Konten dari Pengguna

Profil Abdul Halim Iskandar, Kakak dari Cak Imin

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
12 September 2024 14:27 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Profil Abdul Halim Iskandar. Unsplash/Eepeng Cheong
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Profil Abdul Halim Iskandar. Unsplash/Eepeng Cheong
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Profil Abdul Halim Iskandar adalah topik yang menarik untuk dibahas, terutama bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai sosok politikus dan tokoh penting di Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel ini akan dibahas secara mendetail perjalanan karier Abdul Halim Iskandar dan kontribusinya dalam dunia politik.
Temukan informasi lengkap dan terbaru tentang Abdul Halim Iskandar yang akan memberikan wawasan berharga bagi para pembaca.

Profil Abdul Halim Iskandar

Abdul Halim Iskandar, yang akrab disapa Gus Halim, lahir di Jombang, Jawa Timur pada 14 Juli 1962. Ia berasal dari keluarga besar ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki pengaruh besar dalam bidang keagamaan dan pendidikan.
Ayahnya adalah salah satu tokoh agama yang dihormati di kalangan NU, sehingga dari kecil, Gus Halim sudah terbiasa dengan suasana religius dan nilai-nilai Islam yang kuat.
Gus Halim tumbuh di lingkungan pesantren dan mengikuti jejak keluarganya dalam tradisi keilmuan Islam, khususnya di Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif, Denayar, Jombang.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, Gus Halim sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia pendidikan dan pelayanan publik. Lingkungan pesantren memberinya dasar-dasar pendidikan moral dan keagamaan yang kuat, yang kemudian membentuk kepribadiannya.
Selain itu, ia juga terbiasa dengan kehidupan sosial yang erat, serta pemahaman tentang pentingnya peran masyarakat dalam membangun bangsa.
Nilai-nilai keadilan sosial yang dia dapat dari keluarganya semakin mengarahkan perhatiannya pada pengembangan masyarakat desa, yang kelak menjadi fokus utama karier politiknya.
Sebagai kakak dari Muhaimin Iskandar (Cak Imin), seorang tokoh politik besar di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Gus Halim tumbuh di lingkungan yang tidak hanya religius, tetapi juga politis.
Hubungan erat dengan keluarganya, terutama dengan Cak Imin, membantunya dalam memahami dunia politik Indonesia, khususnya dalam bidang pemerintahan dan pengembangan pedesaan.
ADVERTISEMENT
Sebelum terjun ke dunia politik secara lebih formal, Gus Halim terlebih dahulu berkecimpung di dunia pendidikan dan organisasi sosial, yang memberikan pengalaman berharga dalam memahami permasalahan riil di masyarakat.

Riwayat Pendidikan Abdul Halim Iskandar

Perjalanan pendidikan Abdul Halim Iskandar dimulai dari pendidikan dasar hingga menengah di Jombang. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD dan SMP di Jombang.
Gus Halim melanjutkan pendidikan di MAN Mambaul Ma'arif Denayar, Jombang, sebuah lembaga pendidikan berbasis pesantren yang menjadi fondasi penting dalam pemikiran keagamaannya.
ADVERTISEMENT
Di sini, ia mengembangkan pengetahuan keislaman sekaligus memperdalam pemahaman sosial dan pendidikan yang kelak ia aplikasikan dalam kariernya.
Setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren, Gus Halim melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta, seperti yang diketahui dari fipp.uny.ac.id.
Di sana, ia mengambil jurusan Filsafat dan Sosiologi dan meraih gelar sarjana pada tahun 1987. Studi ini memberikan Gus Halim landasan akademis yang kuat dalam memahami dinamika masyarakat, serta pemikiran filosofis yang memperkaya perspektifnya terhadap permasalahan sosial di Indonesia.
Tidak berhenti di situ, Gus Halim melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 di IKIP Malang, di mana ia mengambil jurusan Manajemen Pendidikan.
Gelar masternya diperoleh pada tahun 1992. Pendidikan di bidang manajemen pendidikan ini memberinya pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengelolaan institusi pendidikan dan sistem pendidikan secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Hal ini terbukti bermanfaat dalam perannya di dunia pendidikan dan pemerintahan di kemudian hari.

