yang pernah mendampinginnya.
Pierre Tendean memiliki hubungan yang cukup dekat dengan kedua anak Jenderal A.H. Nasution, yaitu Ade Irma Suryani dan Hendrianti Sahara Nasution. Hal itu dapat dilihat dari Museum AH Nasution yang terlihat foto Kapten Tendean bersama Ade Irma.

Bentuk Perjuangan Pierre Tendean

Ilustrasi Biografi Pierre Tendean. Pixabay/Pexels.
Sosok pahlawan revolusi Pierre Tendean menjadi salah satu yang paling disoroti dalam perjuangannya. Berikut adalah bentuk perjuangan Pierre Tendean sebagai salah satu pahlawan revolusi dalam G30S PKI.

1. Pengganti Jenderal A.H Nasution

Pada 30 September 1965, seharusnya Pierre Tendean menghadiri ulang tahun ibunya yang berada di Semarang. Namun, ia memilih untuk pergi bertugas menjadi ajudan di kediaman Jenderal Nasution, Jalan Teuku Umar Nomor 40 Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Saat itu, pasukan Cakrabirawa datang untuk melakukan penyerangan, Pierre Tendean yang sedang beristirahat di ruang belakang rumah Jenderal Nasution terbangun dari bagian depan rumah oleh suara tembakan dan keributan.
Ketika kegaduhan ini terjadi, semua keluarga Jenderal Nasution berada di rumah, termasuk kedua putrinya. Pasukan Cakrabirawa berhasil mendobrak masuk dan melepaskan tembakan hingga mengenai salah satu putri Nasution, yaitu Ade Irma Suryani.
Pierre Tendean yang saat itu menjadi perwira berusia 26 tahun sengaja menyerahkan diri dengan mengaku sebagai Jenderal Nasution. Akhirnya, pasukan memilih membawa Pierre Tendean yang dianggap sebagai Jenderal Nasution.
Hal itu, dilakukan supaya sang jenderal bisa selamat dari penggerebekan 30 September. Kemudian, ia ditangkap dan dibawa ke Lubang Buaya. Alhasil Jenderal Nasution dan keluarganya dapat menyelamatkan diri.
ADVERTISEMENT

2. Operasi Dwikora

Saat itu, Pierre Tendean yang sedang berdinas di Pusat Intelejen Angkatan Darat, tiba-tiba mendapatkan panggilan tugas untuk menjadi mata-mata Malaysia sehubungan dengan konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia yang dikenal dengan istilah Dwikora.
Pemuda berdarah Manado yang punya garis keturunan dari Prancis ini dan rekan-rekannya saat itu pergi dan menyusup ke Malaysia, dia kemudian dipromosikan menjadi Letnan dan bertugas sebagai Ajudan Jenderal Nasution karena prestasinya.
Bentuk perjuangan Pierre Tendean dalam menjaga martabat bangsa bisa dilihat saat dirinya bertugas di anggota Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (DIPIAD) saat itu.

3. Kasih Rukmini Yang Tak Sampai

Pierre Tendean dikenal sebagai sosok yang sangat berani menyerahkan diri demi keselamatan sang Jenderal A.H Nasution. Selain itu, kisah cintanya dengan Rukmini juga menjadi salah satu sorotan banyak orang hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Meskipun bukan sebuah prestasi militer, namun bentuk perjuangan Pierre Tendean dalam perjalanan cintanya merupakan hal yang tidak akan pernah dilupakan banyak orang, termasuk Rukmini.
Pierre Tendean merupakan sosok laki-laki sempurna yang hanya memantapkan hati pada satu gadis bernama Rukmini, putri sulung keluarga Chaimin yang tinggal di Medan. Mereka berdua memiliki hubungan jarak jauh yang sangat lancar dan berjalan dengan baik.
Pada tanggal 31 Juli 1965, Pierre Tendean melamar Rukmini saat mendampingi A.H Nasution yang sedang bertugas di Medan. Dia memantapkan hatinya bahkan dari kedua orang tuanya dan juga calon mertuanya sudah mendapat restu.
Keduanya melangsungkan pernikahan dengan sepakat di bulan November. Namun, pernikahan tersebut tidak pernah terjadi dan berakhir sia-sia, karena pada 31 Juli 1965 adalah hari terakhir Pierre dan Rukmini bertemu.
ADVERTISEMENT

Wafatnya Pierre Tendean

Ilustrasi Biografi Pierre Tendean. Pixabay/ArsadAstra.
Pada 30 September 1965, dibunuh oleh pasukan Cakrabirawa di kediaman Jenderal Nasution, Jalan Teuku Umar Nomor 40 Jakarta Pusat. Hal itu dikarenakan Pierre Tendean menyamar menjadi Jenderal Nasution untuk menyelamatkannya.
Saat itu, pasukan sempat bertanya siapa Pierre Tendean yang dijawab, "Saya Ajudan Jenderal Nasution". Namun, pasukan penculik Cakrabirawa hanya mendengar kata 'Nasution' dan memilih membawa Pierre Tendean yang dianggap sebagai Jenderal Nasution.
Pierre Tendean pun disiksa dan dibawa di Lubang Buaya bersama beberapa korban G30S PKI lainnya. Diketahui bahwa Pierre Tendean mendapat empat peluru tembakan dari belakang oleh anggota Pemuda Rakyat yang bernama Kodik.
Kemudian, mayatnya di buang kedalam sumur tua bersama jasad beberapa petinggi militer Angkatan Darat (AD). Kepergian Pierre Tendean di usianya yang baru 26 tahun meninggalkan duka mendalam bagi ibunya dan calon istrinya, Rukmini Chaimin.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui, bahwa pernikahannya dengan Rukmini akan segera dilangsungkan pada November 1965. Dimana hal itu tidak akan pernah terjadi lagi. Kapten Czi Anm. Pierre Andries Tendean gugur pada peristiwa G30S PKI bersama dengan enam jenderal lainnya.

Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi

Ilustrasi Biografi Pierre Tendean. Pixabay/Kyaraks,
Pahlawan revolusi merupakan sebuah gelar pahlawan yang diberikan kepada sejumlah perwira militer yang gugur pada peristiwa G30S/PKI. Para korban ini kemudian dianugerahi kenaikan pangkat anumerta dan gelar Pahlawan Revolusi.
Perjuangan dan keberanian Pierre Tendean membuat dirinya ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1965. Ia pun dinaikkan pangkatnya menjadi Kapten dengan menerima gelar kehormatan.
Pahlawan muda ini harus menggantikan atasannya demi keselamatan Jendral Nasution, kedekatannya dengan keluarga Nasution membuatnya seperti keluarga sendiri, bahkan juga sangat dekat dengan anak bungsu Nasution yang menjadi korban pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Demikian biografi Pierre Tendean salah satu pahlawan revolusi dalam G30S PKI yang sangat mengharukan. (HEN)