Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Biografi Sultan Mahmud 2, Tokoh Pembaruan Islam
17 Mei 2024 22:31 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sultan Mahmud 2 merupakan salah satu tokoh penting sebagai pembaruan Islam yang memimpin Kesultanan Utsmaniyah sejak 1808-1839. Untuk lebih mengenal sosok sultan yang satu ini, maka biografi Sultan Mahmud 2 penting untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap, Mirnawati, (2012), Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan tokoh perlawanan kesultanan di Palembang. Masa kejayaan kesultanan Palembang sendiri pada abad ke-17 hingga abad ke-18.
Biografi Sultan Mahmud 2
Sultan Mahmud II atau memiliki nama Sultan Mahmud Badaruddin II lahir pada 16 November 1767 atau 1 Rajab 1181 Hijriah di Kota Palembang, Sumatera Selatan dan sampai kematiannya pada tahun 1839. Beliau memiliki nama lengkap Raden Muhammad Hasan.
Sultan Mahmud II merupakan anak laki-laki dari pasangan Sultan Muhammad Baharuddin bin Sultan Ahmad Najmuddin bin Sunan Lemabang dan Ratu Agung bin Datuk Murni bin Abdullah al-Hadi.
ADVERTISEMENT
Dia juga mempunyai latar belakang pendidikan yang sangat keras dan rajin untuk mempersiapkan diri sebagai pewaris tahta Kesultanan Palembang. Sultan Mahmud II memiliki pendidikan tradisional dalam banyak bidang pengetahuan, antara lain:
Di usia muda, dalam berbagai bidang keilmuan terutama dalam ilmu agama, sastra, dan seni, Sultan Mahmud II menunjukkan minat yang luar biasa terhadapnya.
Pada usia 37 tahun, beliau menggantikan masa pemerintahan ayahnya yang telah memimpin Kesultanan Palembang dari tahun 1776-1803. Sultan Mahmud II memimpin kesultanan Palembang-Darussalam dua kali pada periode 1803-1813 dan periode 1818-1821.
Masa Kepemimpinan Sultan Mahmud 2
Kehidupan Sultan Mahmud II sendiri penuh warna dan warisannya masih berharga hingga saat ini. Adapun sejarah masa kepemimpinan Sultan Mahmud II adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Sultan Mahmud II memimpin Kesultanan Palembang Darussalam setelah ayahnya wafat pada tahun 1804. Beliau menjadi seorang panglima perang yang sangat dihormati lawannya dan terkenal sebagai pemimpin yang tegas dan terhormat.
Selain itu, Sultan Mahmud Badaruddin II juga dikenal sebagai pemimpin yang memiliki kepribadian ksatria, kuat, jantan, pemberani, cekatan, pendirian yang teguh, serta mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Sultan Mahmud Badaruddin II juga memiliki kecerdasan di bidang kesusastraan karena menggeluti pendidikan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan berbagai karyanya, seperti Syair Perang Menteng, Hikayat Martalaya, hingga pantun Sultan Badaruddin.
Masa kejayaan Kesultanan Palembang terjadi di bawah pemerintahan Sultan Mahmud II. Pada masa sekitar tahun 1803-1821, beliau membangun Benteng Kuto Besak serta Masjid Agung Palembang.
ADVERTISEMENT
Sultan Mahmud Badaruddin II juga turut serta dalam melawan penjajah pada masa kepemimpinan Inggris serta Belanda. Karena hal itu pula Sultan Mahmud Badaruddin II mendapatkan sebuah penghargaan sebagai salah satu Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Pada masa kepemimpinannya, peperangan masih terjadi di Turki dan Rusia. Pada tahun ketiga, barulah mulai berkurang konflik dengan Rusia di perbatasan wilayah Utsmaniyah.
Hal ini karena Napoleon I dari Perancis menyatakan perang terhadap Rusia dan memulai invasinya terhadap negara tersebut.
Dalam invasinya, Napoleon turut bekerja sama dengan mengundang Mahmud II. Namun, oleh Mahmud II tawaran tersebut ditolak karena Napoleon saat itu dianggap tidak bisa dipercaya karena sudah menguasai seluruh Eropa kecuali Inggris dan Kekaisaran Ottoman.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, antara Napoleon dengan Mahmud II sempat terjadi selisih paham, lalu pada 1812 diakhiri dengan Perjanjian Bukares. Melalui perjanjian ini, Mahmud II menyerahkan sebagian timur Moldavia, yang diganti nama daerahnya menjadi Bessarabia di Moldova.
Sultan Mahmud Badaruddin II adalah sosok dalam urusan kerajaan yang dipimpinnya tidak boleh diikut campuri oleh orang asing. Sehingga, Belanda waktu itu tahun 1811 menyerah tanpa syarat kepada Inggris untuk mengambil alih kekuasaan Hindia Belanda.
Palembang memang memiliki sumber daya alam yang kaya akan timah, sehingga membuat penjajah tertarik untuk menguasai wilayah Palembang. Hal ini tentunya menjadi salah satu pemicu timbulnya perlawanan rakyat Palembang terhadap penjajah.