Riwayat Organisasi Abdul Halim Iskandar

Abdul Halim Iskandar telah aktif dalam berbagai organisasi, terutama di lingkungan Nahdlatul Ulama dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sejak muda, ia terlibat dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebuah organisasi mahasiswa yang berafiliasi dengan NU.
Keterlibatannya di PMII menjadi langkah awal Gus Halim dalam memahami dunia organisasi dan kepemimpinan.
Selain itu, Gus Halim juga aktif di Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, di mana ia terlibat dalam berbagai program sosial dan pendidikan yang fokus pada pengembangan masyarakat dan pesantren.
Kariernya di organisasi semakin berkembang ketika ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai politik yang didirikan oleh tokoh-tokoh NU.
ADVERTISEMENT
Di PKB, Gus Halim mulai dari bawah sebagai Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKB Kabupaten Jombang, dan kemudian menjadi Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jawa Timur.
Keterlibatannya di PKB membuka jalan bagi karier politiknya yang lebih luas.

Perjalanan Karier Abdul Halim Iskandar

Abdul Halim Iskandar memulai karier profesionalnya di bidang pendidikan, sesuai dengan latar belakang akademiknya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia kembali ke Jombang dan mengabdi sebagai guru BP di MAN Mambaul Ma'arif Denayar, tempat ia menempuh pendidikan sebelumnya.
Jabatan ini merupakan langkah awalnya dalam dunia pendidikan, di mana ia berkontribusi langsung dalam membimbing generasi muda di pesantren.
Gus Halim kemudian diangkat menjadi Kepala SMK Sultan Agung Tebuireng, salah satu sekolah kejuruan di Jombang.
ADVERTISEMENT
Pengalaman ini memberinya wawasan mendalam mengenai pendidikan vokasional dan pentingnya pengembangan keterampilan untuk anak-anak muda, terutama di daerah pedesaan.
Kariernya di dunia pendidikan semakin berkembang ketika ia menjadi Dekan Fakultas Tarbiyah di Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng. Sebagai dekan, ia bertanggung jawab atas pengelolaan fakultas dan pengembangan kurikulum pendidikan agama.
Selain di dunia pendidikan, Gus Halim juga terlibat dalam sektor kesehatan sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jombang pada tahun 2012.
Jabatan ini menunjukkan komitmennya terhadap pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam menyediakan layanan kesehatan yang terjangkau bagi warga Jombang.
Karier politik Gus Halim dimulai di tingkat lokal sebagai Ketua DPRD Kabupaten Jombang dari tahun 1999 hingga 2009.
ADVERTISEMENT
Kinerja dan pengaruhnya yang positif di tingkat lokal membawanya ke tingkat provinsi, di mana ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur dari 2009 hingga 2014, kemudian menjadi Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur dari 2014 hingga 2019.
Keberhasilannya di tingkat provinsi membuatnya dipercaya untuk menduduki jabatan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo pada tahun 2019.

Abdul Halim Iskandar dan Hibah Jatim

Berdasarkan kumparanNEWS, KPK menggeledah rumah dinas Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes-PDTT), Abdul Halim Iskandar, pada 6 September 2024, di Jakarta Selatan, terkait kasus korupsi dana hibah APBD Pemprov Jawa Timur.
Penggeledahan tersebut menghasilkan penyitaan uang tunai dan barang bukti elektronik, namun rincian jumlah uang dan jenisnya belum diungkapkan.
ADVERTISEMENT
Abdul Halim, yang telah diperiksa oleh KPK sebelumnya pada 22 Agustus 2024, membantah menerima dana pokok pikiran (pokir) dari APBD Pemprov Jatim.
Ketua DPP PKB, Syaiful Huda, menanggapi penggeledahan rumah dinas Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes-PDTT), Abdul Halim Iskandar, yang terkait kasus korupsi dana hibah APBD Pemprov Jawa Timur.
Huda mempertanyakan alasan penggeledahan tersebut mengingat Abdul Halim sudah menjadi menteri pada periode kasus tersebut. Huda meminta penjelasan lebih lanjut dari KPK terkait masalah ini.
Kasus ini merupakan pengembangan dari perkara mantan Wakil Ketua DPRD Jatim, Sahat Tua Simandjuntak, yang telah divonis 9 tahun penjara terkait suap dana hibah.
Saat ini, KPK telah menetapkan 21 tersangka dalam kasus ini, termasuk penyelenggara negara dan pihak swasta.
ADVERTISEMENT
Itulah pembahasan lengkap mengenai profil Abdul Halim Iskandar atau Gus Halim yang merupakan kakak dari Cak Imin. (Andi)