Mahasiswa MBA ITB Magang Bantu Petani dalam penerapan Teknologi Digital Agro

SBM ITB
School of Business and Management ITB
Konten dari Pengguna
12 Agustus 2021 17:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SBM ITB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa MBA ITB Magang Bantu Petani dalam penerapan Teknologi Digital   Agro
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANDUNG, Management of Technology Labolatory, School of Business and Management (MoT Lab SBM-ITB) mengadakan program magang bekerja sama dengan sebuah startup agro, yaitu BIOPS Agrotekno. Pada kegiatan magang ini, mahasiswa diberi kesempatan berkegiatan dan berinteraksi dengan masyarakat di lapangan.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa juga didorong mengidentifikasi masalah dan mencari solusi di tengah masyarakat. Program magang itu diikuti oleh empat mahasiswa MBA ITB dan berlangsung selama 2 bulan pada Juni hingga Juli 2021. Keempat mahasiswa tersebut yaitu Mohammad Iqbal Ibrahim, Muhammad Nabil Ulwan, Nisaul Hasanah, dan Yoel Iman.
Yoel mengatakan, bersama BIOPS Agrotekno, mahasiswa mengidentifikasi peluang pemanfaatan teknologi pertanian serta pengembangan bisnisnya di Bandung Utara dan Selatan. Teknologi yang digunakan yakni sistem penyiraman tanaman otomatis berbasis IoT yang dapat dikendalikan dengan telefon pintar.
Mahasiswa juga membantu BIOPS dalam memahami karakter petani, jenis tanaman dan sistem pertanian di dua daerah tersebut. Selanjutnya mahasiswa mencoba memahami masalah mereka terkait sistem pengairan dan melihat apakah produk BIOPS memang dapat menjadi solusi.
ADVERTISEMENT
Setelah memahami karakter petani, jenis tanaman, dan sistem pertanian dari kunjungan lapangan, para mahasiswa magang ini merekomendasikan strategi marketing produk BIOPS melalui pemanfaatan media sosial. “Magang ini difokuskan pada sisi marketing dengan mencari dan bertemu pemilik lahan perkebunan di sekitar kota Bandung dengan memanfaatkan media sosial kemudian setelah itu dilakukan kontak, membuat perjanjian untuk bertemu, dan kemudian melakukan olah data”, ungkap Yoel, Kamis (12/8/2021).
sumber: SBM ITB
Yoel menilai, program magang ini menarik karena bisa bertemu banyak orang baru dan juga mendapatkan wawasan seputar sektor pertanian/perkebunan saat ini. Temuan lapangan yang didapatkan mahasiswa disampaikan dalam diskusi dan rapat kemajuan setiap dua pekan. Diskusi ini dipandu oleh Dr.rer.pol. Eko Agus Prasetio dan Dedy Sushandoyo, PhD, sebagai pembimbing akademis. Manajemen dan personil BIOPS sebagai pembimbing lapangan juga terlibat dalam diskusi untuk memantau proses dan hasil magang.
MoT Lab bersama siswa magang MBA ITB, sumber photo: SBM ITB
Eko menuturkam, program magang dimulai dengan pendaftaran oleh mahasiswa ke MoT Lab, kemudian dilakukan pengenalan dan pengarahan magang. Setelah itu, dilakukan kunjungan lapangan yang terdiri atas observasi, wawancara, dan pengenalan produk. Saat magang selesai, mahasiswa diminta membuat laporan magang yang terdiri atas data yang berisikan keberjalanan proses magang dari awal sampai akhir, analisis, dan rekomendasi yang nantinya disampaikan ke ITB dan BIOPS.
ADVERTISEMENT
Utomo Sarjono Putro, Dekan SBM ITB menyebutkan "Program Magang ini sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan pencapaian indikator kinerja utama (IKU ) dalam hal memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapat pengalaman di luar kampus, dengan berbasis proyek kelompok dan metode studi kasus, serta bekerja sama dengan perusahaan startup".*