Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Profil Sumy Hastry Purwanti, Prestasi, dan Rekam Jejaknya
2 Juli 2024 19:34 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Profil Sumy Hastry Purwanti baru-baru ini menarik perhatian publik setelah naik pangkat menjadi Brigadir Jenderal Polisi pada tanggal 29 Juni 2024. Upacara kenaikan pangkatnya berlangsung di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, yang dipimpin oleh Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.
ADVERTISEMENT
Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia yaitu Irjen Pol. Dedi Prasetyo menyoroti pentingnya momen ini sebagai langkah Polri dalam mendukung kesetaraan gender di dalam institusi kepolisian.
Sumy Hastry Purwanti dikenal sebagai ahli forensik yang aktif dalam mendukung korban kekerasan seksual perempuan dan anak-anak di Indonesia.
Profil Sumy Hastry Purwanti
Profil Sumy Hastry Purwanti menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. Ia lahir pada 23 Agustus 1970 di Jakarta dan ia adalah seorang perwira tinggi Polri yang memiliki reputasi luar biasa dalam bidang forensik.
Pada tanggal 29 Juni 2024, ia diangkat sebagai Tenaga Dokkes Investigasi Kepolisian Utama TK. II di Pusdokkes POLRI, menandai salah satu tonggak penting dalam kariernya.
Sumy Hastry Purwanti dikenal luas sebagai ahli forensik wanita yang berkiprah hingga ke tingkat internasional. Kontribusinya dalam dunia forensik sangat signifikan, terutama melalui layanan Forensik Klinik (Forklin) yang ia dirikan.
ADVERTISEMENT
Forklin dirancang khusus untuk mengutamakan keberpihakan kepada korban kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak-anak.
Melalui layanan ini, Sumy memastikan bahwa korban kekerasan seksual mendapatkan perlindungan hukum dan keadilan yang layak mereka terima.
Dedikasinya dalam menangani kasus-kasus kekerasan seksual menunjukkan komitmen kuatnya terhadap hak asasi manusia dan kesetaraan gender.
Sumy tidak hanya bertindak sebagai ahli forensik yang handal, tetapi juga sebagai advokat bagi mereka yang membutuhkan bantuan paling mendesak.
Keberpihakannya kepada korban dan upayanya untuk memberikan mereka suara dalam sistem hukum Indonesia menjadikannya sosok yang dihormati dan dikagumi di bidangnya.
Biodata Sumy Hastry Purwanti
Berikut merupakan biodata Sumi Hastry Purwanti:
ADVERTISEMENT
Pendidikan Sumy Hastry Purwanti
Sumy Hastry Purwanti adalah seorang perwira tinggi Polri yang telah menorehkan berbagai prestasi dalam kariernya, khususnya di bidang forensik. Lahir pada 23 Agustus 1970 di Jakarta, Sumy merupakan lulusan Sekolah Perwira (SEPA) Polri angkatan V tahun 1998.
Pengalamannya di bidang Kedokteran Kepolisian (Dokpol) sangat luas, didukung oleh latar belakang pendidikan yang mengesankan.
Sumy menyelesaikan pendidikan kedokteran forensiknya di Universitas Diponegoro (UNDIP) dan meraih gelar Doktor pada tahun 2016. Pencapaian ini menjadikannya Polwan pertama di Asia yang memiliki gelar Doktor Forensik.
Selain itu, ia juga menempuh pendidikan Post Graduate Training-Course Forensic Medicine pada tahun 2003 dan mengambil jurusan Disaster Victim Identification di Singapura pada tahun 2006.
Karier Sumy di bidang forensik telah membawanya menangani berbagai kasus penting yang membutuhkan keahliannya.
ADVERTISEMENT
Dedikasinya terhadap pekerjaannya terlihat dari berbagai kontribusinya dalam menangani kasus-kasus forensik, terutama yang melibatkan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak-anak.
Rekam Jejak Sumy Hastry Purwanti
Sumy Hastry Purwanti, seorang ahli forensik terkemuka, telah menangani beberapa kasus viral yang mendapat perhatian luas di masyarakat. Berikut adalah beberapa kasus tersebut:
Nama Sumy menjadi viral beberapa tahun belakangan karena perannya dalam mengungkap fakta dari misteri kasus Subang.
Ia vokal dalam menyampaikan temuan-temuannya dan blak-blakan membocorkan identitas pelaku pembunuhan sadis yang menewaskan ibu dan anak, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Kasus Subang terjadi pada 18 Agustus 2021, dan Sumy bertindak sebagai dokter forensik yang mengautopsi jasad mendiang Tuti dan Amalia.
Dalam penyelidikannya, Sumy menemukan dua DNA asing di tempat kejadian perkara (TKP) yang berlokasi di Desa Ciseuti, Jalan Cagak, Kabupaten Subang.