Sultan Mahmud Badaruddin II diperintahkan oleh Jenderal Thomas Stamford Raffles (Inggris) agar menyerahkan kongsi dagang Belanda di Palembang. Namun, tentunya Sultan Mahmud II menolaknya yang membuat Jenderal Thomas sangat marah.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada 20 Maret 1812 Raffles mengirimkan pasukan ekspedisi militer ke Palembang dan pertempuran sengit antara pasukan Inggris dan pasukan Kesultanan Palembang. Namun, bersama pasukannya Sultan Mahmud 2 berhasil menang.
Pada tahun 1818, Inggris kembali menyerahkan Hindia Belanda kepada Pemerintah Belanda berdasarkan traktat London. Hal ini membuat Belanda kembali melakukan penjajahan dan mengatur pemerintahan Indonesia, termasuk Palembang.
Sultan Mahmud Badaruddin II tetap menolak penjajah, sehingga membuat Belanda melakukan penyerangan militer di Palembang. Namun, Sultan Mahmud Badaruddin II kembali memenangkan perlawanan dan berhasil membuat Belanda kalah.
Sultan Mahmud Badaruddin II memang sangat besar dalam perjuangannya mempertahankan Kesultanan dan wilayah Palembang. Beliau merupakan tokoh perlawanan Kesultanan Palembang terhadap penjajah Inggris maupun Belanda pada masa kepemimpinannya.
ADVERTISEMENT
Pembaruan Sultan Mahmud 2
Sultan Mahmud II dikenal sebagai sosok pembaru yang yang memiliki pengetahuan luas melakukan reformasi di berbagai bidang pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah. Pembaruan Sultan Mahmud II sangat menguntungkan banyak orang.
Di bidang hukum, beliau menutup Pengadilan Penyitaan dan sebagian besar mengambil kewenangan seorang pejabat tinggi yang sering kali disalahgunakan. Pada tahun 1827, pembaruan Sultan Mahmud II dinilai cukup berpengaruh di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Dalam aspek pendidikan, pembaruan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi pejabat militer, dokter militer dan lainnya. Pembaruan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan standar mutu diantaranya, adalah;
ADVERTISEMENT
Pada masanya, situasi kekaisaran keuangan begitu meresahkan dan telah lama kelas sosial tertentu berada di bawah tekanan pajak yang berat akibat adanya korupsi para pejabat. Bahkan, bagi sebagian pejabat sistem pemungutan pajak dijadikan sebagai mesin tirani.
Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud II, beliau secara besar-besaran melakukan reformasi birokrasi untuk menegakkan dan memajukan kembali otoritas kerajaan dan pemerintahannya ditingkatkan efisiensi administrasinya.
Hal ini dicapai dengan melakukan beberapa langkah besar, seperti menghapus cara penarikan pajak yang lama dan membubarkan beberapa institusi yang rawan penyalahgunaan, dan menaikkan gaji sebagai upaya untuk mengakhiri hal-hal seperti penyuapan.
Dua lembaga didirikan oleh Sultan Mahmud II yang bertujuan untuk melatih pejabat pemerintah. Reformasi ini juga ditandai dengan dimulainya modernisasi di Turki, dengan melonggarkan beberapa kebijakan yang konservatif.
ADVERTISEMENT
Dari gaya berpakaian kekaisaran, arsitektur, undang-undang, dan organisasi kelembagaan tersebut dapat terlihat. Sultan Mahmud II memperkuat angkatan militer kesultanan pada bidang militer, terutama karena berperang dengan beberapa negara di Eropa.
Pada tahun 1831, diketahui Sultan Mahmud II mengeluarkan surat kabar pertama yang wajib dibaca oleh semua pegawai negeri di negaranya dan diterbitkan dalam bahasa Turki-Ottoman.
Wafatnya Sultan Mahmud 2
Wafatnya Sultan Mahmud II akibat terkena penyakit TBC pada 1839. Pemakamannya sangat ramai dikunjungi oleh banyak orang yang ingin mengucapkan selamat tinggal pada tokoh pembaruan dan reformasi Kesultanan Utsmaniyah atau Palembang ini.
Setelah Sultan Mahmud II wafat, tahtanya jatuh ke Abdulmejid I yaitu ke tangan putranya. Pemikiran dan pembaruan yang dilakukan Sultan Mahmud II terus dipegang teguh oleh anaknya setelahnya, hingga akhirnya telah lahir Republik Turki Modern.
ADVERTISEMENT
Selama berkuasa, Sultan Mahmud II meninggalkan sejumlah bangunan yang masih bisa dikunjungi sampai saat ini. Beberapa bangunan tersebut diantaranya adalah Masjid Agung Palembang dan Benteng Kuto Besak. Selain itu, ada juga Makam Lembang.
Demikian biografi Sultan Mahmud 2 yang merupakan tokoh pembaruan Islam di Indonesia. (APR)