Konten dari Pengguna

Profil Daud Yordan, Peraih Gelar Dunia IBA

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
9 September 2024 7:07 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Profil Daud Yordan, Foto: Hi Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Profil Daud Yordan, Foto: Hi Pontianak
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Profil Daud Yordan sudah tidak asing lagi bagi para pecinta tinju tanah air. Petinju ini telah mengharumkan nama bangsa dengan meraih gelar juara dunia yang keempat pada International Boxing Association (IBA) Super Lightweight. Kegigihan yang dimilikinya membuat ia berhasil menaklukan petinju kelas dunia dan petinju profesional.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari https://www.iba.sport/ IBA adalah organisasi tinju internasional yang didirikan pada tahun 1946. Melalui organisasi ini Asosiasi Tinju Internasional bekerja sama untuk menyegarkan kembali olahraga ini. Salah satu tujuan IBA adalah menjaga setiap hak individu untuk berpartisipasi pada olahraga tinju tanpa diskriminasi yang melanggar hukum.

Profil Daud Yordan

Para penggemar yang mencari tahu profil Daud Yordan, ia adalah seorang petinju profesional asal Indonesia yang lahir di Kalimantan Barat pada 10 Juni 1987. Daud Yordan memiliki nama julukan “Cino” yang diberikan oleh pelatihnya karena ia memiliki wajah khas Cina yang oriental. Ia telah dikenalkan tinju sejak masih kecil, dan diumurnya yang ke 6 tahun ia mulai berlatih tinju bersama kakaknya yaitu Damianus Yordan di Sasana Ketapang Putra.
ADVERTISEMENT
Cino dibesarkan dari keluarga yang sederhana, sejak kecil hidupnya penuh dengan tantangan sehingga membuat dirinya tumbuh menjadi pribadi yang gigih dan memiliki semangat juang tinggi. Ayahnya bernama Hermanus Lay Tjun seorang petani karet, dan ibunya bernama Nathalia yang berasal dari suku Dayak. Dirinya menjadi kebanggaan keluarga dan contoh nyata bahwa kesuksesan dapat dicapai oleh siapapun dengan latar belakang apapun.

Biodata Daud Yordan

Berikut ini adalah biodata Daud Yordan:

Perjalanan Karier Daud Yordan

ADVERTISEMENT
Perjalanan karier Daud “Cino” Yordan dimulai pada tahun 2000 ketika dirinya masuk ke tim nasional tinju amatir. Di tahun 2004 ia menjadi pemenang pada Kejuaraan Nasional Junior, namun nama dan prestasinya tersebut belum terdengar oleh publik.
Di tahun 2005, Cino pernah mengikuti Sea Games 2005 di Manila. Namun dirinya tersisih pada pertandingan tersebut, meskipun gagal ia tidak pernah menyerah dan terus berlatih dengan pelatihnya yaitu Damianus dan melenggang ke ranah tinju profesional.
Cino memulai debut profesional pertamanya pada Gelar Tinju Profesional Indonesiar pada 25 Agustus 2005. Ia menang KO saat ronde pertama melawan Nashori Anhar Pitulay. Setahun kemudian, di tanggal 15 Juni adalah kali pertama Cino bertarung tinju di Singapura.
ADVERTISEMENT
Pada pertandingan tersebut, ia kembali menang KO melawan Narong Sor Chitralada petinju yang berasal dari Thailand. Di tahun 2007 pada tanggal 17 Mei, Cino mendapatkan sabuk pertamanya di pertandingan WBO Asia-Pasific Youth setelah berhasil mengalahkan Reman Salim yang berasal dari Filipina.
Setelah mengawali kesuksesannya di Asia, Cino kemudian memulai debut pertamanya di Amerika Serikat pada tahun 2008 dan berhasil mengalahkan Antonio Meza petinju asal Meksiko di MGM Grand, Las Vegas. Ia adalah petinju asal Indonesia pertama yang menang di Amerika. Kemenangannya ini membuat dirinya berhasil dikontrak dengan jangka panjang selama lima tahun oleh Golden Boy Promotion.
Di tahun 2011 ia sempat mengalami kekalahan poin saat bertanding melawan Celestino Caballero di Florida, Amerika. Daud “Cino” Yordan juga seringkali disandingkan dengan petinju Indonesia lainnya yaitu Chris John. Di tahun yang sama ia pernah bertanding satu ring dengan Chris John namun dirinya kalah 2 poin.
ADVERTISEMENT
Kekalahannya tersebut tak lantas membuat dirinya menyerah. Di akhir tahun yang sama, tepatnya pada 5 Desember Cino memenangkan pertandingan melawan David Marchiano petinju asal Argentina dan mendapatkan sabuk kelas bulu WBO Asia-Pasific di Jakarta. Ia memenangkan pertandingan tersebut di 19 detik pertama. Cino juga berhasil mengalahkan petinju asal Amerika Serikat yaitu Frankie Archuleta dan meraih gelar juara IBO Asia-Pasific.
Di tahun 2012, petinju ini lagi-lagi memenangkan pertandingan dan berhasil menjadi juara dunia kelas bulu IBO untuk pertama kalinya saat melawan Lorenzo Villanueva. Ia menjadi juara bertahan di kelas bulu IBO saat bertanding melawan Choi Tseveenpurev pada pertandingan 12 ronde yang diselenggarakan di Singapura.
Sayangnya pada tahun 2013, Cino gagal memepertahankan gelarnya tersebut. Ia kalah TKO dari petinju bernama Simpiwe Vetyeke karena terkena knockdown pada pertandingan yang diselenggarakan di Senayan, Jakarta. Ia terus mengalami jatuh bangun dan menuai prestasi dari tahun ke tahun.
ADVERTISEMENT
Cino berhasil meraih juara di Interim WBO Asia Pacific Lightweight, WBO Africa Lightweight, dan Interim WBA International Lightweight. Di tahun 2018 ia memenangkan pertandingan melawan Pavel Malikov dan membuat peringkatnya di kelas ringan badan tinju WBA menjadi meningkat. Di awal ia mendapat peringkat keenam, lalu melonjak menjadi peringkat kedua.
Di tahun 2019, ia mendapat gelar IBA World Superlight dan WBO Oriental Superlight setelah menang dari Michael Mokoena. Di tahun 2021 ia mendapat meriah gelar WBC Asian Super Light dan berhasil mempertahankannya pada pertandingan terakhirnya pada Juli 2022 saat melawan Panya Uthok asal Thailand.
Pada September 2024, Daud “Cino” Yordan kembali naik ring pada pertandingan “Laga Khatulistiwa” yang diselenggarakan di GOR Ayani, Pontianak, Kalimantan Barat. di pertandingan ini Cino berhasil menang KO dan meraih sabuk juara dunia tinju Internasional Boxing Association (IBA) World Super Lightweight Championship.
ADVERTISEMENT

Prestasi Daud Yordan

Berikut ini adalah prestasi Daud Yordan:
ADVERTISEMENT
Demikian adalah profil Daud Yordan, yang merupakan peraih gelar dunia IBA. Prestasinya yang membanggakan telah menjadi bukti nyata dari kegigihan dan semangatnya yang tak pernah padam. (Mit)