ADVERTISEMENT
Ia dengan tegas menyampaikan bahwa inisial D dan A terkait dengan pelaku pembunuhan tersebut. Tak lama kemudian, polisi menetapkan lima tersangka dalam kasus Subang, dengan dua di antaranya berinisial D dan A, yaitu Danu dan Abi.
Selain itu, Sumy pernah viral karena mengaku didatangi almarhumah Tuti dalam mimpi. Mimpi tersebut membuat Sumy semakin bertekad untuk menyelidiki kasus Subang hingga tuntas.
Selain kasus Subang, Sumy juga menjadi sorotan karena perannya dalam kasus kopi sianida yang menewaskan Mirna Salihin. Kasus ini kembali menjadi perhatian publik saat film dokumenternya viral.
Sumy dengan tegas menyatakan bahwa Mirna meninggal dunia akibat racun sianida yang ditemukan di kopinya. Ia juga yakin bahwa pelaku yang meracuni Mirna adalah Jesica Wongso.
ADVERTISEMENT
Dalam penyelidikan kasus kopi sianida, Sumy bahkan berani menantang pendapat seniornya, dr. Djaja, yang menyatakan bahwa Mirna meninggal bukan karena sianida melainkan akibat maag kronis.
Sumy menjelaskan proses pengawetan jenazah Mirna, alias embalming, di mana dokter biasanya memasukkan cairan embalming sesuai berat badan jenazah, termasuk pada kasus Mirna.
Sumy juga menceritakan proses analisis jenazah Mirna dengan rinci. Ketika menangani kasus kopi sianida, ia bertindak cepat untuk memastikan bukti tidak hilang. Kecepatan dan ketepatannya dalam menangani kasus ini memperlihatkan dedikasinya yang tinggi sebagai seorang dokter forensik.
Dalam kedua kasus ini, Sumy menunjukkan komitmennya untuk mengungkap kebenaran dan memberikan keadilan kepada para korban.
Dedikasinya dalam bidang forensik dan keberaniannya dalam menyampaikan temuan-temuan yang kontroversial menjadikannya salah satu ahli forensik paling dihormati dan diakui di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kasus-kasus yang ditangani oleh Sumy tidak hanya menyita perhatian publik, tetapi juga memperlihatkan pentingnya peran forensik dalam penegakan hukum dan pengungkapan kebenaran.
Prestasi Sumy Hastry Purwanti
Sumy Hastry Purwanti adalah seorang ahli forensik yang kini telah naik jabatan menjadi Brigadir Jenderal Polisi.
Pengumuman kenaikan pangkatnya, bersama dengan 31 perwira tinggi Polri lainnya, disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, berdasarkan surat telegram nomor STR/1768/VI/KEP/2024 dan STR/1686/VI/KEP/2024.
Ia dikenal sebagai Polisi Wanita yang telah banyak memecahkan kasus kriminal. Lulusan Sekolah Perwira (SEPA) Polri tahun 1998, ia memiliki pengalaman luas dalam bidang Kedokteran Kepolisian (Dokpol).
Sumy terus memperdalam ilmunya dengan mengikuti berbagai pelatihan lanjutan seperti Postgraduate Training-Course Forensic Medicine pada tahun 2003, kursus Disaster Victim Identification (DVI) di Singapura tahun 2006, kursus DNA di Malaysia tahun 2007, dan kursus identifikasi luka ledakan di Perth, Australia tahun 2011.
ADVERTISEMENT
Selama kariernya, ia telah menangani berbagai tugas identifikasi korban baik di dalam maupun luar negeri. Berikut merupakan riwayat penugasannya, sebagaimana dikutip dari laman stekom.ac.id:
ADVERTISEMENT
Ia juga dikenal sebagai pendiri layanan Forensik Klinik (Forklin) yang fokus pada mendukung korban kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak-anak, memastikan mereka mendapatkan hak dan keadilan yang layak.
Sumy telah berkontribusi dalam pendidikan melalui penulisan beberapa buku tentang kedokteran forensik yang berfungsi sebagai panduan bagi praktisi dan sumber ilmu bagi mereka yang tertarik mempelajari forensik lebih lanjut.
Dengan pengangkatannya sebagai Tenaga Dokkes Investigasi Kepolisian Utama TK. II di Pusdokkes POLRI, ia terus menunjukkan dedikasi dan komitmen luar biasa dalam bidang forensik, menjadi inspirasi bagi banyak orang, dan menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan komitmen, perempuan dapat mencapai posisi tertinggi dalam profesi yang menantang seperti kedokteran forensik.
Itulah profil Sumy Hastry Purwanti, semoga membantu dan bermanfaat. (KIKI)
ADVERTISEMENT